Rahasia

5K 1.7K 119
                                    

Windy kebingungan kala langkah kakinya berhenti di depan rumah Tama, kakinya kehilangan tenaga secara tiba-tiba.

Baru kemarin Windy kemari dan menjemput Tama bersama Yudha tapi mengapa bangunan berlantai dua itu kini kosong?

"Tama."

Windy memanggil nama Tama berkali-kali di dalam hatinya, mengabaikan air mata di pipinya, Windy tetap menembus pintu rumah Tama, dan sekali lagi disana kosong dan gelap tanpa pencahayaan.

"Tama, apa-apaan ini? Kosong? Tidak mungkin keluarga Tama pindah dalam semalam."

Kepanikan Windy serta energi besar yang di keluarkannya membuat beberapa barang yang di tinggalkan keluarga Tama terbanting hingga gaduh, sedangkan hantu bisu itu masih mengitari lantai pertama dan kedua kediaman Tama namun tetap saja, rumah itu kosong tanpa jejak Tama maupun orang tuanya.

"HHHH TAMA JANGAN TINGGALIN WINDY TAMA...!"

Windy berlari keluar dari rumah Tama, beberapa tetangga Tama yang liat berusaha Windy tanyai.

"Bapak tahu dimana Tama? Keluarga om Hadi dan tante Regina? Tolong beritahu saya."

"Ih, Kok saya merinding ya?"

Windy mendesah lelah, mau bertanya bagaimanapun tetap saja tetangga Tama tidak akan bisa melihat eksistensinya.

Tangisan Windy terdengar amat menyakitkan bagi ia yang mendengarnya, kini Windy berjongkok dan menangis tersendu dihadapan kediaman Tama yang kosong sembari menyembunyikan wajah diantara lutut dan lengannya.

"Kenapa Tama ninggalin Windy? Windy cuma punya 5 hari lagi Tam, Kenapa Tama pergi?"

💠💠💠

"Oh, ya ampun Windy." Yudha memegangi dadanya sendiri saat Windy tiba-tiba muncul di hadapannya.

Namun ada yang aneh dari hantu bisu itu.

'Auranya negatif' Gumam Yudha namun pemuda itu mencoba tetap tenang karena menurut pengalamannya semakin dekat 1000 hari seseorang maka aura negatif akan mendominasinya meski pada awalnya arwah itu beraura positif.

"Kenapa kamu Windy?"

"Mana Tama? Dimana Tama Yudha?'

Brak!

Dalam satu gerakan Windy menjatuhkan sebuah jemuran besi yang ada di sudut ruang tengah Yudha, pemuda itu tersentak sepertinya emosi Windy tidak stabil saat ini.

"Hey, Tenang Wind tenang." Bujuk Yudha.

"Tapi Tama menghilang, Tama ku menghilang Yudha."

"Oke, oke." Yudha hanya bisa menangkap kalau Tama menghilang. Sebab dan musababnya Yudha tidak bisa menerkanya, yang jelas Windy sedang terbawa emosinya sekarang.

"Aku gak akan bantu kamu kalau kamu kayak gini, tenang." Titah Yudha.

Dada Windy naik turun karena emosinya, arwah itu mencoba berpikir jernih dan menemukan jalan positifnya kembali hinggga ia tersungkur ke lantai rumah Yudha.

Energi yang digunakan Windy tidak main-main, sekarang arwah itu hanya bisa terduduk lemah disana.

Yudha yang sudah melihat emosi Windy mereda mendekat pelan, pemuda indigo itu duduk dihadapan Windy.

Seperti seorang sahabat Yudha menepuk-nepuk pundak Windy hingga ia merasa sedikit tenang.

Ah, harusnya Mark harus selalu melakukan ini pada Windy, menepuk-nepuknya.

Namun tunggu, kenapa Yudha bisa menyentuh Windy tapi tidak dengan Mark?

Tiap kali Mark ingin memegang puncak kepala Windy tangan Mark hanya menggantung di udara.

"Kamu kenapa Windy? Tama kenapa? Cerita pelan-pelan." Pinta Yudha.

Dalam waktu sedetik air mata Windy kembali jatuh.

"Tama, Tama pergi Tama ninggalin aku. Tama hilang. Tama hhhhhh."

"Hilang?" Alis Yudha terangkat.

Bagaimana bisa hilang? Bahkan kemarin Yudha mengantarkan Tama pulang tepat pukul 9 malam dan ini masih pukul 8 pagi. 13 Jam lalu Yudha masih bersama Tama lalu apa maksudnya dengan Tama hilang?

"Rumahnya kosong, sepertinya Tama pindah. Tapi kenapa? Aku .. aku bagaimana? Tama satu-satunya alasan ku tidak bisa menyebrang. Waktu ku 5 hari lagi Yudha."

Yudha sekarang mengerti, dengan cepat ia menyambar sebuah hoodie abu-abu di belakang lemarinya.

"Ya udah, kita ke rumah Tama sekarang. Aku bakalan nanya sama tetangga-tetangga mereka. Hem?"

Windy mengangguk menyetujui.

"Tapi Wind," Langkah Yudha terhenti.

"Kemarin Tama memang sedikit aneh pas pulang, dia gak banyak bicara. Beda pas kita bertiga datang." Yudha kembali mengingat-ingat kembali sejak kapan Tama bertingkah aneh seperti itu.

"Ah, Dia kayak gitu setelah ngobrol lama sama Mark di Toilet."

Tinju Windy menguat, entah mengapa pikirannya mengacu pada Mark saat Tama menghilang hari ini.

Feelingnya mengatakan ada sesuatu yang sangat misterius dengan seorang Mark.

"Windy mau kemana? Kamu harus tenang Windy!" Teriak Yudha panik saat Windy menghilang di hadapannya.

Satu hal yang Yudha khawatirkan, Aura gelap kini tengah melingkari Windy.

-To be Continued-

Kok Yudha bisa nyentuh Windy?
Kok Tama hilang?
Selamat menebak-nebak.

(Don't forget to touch the stars below if you like the story 😊 👉🌟)

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang