"Claire..."
Sebuah suara mengejutkan Claire dan membuatnya menoleh. Sosok itu, sosok yang seharian ini membuat dadanya sesak kini tengah berdiri diantara gelapnya malam, menatapnya.
"Gray...?"
"Akh, maaf, apa aku mengagetkanmu?" tanya Gray saat melihat wajah kaku Claire karena terkejut akan kedatangannya.
Claire menelan saliva dan menggeleng. Meski sebenarnya ia memang kaget dengan kedatangan Gray yang tiba-tiba. Ia pikir ada hantu, mengingat tempat ini jauh dari pemukiman penduduk.
Gray tersenyum tipis dan berjalan mendekati Claire. "Kenapa kau datang kesini, Claire? Malam-malam begini."
Claire terdiam dan hanya menatap Gray. Haruskah ia jawab dengan jujur bahwa ia kesini untuk menenangkan hatinya sendiri? Hatinya yang semakin sesak gara-gara dirinya.
"Akh, aku kesini... untuk mencari udara," sahutnya kemudian.
Gray menaikkan satu alisnya lalu tertawa.
"Kenapa?" Claire bertanya, heran karena Gray malah tertawa.
"Tch, kau ini memang lucu, Claire. Kalau tidak ada udara, apa manusia bisa hidup?" Ucap Gray berlogika.
Claire menahan emosi. Lagi-lagi Gray menertawakannya. "Itu hanya sebuah ungkapan, Gray!"
Tawa Gray makin tak tertahan saat melihat Claire yang mulai cemberut. Namun ketika ia menyadari sesuatu, tawanya pun lenyap. Ia menatap Claire dan mengamatinya, memberikan tatapan yang hangat. Ternyata memang hanya Claire yang bisa membuat suasana hatinya membaik.
Tanpa sadar tangan kanannya terangkat dan menyentuh puncak kepala gadis itu, ingin membelainya. Akan tetapi tangannya terhenti dan kembali ke posisinya seperti semula. Ia melihat Claire menatapnya dengan tatapan terkejut.
"Akh, maaf," ucapnya sambil menundukkan pandangan. Hampir saja ia hilang kendali.
Sementara itu Claire masih menatap Gray dengan tatapan tak percaya. Kedua pipinya memerah. Ia merutuki lelaki itu dalam hatinya. Sebab tindakan Gray barusan membuat jantungnya berdegup semakin keras. Dan sekarang ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukannya.
"Claire... boleh aku bertanya sesuatu?"
Claire mengangguk. Sungguh, ia tak bisa bersuara karena detak jantungnya yang belum stabil.
"Kau... sudah tidak canggung lagi saat melihatku?"
Canggung?
Dalam hati Claire mendengus. Tidak canggung apanya? Apa Gray tidak tahu jika tindakannya tadi malah membuatnya semakin canggung?
Namun Claire menggeleng. Tentu ia tak ingin lelaki itu tahu apa yang sedang dirasakannya.
"Baguslah kalau begitu." Dalam hati Gray merasakan adanya sedikit kekecewaan. Tapi bukan berarti ia ingin Claire merasa canggung. Ia hanya merasa... kecewa.
Keadaanpun hening dan Claire semakin tak bisa mengendalikan rasa canggungnya. "A-apa... kau sudah... baikan..., Gray?" Claire kembali menelan saliva. Untuk bersuara saja rasanya jadi berat.
Gray teringat dan ia tahu maksud pertanyaan Claire. "Oh... itu... aku baik-baik saja, Claire." Tawa yang terdengar terpaksa keluar dari bibirnya. "Kau pasti tahu kalau semalam aku... mabuk."
Claire menjawabnya dengan anggukan kepala yang pelan. Ingin sekali ia bertanya kenapa Gray mabuk, tapi...
"Kau pasti bertanya-tanya kenapa aku bisa mabuk," tebak Gray.
Claire terhenyak. Ia menatap Gray seakan mengatakan 'bagaimana mungkin?'
Tidak. Apa ia tadi menyuarakan pikirannya? Wajah bingungnya tak bisa ia sembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's My Fiancee [fan fiction game harvest moon]
FanficFan fiction dari game harvest moon dengan mengambil tokoh utama Claire dan Gray.