Pintu Blacksmith tiba-tiba terbuka dan Claire masuk dengan terengah-engah membuat Gray dan Saibara terkejut. Kedua pipinya sudah basah dengan air mata.
"Claire? Ada apa?" tanya Gray yang ikut cemas.
"Gray..., Saibara..., tolong kakek," pinta Claire dengan sesenggukan.
Kalimat itu, satu kalimat pendek yang membuat Gray hampir tak bisa berkata-kata, apalagi Saibara. Jantungnya hampir berhenti berdetak. Satu kalimat permintaan tolong dari Claire yang menandakan ada hal buruk terjadi pada Ed.
Pagi itu, setelah Claire selesai menyirami semua tanaman di kebun, ia berniat untuk membantu kakeknya di kandang ayam yang sedang memberi makan ayam-ayamnya. Namun alangkah terkejutnya ia saat melihat kakeknya sudah tergeletak di lantai tak sadarkan diri. Panik, Claire langsung berlari ke Blacksmith, mengingat tempat itu adalah rumah penduduk paling dekat dengan lokasi kebunnya.
Setelah Claire meminta tolong pada Gray dan Saibara, mereka segera membawa kakek Claire ke Klinik Mineral Town. Dokter Trent pun dengan cepat melakukan tindakan. Claire, Gray dan Saibara menunggu dengan cemas di ruang tunggu.
Gray melirik ke arah Claire yang sejak tadi menangis sesenggukan. Ingin sekali ia menenangkan gadis itu. Melihatnya menangis membuat hatinya tidak tenang.
Gray berjalan mendekati Claire dan duduk di sampingnya. "Tenanglah, Claire, kakekmu pasti akan baik-baik saja," ucapnya, tangannya memegang pundak Claire berusaha menenangkan.
Claire tak bisa bersuara. Seluruh tubuhnya gemetar. Ia takut sekali terjadi apa-apa dengan kakeknya. Hanya kakek dan saudara kembarnya yang ia punya setelah kedua orang tuanya meninggal. Dan ia tak ingin kehilangan salah satu dari mereka. Tak ingin lagi.
Lama mereka menunggu, sampai-sampai Saibara berjalan mondar-mandir di depan ruang rawat. Ia tak sabar lagi ingin tahu bagaimana kondisi sahabatnya. Maka ia nekat masuk ke dalam ruang rawat.
"Kakek!" panggil Gray, namun tak dihiraukan Saibara. Gray tahu semua orang di sini pasti harap-harap cemas.
"Bagaimana ini?"
Terdengar suara serak Claire. Gray menoleh ke arahnya. Sejak tadi Claire hanya diam, dan ini adalah kalimat pertama yang diucapkannya selama duduk di ruang tunggu.
"Aku takut, Gray." Kali ini Claire menatap Gray dengan mata yang masih basah.
Reflek tangan kanan Gray menghapus air mata itu. "Kamu harus percaya, Claire, bahwa kakekmu akan baik-baik saja."
Lalu Dokter Trent keluar dari ruang rawat, membuat mereka terkejut dan segera menghampirinya, ingin tahu bagaimana kondisi kakek Claire.
Belum sempat Claire dan Gray bertanya, Dokter Trent lebih dahulu menggeleng dan menundukkan kepala, raut wajahnya dipenuhi dengan penyesalan.
DEG!
Claire tak bisa berpikir, kedua kakinya rasanya tak bisa berpijak. Ia hampir saja limbung jika Gray tak segera menangkap tubuhnya. Dan sedetik itu juga Claire tak bisa menahan tangis. Kakeknya sudah meninggal, kenyataan yang harus ia terima.
+++
Di pagi yang mendung hari itu kakek Claire dimakamkan di dekat gereja Mineral Town. Semua berduka cita atas meninggalnya salah satu warga mereka.
Selama hidupnya kakek Claire telah banyak berjasa dalam memenuhi kebutuhan sehari-sehari mereka dengan mengelola perkebunan dan peternakan yang diberi nama 'Zephire'-diambil dari nama keluarga. Namun sudah satu tahun ini perkebunan dan peternakan Zephire tersebut tidak banyak menghasilkan karena memang kondisi kakek Claire yang sudah tua. Jadi sepeninggal pemilik Zephire para warga berharap Claire bisa menghidupkan kembali usaha kakeknya. Kehidupan mereka pun juga bergantung pada hasil perkebunan dan peternakannya.
Satu persatu warga yang menghadiri pemakaman mulai pergi setelah kakek Claire dikebumikan. Tak lupa mereka memberi ucapan duka cita dan penguatan untuk Claire.
Setelah semua warga kembali ke rumah masing-masing untuk melanjutkan aktivitasnya, Claire mulai meninggalkan makam. Namun tanpa ia sadari sejak tadi Gray masih ada di sana, tidak ingin meninggalkannya sendiri. Claire berjalan lunglai menuju ke perkebunannya dan Gray mengikuti dari belakang.
Langkah Claire terasa berat. Apalagi ketika ia memasuki halaman depan Zephire. Matanya memandang ke seluruh kebun dengan nanar. Kemarin pagi ia masih bisa menyapa kakeknya, tapi sekarang ia tidak bisa melakukannya lagi. Dadanya sesak. Ia sangat kehilangan kakeknya. Ketika matanya mulai panas karena genangan air mata, kakinya tak sanggup lagi untuk berdiri. Pandangan matanya pun mulai kabur. Dan sedetik itu pula ia jatuh pingsan.
♤♤♤
Claire membuka matanya. Samar-samar ia melihat wajah seorang perempuan.
"Claire?"
Terdengar suara perempuan tersebut memanggil namanya.
"Claire, kau sudah sadar?"
Claire sedikit membelalakkan mata setelah pandangannya mulai jelas.
"Mary?"
Mary tersenyum lega. "Bagaimana keadaanmu, Claire? Apa kau masih pusing?"
Claire menggeleng pelan. "Mary, bagaimana bisa...?" ia tampak bingung.
"Kau pingsan, Claire. Aku... menemukanmu di halaman depan Zephire," jelas Mary dengan senyum sedikit dipaksakan.
"Oh... terima kasih, Mary."
"Sepertinya kau masih lemah, Claire. Aku tadi juga sempat memanggil Dokter Trent. Dan dia bilang kau butuh istirahat beberapa hari."
Claire berusaha bangun dan duduk di tempat tidurnya, bersandar pada kepala ranjang.
"Kalau kau butuh bantuan, panggil saja aku, Claire."
"Sekali lagi terima kasih, Mary. Maaf, merepotkanmu."
"Sama-sama, Claire. Kalau begitu aku pulang dulu. Oh, ya, jangan lupa makan. Aku sudah menyiapkan makanan untukmu di meja. Sampai jumpa, Claire."
Setelah Mary berpamitan dan keluar dari rumahnya, Claire hanya bisa menatap makanan di atas mejanya dengan tatapan tidak selera. Ya, ia merasa tidak lapar sama sekali. Melihat makanan saja rasanya ingin muntah. Tapi ia bersyukur mempunyai teman yang baik dan peduli seperti Mary. Ia harus membalas kebaikannya suatu hari nanti.
-To Be Continued-
Halo para readers 😊
Maaf jika bagian ini masih jauh dari cerita inti ya 🙇
Bagian ini sudah mengalami revisi ya readers, jadi jika ada masukan very welcome banget 😊Untuk next chapter mungkin masih agak lama
Please Vote and Comment yaa..
Thanks_
KAMU SEDANG MEMBACA
She's My Fiancee [fan fiction game harvest moon]
FanfictionFan fiction dari game harvest moon dengan mengambil tokoh utama Claire dan Gray.