"Claire?" seru sebuah suara dengan nada terkejut.
Gray dan Claire menoleh, mendapati Kai yang muncul dari ambang pintu.
"Kai?" Claire membelalakkan matanya karena tak menyangka akan kedatangan Kai.
Sama seperti Claire, Gray juga tidak menyangka. Namun ia lebih memperlihatkan ekspresi datar daripada tidak suka. Meski ia agak terganggu.
"Waah, kalian sedang makan malam rupanya," Kai mendekati meja mereka. "Boleh aku bergabung?"
"Ekh... silahkan, Kai. Kebetulan kami terlalu banyak memesan makanan. Jadi aku bingung harus bagaimana menghabiskannya," sahut Claire yang merasa tertolong dengan kedatangan Kai.
Gray memejamkan mata, menahan sesuatu yang bergejolak di hatinya. Tidak. Ia hanya ingin makan berdua dengan Claire. Apa gadis itu tidak mengerti?
"Terima kasih. Dengan senang hati aku akan ikut makan, Claire," Kai menarik kursi dan duduk di dekat Gray. Ia melirik sekilas ke arah Gray dan tertawa. "Gray, aku yakin kau tidak bisa menghabiskan ini semua sendirian."
Gray memberikan lirikan tajam pada Kai saat lelaki itu sedang mengambil piring kosong yang tersedia di meja. Ya, karena aku sudah tidak nafsu makan, batinnya.
"Sebelum kau datang, Claire ingin menghabiskan semua makanan ini," Gray memberi jawaban yang berbeda dari hatinya.
Kai mengangkat kepala melihat Claire tak percaya. "Benarkah?"
"Gray...! Jangan mengada-ada!" Claire mendelik. "Bukankah ini semua kau yang memesan? Lalu bagaimana aku yang bisa menghabiskannya?"
"Kau yang menghabiskannya, Claire," Gray keukeuh mempertahankan ucapannya.
Kedua tangan Claire mengepal dan ia menatap sebal kepada Gray. Harus ia apakan laki-laki yang tiba-tiba berubah menyebalkan ini?
"Ini, makan," Gray menyendokkan omelet ke mulut Claire.
Claire terhenyak. Mau tidak mau ia terpaksa mengunyah dan menelan suapan omelet dari Gray karena memang sudah masuk ke mulutnya tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Selesai Claire menelan, Gray kembali menyuapkan omelet ke mulut Claire.
Claire yang tadinya ingin menyuarakan protesnya menjadi pasrah saat omelet itu masuk lagi ke mulutnya. Dan terpaksa ia menerima itu.
Kai yang mengamatinya merasa sedikit cemburu. Melihat Claire yang akrab dengan Gray membuatnya menyadari sesuatu. Ia dan Claire saat ini tidak sedekat itu.
"Gray... sud--" belum selesai Claire mengucapkan kata-katanya, kembali suapan Gray mendarat di dalam mulut Claire. Gray sendiri terlihat sangat menikmati bisa menggodanya.
Claire menelan entah sudah suapan keberapa dari Gray. Ia tampak kesal. "Cukup, Gray! Aku sudah kenyang!"
"Tapi ini masih banyak. Ayo, tambah lagi." Satu sendok nasi dengan potongan jamur sudah siap di depan mulut Claire.
Namun kali ini Claire tidak mau membuka mulutnya.
"Ayolah, Claire. Kau ingin Dewi Panen marah?" Gray mulai mengeluarkan ancamannya lagi.
Claire semakin mengetatkan bibirnya dan satu tangannya mulai menutup mulut. Lalu sebuah tangan lain meraih sendok berisi nasi jamur tersebut dari tangan Gray dan menyuapkannya sendiri ke mulutnya.
"Kai!!" terdengar suara protes dari Gray.
**
Gray menatap tungku di depannya yang menyala. Api berkobar yang memancarkan sinar panas sudah menjadi pemandangan sehari-harinya. Ia bersyukur hari ini sudah bisa bekerja setelah dua hari istirahat. Kakinya pun juga sudah sembuh meski terkadang masih terasa nyeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's My Fiancee [fan fiction game harvest moon]
FanfictionFan fiction dari game harvest moon dengan mengambil tokoh utama Claire dan Gray.