Chapter 12

319 38 3
                                    

Pagi ini hujan mengguyur Mineral Town. Meski tak begitu deras namun cukup membuat suhu di kota kecil ini dingin. Hari hujan seperti ini tak banyak penduduk yang keluar dari rumah mereka.

Claire, ia tampak masih bermimpi dalam tidurnya. Namun sepertinya bukan mimpi yang bagus. Terlihat wajah Claire tidak tenang dalam tidurnya. Keringatpun bercucuran meski di luar sedang hujan dan udara dingin. Dengan terengah-engah Claire pun terbangun dari tidurnya dan langsung terduduk. Begitu ia tersadar dari mimpi buruknya, Claire mengusap wajahnya lesu.

"Syukurlah, hanya mimpi buruk," gumamnya lega.

Kemudian ia turun dari ranjang dan langsung menuangkan air putih dari teko ke gelasnya. Claire meminumnya sampai habis tak tersisa. Sepertinya mimpi buruk yang baru ia alami begitu menguras tenaga.

Claire menoleh ke arah jendela dan melihat hujan turun. "Hujan," Claire menyunggingkan senyum. Lalu dengan langkah cepat ia keluar dari rumahnya.

Claire mengangkat tangannya, menengadahkan wajah dan memejamkan mata dengan senyum menghiasi bibirnya. Ia suka sekali dengan hujan. Baunya, suaranya, dan dinginnya air membuat semua masalahnya hilang sejenak.

Dan ketika itulah, Gray datang dengan memakai jas hujan berwarna hitam. Ia terpana melihat Claire sedang berdiri di tengah hujan. Gadis itu seperti menyambut dengan senang titik-titik air yang turun dari atas langit.

DEG, DEG, DEG...

Gray memegang dadanya. Ia merasakan jantungnya berdegup kencang sampai ia bisa mendengar suaranya. Entah perasaan apa, yang jelas akhir-akhir ini ia sering merasakannya. Tepatnya, sejak kedatangan Claire. Ia sendiri tidak bisa mendenifisikan perasaan jenis apa yang ia rasakan ini.

Tak berapa lama ia tersadar dari keterpanaannya. Tiba-tiba pipinya memerah ketika menyadari hal itu. Claire berdiri di tengah hujan masih dengan baju tidurnya yang tipis, dan sekarang terlihat seperti transparan karena basah terkena hujan. Gray juga tersadar tujuan ia kesini untuk memberikan jas hujan pada Claire sesuai permintaan Jack. Tanpa menunggu lagi, Gray yang sejak tadi membawa jas hujan di tangan kanannya segera berjalan ke arah Claire.

Claire kaget, tiba-tiba sebuah jas hujan menutupi tubuhnya dengan asal-asalan. Ia menoleh dan menemukan Gray berdiri di belakangnya.

"Dasar ceroboh! Kau bisa sakit lagi kalau hujan-hujan!" ucap Gray dengan memalingkan wajah tak berani menatap dan sedikit menunduk.

"Gray?" Claire masih dalam keterkejutannya.

"Dan juga..." Gray memejamkan mata dan pipinya semakin memerah. "Jangan hujan-hujan hanya dengan memakai baju tidur."

Claire mengernyitkan kening, bingung. Ia sedikit menunduk dan memperhatikan bajunya.

Astaga! Pekiknya dalam hati. Cepat-cepat ia membenarkan jas hujan tadi agar seluruh tubuhnya tertutup. Sungguh ia sangat malu sekali. Ia tidak sadar bajunya jadi transparan dan hampir memperlihatkan semuanya.

"Ke-kenapa kau kesini?" tanya Claire dengan nada kikuk.

"Maaf, aku hanya disuruh Jack untuk mengantarkan jas hujan," sahut Gray yang sudah membuka matanya dan menatap Claire seperti biasa.

"Kenapa bukan Jack sendiri yang kesini?" nada suaranya terdengar agak kesal.

"Dia sedang sakit perut. Seluruh penghuni Doug's Inn juga. Mungkin gara-gara makanan semalam."

"Sakit perut? Semuanya? Dan kau tidak?" Claire menatap curiga.

"Karena tadi malam aku keluar bersamamu, kan? Jadi aku tidak ikut makan malam bersama mereka."

She's My Fiancee [fan fiction game harvest moon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang