Sore kala itu, Kai duduk di atas pasir dengan wajah menghadap lautan. Tak ia pedulikan angin laut yang semula hanya bergerak sepoi-sepoi telah berubah menjadi agak agresif menerpa wajahnya. Kedua lengannya memeluk lutut kakinya yang menekuk. Terlihat pula sudut bibirnya yang lebam, menandakan ia baru saja berkelahi dengan seseorang.
Bahkan saat suara langkah kaki lain yang mendekat ia tampak tak peduli.
Sebuah tangan mungil mengulurkan pouch kecil kepadanya. Kai mengernyit. Siapa orang yang sedang mengganggu ketenangannya ini? Ia pun mendongakkan wajah untuk tahu jawabannya.
"Popuri?"
Popuri, gadis itu tersenyum manis pada Kai. Kemudian tanpa diminta ia duduk di sampingnya.
"Aku membawakan obat oles untuk lukamu itu," ucap Popuri.
Kai nyengir dan tertawa tanpa ekspresi. Meskipun begitu ia tetap mengucapkan terima kasih pada Popuri dan menerima obat tersebut. Sepertinya gadis itu tahu apa yang baru saja terjadi padanya.
Popuri menghela nafas sambil memandang lautan. Ia tahu bagaimana perasaan Kai saat ini.
"Ann bilang, memang begitulah menyelesaikan masalah diantara sesama laki-laki," kata Popuri.
"Maksudmu berkelahi?"
Popuri mengangguk. "Kau tahu, Ann bahkan ingin mengajarkannya pada Cliff agar dia bisa berkelahi," sambungnya sambil tertawa.
Dan Kai pun hanya tertawa kecil. "Aku tidak yakin Cliff mau melakukannya."
"Benar, kan? Aku juga tidak yakin. Dasar Ann, dia memang suka memaksakan kehendak pada orang lain."
Kai tersenyum. Ia tahu Popuri ingin menghiburnya. "Aku sudah menyerah."
Mendengar kalimat tersebut Popuri mengerjapkan matanya melihat Kai. "Kau... menyerah terhadap Claire?"
Kali ini Kai menatap lautan dengan tersenyum lebar. Tampak kelegaan di wajahnya.
"Kau tahu, kupikir selama ini aku benar-benar menyukai Claire sangat dalam. Tapi setelah kejadian ini aku mengerti. Aku hanya mengaguminya saja. Aku menyukainya tanpa ingin membuatnya jadi milikku. Kami berteman sejak kecil dan terpisah untuk beberapa tahun. Aku tinggal berpindah-pindah sehingga tidak punya teman dekat seperti Jack dan Claire. Mungkin karena itulah aku merindukan sosok teman seperti mereka. Dan Claire..." Kai menggantung kalimatnya untuk sekedar membasahi tenggorokannya yang kering. "Claire... dia adalah teman perempuan pertama yang pernah dekat denganku. Jadi... aku terlalu banyak memikirkannya. Saat aku tahu Claire punya seseorang yang lebih dekat dariku, timbul rasa cemburu. Kau tahu, ada perasaan-"
"-tidak rela," potong Popuri dengan melanjutkan kalimat Kai.
Kai menatap Popuri, sedikit terheran karena gadis itu tahu apa yang dirasakannya.
"Aku bisa memahaminya, Kai," Popuri tersenyum. Ia ingin memberi penguatan pada Kai.
Kai masih terpaku menatap Popuri. Sedetik itu, meski hanya sebentar, ia merasakan sesuatu yang aneh menghantam jantungnya. Ia merutuki dirinya sendiri. Kemana saja dirinya selama ini? Kenapa ia tidak bisa melihat...
Tidak! Kai segera menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba saja hatinya bergetar, membuatnya semakin bingung dengan ini semua.
"Kai... kau yakin... soal Claire?" tanya Popuri sekali lagi dengan hati-hati, takut menyinggung Kai.
"Aku yakin sekali, Popuri," sahut Kai yang kembali menoleh ke arah Popuri.
"Darimana kau tahu? Yaa... mungkin saja..."
KAMU SEDANG MEMBACA
She's My Fiancee [fan fiction game harvest moon]
FanfictionFan fiction dari game harvest moon dengan mengambil tokoh utama Claire dan Gray.