Migel tahu yang dilakukannya salah sejak awal. Tidak seharusnya Migel membiarkan Manda masuk kembali kehidupnya sementara ia masih belum bisa melepaskan Livesey. Migel sudah mempersilahkan Manda pergi dengan setengah hati. Ia memilih Livesey, karena Migel sadar tidak akan pantas untuk perempuan itu. Usahanya gagal ketika Manda memilih bertahan, Migel tidak menolak. Memang dirinya tidak ingin melepaskan Manda. Lebih tepatnya, Migel tidak bisa melepaskan keduanya.
Brengsek? Iya. Migel sudah mengatakannya pada Manda. Jika Manda adalah lampu yang menerangi jalannya, maka Livesey adalah tiangnya. Tiang yang membantu Migel berjalan kembali saat terjatuh, Livesey selalu menjadi tongkatnya. Biarkan seperti ini dulu. Migel akan memutuskan siapa yang harus ia lepas dan siapa yang seharusnya ia pertahankan.
Migel membuka helm miliknya. Menyisir rambutnya dengan jemari tangan sementara kakinya mulai menelusuri koridor. Tangannya menenteng sebuah tas berbahan kertas berwarna coklat yang lumayan besar. Kakinya berhenti depan pintu warna biru. Tangannya terangkat ke udara untuk mengetuk, gagal ketika pintu tersebut terbuka terlebih dahulu.
Migel tidak bergeming, meremas tali tas ditangan kirinya. Sementara tangan kanan yang masih melayang di udara turun dengan perlahan.
"Ngapain lo disini?" Keduanya kaget. Lelaki dihadapan Migel melipat tangan di dada, menyandarkan tubuhnya ke pintu. Menatap Migel dengan seribu pertanyaan.
"Ngapain lo disini?" Migel memutar balik pertanyaannya.
"Seperti yang biasa lo lakuin." Nande menggelengkan kepalanya dan tertawa mengejek, sebelum ekspresinya dengan cepat berubah menjadi serius. "Masih main sama Livesey? Lo main di belakang Manda?!" Tiba-tiba saja Nande tersulut emosi.
"Bukan urusan lo."
"Urusan gue." Nande menatap tajam. Ia berdiri dengan kedua tangan terangkat ke atas disisi pintu kanan-kiri, membuat otot lengannya tercetak sempurna karena Nande hanya mengenakan boxer saja. "Sampai lo sakitin Manda, Habis lo sama gue." Ancam Nande.
Migel membuang pandangannya dengan kedua alis menyatu, ia membasahi bibirnya sebentar sebelum membalas tatapan Nande. "Kenapa? Lo suka sama dia?"
"Iya, gue suka dan gue lagi atur strategi buat ambil milik gue." Migel mengepalkan kedua tangannya. "Dilihat dari gelagat lo, Manda nggak tau kalau lo main sama Livesey." Nande menurunkan kedua tangannya, ia tersenyum. Senyuman bahagia. Berbeda dengan beberapa detik yang lalu. Lelaki itu handal dalam mengelabui lawannya dengan ekspresi wajah. "Dan juga, Luna. Cewek itu nggak tau kalau cowoknya habis pulang liburan romantis berdua sama Livesey."
Melihat Migel tidak bergeming. Nande terbahak, ia senang bukan main saat mengetahui dua sahabat itu suka pada satu wanita yang sama.
"Sory, gue berlebihan." Nande menoleh sebentar ke belakang, air yang mengalir dari kamar mandi masih terdengar, menandakan orang dalam sana belum selesai. Nande kembali menatap Migel. "Romeo lebih bajingan ternyata. Gue baru tau. Dia dapatin Luna, tebar janji manis, sok setia, tapi dia lakuin hal yang lebih manis dan mewah ke Livesey. Gue bingung, sebenernya yang di cintai Romeo itu, Luna apa Livesey?"
Nande tersenyum miring sementara Migel semakin menajamkan tatapannya.
flasback
"Apa?! Romeo?" Nande menghentikan gerakkannya sejenak. Livesey mengangguk. "Dia ngelakuin semua itu buat lo?"
"Gue bingung. Luna temen gue, dia baik banget. Gue serbah salah. Gue juga bisa tersanjung diperlakukan manis dan special. Bukan satu kali, sering. Kejutan yang dia kasih selalu bikin gue terpesona. Termasuk liburan beberapa hari yang lalu, Romeo bawa gue liburan di pulau pribadinya." Nande menarik tangan Livesey sehingga saling berhadapan, saling bertaut bibir sebentar. "Romeo cowok impian gue," Livesey mengeratkan pelukannya di leher Nande, menarik rambut cowok itu dengan kedua mata terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch Her!! [SUDAH ADA VER. EBOOK]
Romance#29 in Romance [05 Desember 2017] #43 in Romance [04 Desember 2017] #55 in Romance [22 November 2017] [BEBERAPA PART DI PRIVAT. HARUS FOLLOW DULU, THANKS] "JANGAN SENTUH DIA, BANGSAT!!!?" -Miguel Triosmidreas- "MIGEL JANGAN!" -Allamanda Cassiopeia- ...