Claire membuka pintu rumahnya dan langsung disambut sinar matahari pagi yang hangat. Ia menghirup nafas dalam-dalam dan memejamkan mata, mencoba mengumpulkan semangatnya. Kemudian ia membuka mata dan perlahan menghembuskan nafas panjang.
Meski ia masih merasakan kehilangan, namun ia tak boleh sedih berlarut-larut. Ia harus bangkit dan menghidupkan kembali impian kakeknya, yaitu merawat Zephire Farm. Ia sudah bertekad untuk menjalani hidup di Mineral Town dengan baik dan membuat kakek serta kedua orang tuanya yang juga sudah meninggal merasa bangga padanya.
"Akh, Claire? Kau sudah sehat?"
Sebuah suara yang Claire kenal menyapanya. Ia langsung menoleh ke sumber suara dan menemukan Gray yang berjalan mendekatinya dari pintu masuk Zephire Farm.
"Gray?"
Claire terkejut, tiba-tiba saja tangan Gray menyentuh dahinya.
"Sudah tidak apa-apa. Tapi... wajahmu memerah. Kau yakin sudah baikan?" Tanya Gray sambil mengamati wajah Claire.
Claire menahan nafas. Ini terlalu dekat. Ia tak bisa berkata apa-apa karena jantungnya berdegup cepat.
"Claire?"
"Ah, i-iya..," Claire akhirnya tersadar.
"Kau baik-baik saja?" Gray mengulangi pertanyaannya.
"Iya, aku baik-baik saja," jawab Claire dengan suara pelan, lebih tepatnya menggumam.
"Apa? Aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas. Kau yakin tidak apa-apa?"
Kali ini Claire mengangguk dan menjawabnya dengan suara keras, "iya! Aku sudah tidak apa-apa!" Namun Claire langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan saat menyadari suaranya meninggi.
Gray menaikkan satu alisnya. Jawaban Claire terdengar tidak yakin.
"Syukurlah kalau kau sudah baikan. Kau sudah makan pagi?"
Claire menggeleng.
"Astaga, Claire. Kau belum makan pagi dan bilang kau baik-baik saja?"
Claire diam saja tak menjawab. Ia masih sedikit terkejut dengan sikap Gray hari ini.
Gray memperhatikan rumah Claire yang kecil. Ia tak yakin ada makanan di dalam. Dapur saja tidak punya.
"Kau punya alat pancing?"
Claire mengangguk.
"Jangan hanya mengangguk. Jawab dengan kata-kata. Aku tidak suka bahasa isyarat," Gray mulai kehilangan kesabarannya.
"Maaf, aku hanya... sedikit bingung denganmu hari ini. Gray, dari mana kau tahu aku habis demam?"
Claire tidak merasa bodoh karena demamnya kemarin. Tapi ia ingat betul hanya Mary yang tahu jika berdasarkan kesaksian gadis itu. Dan Mary sudah berjanji untuk tidak mengatakan kepada siapapun kalau ia sedang sakit. Ia tak ingin orang-orang di Doug's Inn tahu dan merepotkan mereka.
"Kau tidak ingat?" Gray bertanya.
Claire mengernyitkan kening. "Ingat apa?"
"Kau pingsan dan--"
"Mary memberitahumu?" potong Claire cepat.
"Mary?" kali ini Gray yang bingung. Namun ia cepat-cepat teringat. "Ah, Mary yang merawatmu."
"Iya, dia baik sekali mau merawatku ketika sakit. Aku harus membalas kebaikannya lain kali."
"Mana alat pancingmu? Keluarkan, dan mari kita memancing!" suruh Gray yang tampak tidak tertarik dengan cerita Claire.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's My Fiancee [fan fiction game harvest moon]
FanfictionFan fiction dari game harvest moon dengan mengambil tokoh utama Claire dan Gray.