Chapter 3

487 46 2
                                    

Pintu utama Doug's Inn terbuka dan Popuri mengajak Claire masuk. Semua orang yang ada di Doug's Inn (Doug, Ann, dan Harris) sedikit terkejut dengan kedatangan mereka. Sebab Popuri datang dengan seorang gadis asing yang belum pernah mereka lihat.

"Selamat siang..." sapa Popuri ramah. "Lihat, siapa yang kubawa?"

Doug, Ann dan Harris saling pandang. Mereka jelas tidak tahu. Tapi sepertinya Ann mengingat sesuatu. Ia lalu mendekati mereka.

"Dia pasti cucu kakek Ed yang dibicarakan itu!" Tebak Ann.

"Tepat sekali!" Jawab Popuri.

Mendengar jawaban Ann, Doug dan Harris langsung teringat. Harris bahkan bergegas mendekati mereka untuk berkenalan.

"Iya, benar! Sekarang aku ingat. Ternyata kau cucu kakek Ed yang baru saja datang ke Mineral Town! Perkenalkan, namaku Harris, Polisi Mineral Town," kata Harris sambil mengulurkan tangan pada Claire.

"A.. aku Claire," ucap Claire membalas uluran tangan Harris.

Tapi jabatan tangan mereka langsung ditepis Ann.

"Claire, namaku Ann, anak pemilik Penginapan ini," sambut Ann tak mau ketinggalan. "Dan dia yang ada di balik meja kasir itu ayahku, Doug. Kau bisa kesini kapan saja ketika lapar atau saat membutuhkan tempat untuk tidur."

Claire tersenyum canggung. Ia tak menyangka akan disambut baik disini. Awalnya ia kira penduduk Mineral Town seperti yang ia pikirkan setelah bertemu dengan Gray tadi.

"Lihat 'kan, Claire? Penduduk di sini baik dan ramah. Kau pasti akan betah tinggal disini," tambah Popuri.

"Kau akan tinggal di sini?" Tanya Doug dari meja kasirnya. "Kau pasti akan membutuhkan tempat untuk tidur kan?"

"Ah! Benar, Claire! Tidak mungkin kau akan tidur di rumah kecil kakekmu 'kan? Kalau kau mau, kau bisa menyewa kamar kami," tawar Ann.

"Akh.. s.. sepertinya aku memang harus menyewa kamar," jawab Claire.

Ann dan ayahnya pun langsung tersenyum sumringah. Mereka senang sekali kedatangan pelanggan baru.

"Oh, ya, Claire, katanya kau ingin menelepon seseorang. Di sinilah kau bisa menggunakan telepon," ucap Popuri.

"Kalau kau ingin menggunakan telepon, di sana tempatnya," tunjuk Ann.

Claire pun berjalan ke depan meja kasir tempat telepon yang dimaksud berada.

"Apa aku boleh menggunakannya?" Tanya Claire pada Doug.

"Silahkan, pakai saja, kau tak perlu bertanya," sahut Doug ramah.

Lalu Claire memutar beberapa angka telepon dan menunggu sambungan.

"Halo...," terdengar sebuah suara dari telepon.

"Jack! Ini aku, Claire!" Jawab Claire.

"Claire? Claire, bagaimana kabarmu? Kau sudah sampai di Mineral Town?"

Claire mengangguk meski Jack di seberang sana tak akan tahu. "Ya, aku sudah sampai."

"Lalu bagaimana keadaan kakek?"

"Kau tak perlu khawatir, Jack," jawab Claire sambil memasang wajah agak masam. "Kakek baik-baik saja. Tapi apa kau tahu, kenapa aku disuruh kakek kemari?"

"Bukankah kakek sedang dalam keadaan darurat?"

"Bukan, Jack!" Suara Claire meninggi sehingga Ann dan Popuri memperhatikannya.
"Kakek menyuruhku tinggal di Mineral Town! Kakek ingin aku meninggalkan kota dan pindah ke sini!"

Hening. Tak ada jawaban dari Jack.

"Jack, kau harus ke sini secepatnya!" Suruh Claire.

"Apa? T... tapi..."

"Tak ada tapi-tapian! Kakek ingin kita berdua menggantikannya mengurus pertanian dan peternakannya!"

"Hhh... Claire, masih banyak yang harus aku urus di sini."

"Kau tidak mau kesini?"

"Maksudku, jika aku pindah ke Mineral Town, aku harus menyelesaikan semua urusan disini."

"Baiklah kalau begitu," suara Claire terdengar pasrah.

"Akan aku kabari lagi jika semuanya sudah selesai, ya?"

"Mm-em.." Claire mengangguk.

"Kau harus menjaga kakek dengan benar. Aku pasti menyusulmu."

"Jangan terlalu lama, Jack. Aku tidak bisa sendirian mengurus pekerjaan di sini."

"Baiklah, kau tenang saja. Bye..."

"Bye..." Claire menutup teleponnya dan menghembuskan nafas panjang.
"Terima kasih, Paman Doug," ucapnya.

"Sama-sama," balas Doug dengan wajah yang sedikit prihatin.

Claire duduk bergabung bersama Popuri dan Ann di sudut meja.

"Siapa yang kau telepon tadi, Claire?" tanya Ann.

"Jack, saudara kembarku," sahut Claire.

"Oh, jadi kau punya saudara kembar?"

Claire mengangguk dengan pertanyaan Popuri.

"Sepertinya sedang ada masalah. Kau boleh cerita dengan kami, Claire, jika mau," Popuri menawarkan.

Claire diam, memandangi Popuri dan Ann satu per satu.

"Kami bisa dipercaya," kata Ann menghilangkan keraguan di wajah Claire.

"Aku hanya... hanya masih belum bisa menerima sesuatu yang mendadak seperti ini," jawab Claire.

"Ah, aku tahu, kau pasti belum bisa menyesuaikan diri untuk tinggal di sini," timpal Popuri.

"Itu wajar, Claire. Kau 'kan lahir dan tinggal di kota. Mendadak harus tinggal di desa... pasti sangat berat," sambung Ann.

"Akh, maaf. Maksudku bukannya tidak suka tinggal di sini," Claire segera meminta maaf ketika tahu menyinggung mereka.

"Tidak apa-apa," ucap Popuri sambil tersenyum. "Kami siap membantumu jika kau butuh bantuan."

"Popuri benar. Aku yakin kau akan betah tinggal di sini."

"Terima kasih, Ann, Popuri." Claire bersyukur bertemu seseorang seperti Ann dan Popuri. Tidak seperti laki-laki yang menyebalkan tadi. Mengingatnya saja membuat moodnya jadi buruk.

-To be continued-

She's My Fiancee [fan fiction game harvest moon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang