Claire menatap ke dalam danau, mencari Gray. Apa yang dilakukannya? Apa dia sudah gila? Hati Claire sangat takut. Sorot matanya menyiratkan seluruh kecemasannya.
Namun kedua matanya segera berubah menyiratkan kelegaan ketika Gray muncul dari dalam air. Laki-laki itu segera menepi. Dengan cepat Claire membantu Gray untuk naik ke daratan.
Dan...
"Kau gila, ya?" Rutuk Claire emosi sambil memukul dada Gray. Tangisnya pecah lagi saat tak bisa menahan rasa leganya. Syukurlah Gray tidak apa-apa. "Aku... takut sekali, Gray..." ucap Claire sesenggukan.
Sebelah tangan Gray terangkat dan mengusap pipi basah Claire. Ia menatap penuh kehangatan. Bibirnya terukir senyum tipis, tak menyangka gadis di depannya ini akan menangis karena dirinya.
Claire tersentak saat dirasakannya ibu jari Gray menyapu air mata di pipinya. Hal itu semakin membuat hatinya tak bisa menahan perasaan. Dan tiba-tiba saja tubuhnya tak bisa ia kendalikan. Ia memeluk Gray. Memeluknya dengan rasa syukur.
"Syukurlah kau baik-baik saja..."
Gray membulatkan kedua matanya. Terkejut, tentu saja.
"Claire...?"
Claire tersadar. Ia pun segera melepas pelukannya dan mengalihkan wajah untuk menutupi rona pipinya yang memerah.
Gray meraih tangan kanan Claire dan memberikan kalung berbandul cincin yang ia ambil dari dalam danau tadi.
Claire menerimanya dengan rasa campur aduk. Ia masih tak percaya.
"Kenapa kau menangis?"
Claire hanya bisa menelan saliva mendengar pertanyaan Gray.
"Apa begitu penting? Sehingga kau ingin sekali menceburkan diri ke dalam danau untuk mendapatkannya kembali?"
Claire mengeratkan genggaman tangannya pada kalung tersebut. "Maaf, Gray." Hanya itu yang bisa ia ucapkan.
Gray tak peduli lagi. Ia menarik tubuh Claire ke dalam dekapannya.
"Jujurlah padaku, Claire. Apa kau menyukaiku?"
Claire tak bisa lagi menyembunyikan perasaannya. Ia mengangguk lemah.
Tersungging senyum kecil di bibir Gray. Ia semakin mengeratkan pelukannya. "Dasar lambat. Kenapa kau baru mengatakannya sekarang?"
"Kau tahu alasannya."
"Kau juga sangat bodoh. Sudah berapa kali kubilang, aku hanya menganggap Mary sebagai adikku."
Claire tidak percaya. Ia mendorong tubuh Gray agar pelukannya terlepas. "Mary menyukaimu. Dan aku melihatnya. Kalian berdua..." Claire tak bisa melanjutkan kata-katanya. Hatinya tidak sampai untuk berucap.
Tampaknya Gray tahu. "Kau melihatku ketika kami berdua berbicara di dalam kamar?"
Claire terdiam dan hanya menunduk. Hanya dengan melihatnya Gray tahu apa yang sedang dipikirkannya.
"Memang benar Mary menyukaiku."
Claire mengangkat wajahnya, menatap Gray. Ia ingin tahu kalimat selanjutnya.
"Dia mengaku, jika selama ini dia menyukaiku dan... berharap aku membalasnya. Tapi..." Gray menatap Claire lekat-lekat. "Aku tidak bisa."
Satu kalimat yang membuat hati Claire bergetar. Ia mengerutkan kening seiring rasa penasaran yang semakin menjalar. Kenapa?
"Aku menjelaskannya pada Mary, semua yang aku rasakan. Untungnya... dia mengerti, dan--"
"Kenapa, Gray?" potong Claire.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's My Fiancee [fan fiction game harvest moon]
Fiksi PenggemarFan fiction dari game harvest moon dengan mengambil tokoh utama Claire dan Gray.