Chapter 13

308 36 5
                                    

"Kakek... aku bersedia bertunangan dengan Claire! Dan aku ingin pertunangan segera dilakukan!"

Saibara terbelalak. Terkejut? Pasti! Salah makan apa cucunya ini tadi? Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba ia mendengar hal yang sangat mengejutkan!

Lalu tanpa kata Saibara berjalan mendekati Gray yang menatapnya dengan serius. Sebelah tangannya melayang dan menjitak kepala cucu satu-satunya tersebut.

"Aww!" Gray meringis kesakitan. Ia tak menyangka akan mendapatkan jitakan keras dari kakeknya. Apa ia mengatakan hal yang salah? "Apa yang kakek lakukan?" protesnya.

"Bodoh! Yang aku tunggu bukan jawaban darimu! Tapi dari Claire!" cerca kakeknya.

"Apa? Lalu kakek tidak peduli dengan jawabanku?" Heh, bodoh sekali ia harus mengatakan hal tadi pada kakeknya. Seketika itu juga Gray merasa menyesal telah memberitahukan keinginannya pada kakek tua di depannya ini.

"Peduli tidak peduli, aku tahu kau tak akan menolaknya!"

"Hm! Kakek tahu darimana? Jangan sok tahu seperti anak kecil!" umpat Gray.

"Jangan sebut aku kakekmu jika tidak tahu apa kata hatimu!" Saibara tertawa keras setelah mengucapkannya, membuat Gray kesal.

"Apa maksud kakek?"

Saibara menunjuk dadanya tepat di hati. "Ikatan batin! Ha, ha, ha!"

"Ikatan batin?"

"Kau ini cucuku satu-satunya. Darah dagingku. Jangan kau kira diantara kita tidak ada ikatan batin. Aku bahkan tahu apa yang kau pikirkan hanya dengan menatap matamu."

"Kakek semakin tidak masuk akal. Terserah apa yang kakek katakan, yang jelas, aku... ingin bertunangan dengan Claire!"

Kini Saibara menatap cucunya dengan dalam, menyelami keseriusannya. Melihat sifatnya selama ini, ia yakin Gray tidak akan mengecewakannya. Hanya saja Claire belum memberikan jawabannya. Ia pun tidak bisa memaksa gadis itu untuk menerima pertunangan.

***

Beberapa hari ini Claire terlihat lesu. Bahkan di matanya sudah melingkar lingkaran hitam, bukti bahwa ia tak bisa tidur dengan nyenyak.

Jack berdiri di depan bar Doug's Inn dan menghembuskan nafas panjang setelah mengamati Claire yang sedang merebahkan kepalanya di atas meja. Belakangan ini Claire memang cerita jika dia dihantui mimpi buruk yang sama sampai tidak bisa membuatnya tidur.

Di balik bar ada Ann yang juga mengamati Claire di meja paling sudut. Ia tidak tahu masalah apa yang sedang dialaminya, tapi ia merasa kasihan. Kemudian Ann menyodorkan segelas jus anggur pada Jack.

"Jack, berikan ini pada Claire," suruhnya.

Jack menerimanya sambil mengernyitkan kening.

"Aku tidak tahu saudara kembarmu itu kenapa, tapi kuharap segelas jus anggur ini bisa mengembalikan suasana hatinya," lanjut Ann yang seakan tahu kebingungan Jack.

"Em-mm, akan kuberikan ini padanya. Terima kasih, Ann," sahut Jack sambil tersenyum dan kemudian beranjak.

"Ekh, tunggu, Jack!" Ann menahan lengan Jack. "Kau pasti tahu kenapa Claire seperti itu. Apa kau bisa cerita?" Ann tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

Jack memasang wajah polos dan kedua matanya menatap langit-langit seperti mencari jawaban. Lalu ia menatap Ann sambil tersenyum lebar. "Maaf, Ann, sepertinya ini masalah wanita," sambil mengucapkannya, Jack berlalu menuju meja yang ditempati Claire.

"Apa? Lalu kau pikir aku bukan wanita, begitu?" omel Ann yang sedikit tersinggung.

Jack duduk di depan Claire dan menyodorkan gelas berisi jus anggur yang ia bawa.

She's My Fiancee [fan fiction game harvest moon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang