BAB 10. I Got You

35.3K 2.9K 83
                                    

Ruangan yang tadinya sangat sunyi kini mulai ramai. Kursi-kursi kosong sudah banyak terisi. Berbincang seputar gosip terkini hingga materi pembelajaran. Ajang pamer kekuasaan hingga tas branded keluaran terbaru. Jurusan Managemen rata-rata anak seorang pengusaha. Dari keluarga terpandang dan sudah pasti akan menjadi penerus perusahaan. Kecuali Manda yang hanya seorang anak petani yang berpenghasilan lima ratus ribu setiap bulan.

Manda tidak mider sama sekali. Ia bangga dengan kemampuannya. Tidak sedikit yang membencinya karena merusak citra kampus yang terkenal tajir dan elegan. Mereka selalu memandang seakan ingin menelanjanginya. Awalnya tidak terbiasa dengan semua obrolan yang menyindir dirinya.

Sebutan wanita malam, jalang dan tidak punya malu selalu ia dengar. Apalagi jika bukan karena Migel. Tingkat kebencian mereka bertambah saat perempuan bernama Luna mengatakan akan melenyapkan siapapun yang berani mengganggu Manda.

Aluna ditakuti karena sifatnya yang tegas, berani, pintar, cantik dan baik hati. Bonusnya, ia adalah kekasih Romeo yang terkenal mempunyai perusahaan raksasa di Indonesia dan juga ia dekat dengan Migel, anak Wali Kota. Keluarga Romeo disanjung akan kebaikan hatinya. Meskipun keluarganya masuk dalam lima besar orang paling kaya di Indonesia. Kehidupan Romeo selalu sederhana sejak kecil. Ia tidak bisa meminta apapun tanpa hasil kerja keras sendiri. Maka dari itu Romeo begitu kampungan jika melihat sesuatu yang mewah. Migel yang mengatakannya.

Siapa yang tidak mengenal Luna dan Romeo? Mereka dikenal sebagai couple goals. banyak yang mengidolakan ataupun foto mereka yang menjadi wallpaper handphone fansnya. Sedangkan Manda hanya perempuan biasa yang masuk dikehidupan orang-orang itu.

Mata pelajaran sudah berakhir setengah jam yang lalu. Manda sengaja duduk di kelas lebih lama selagi menunggu waktu. Ia tidak akan pulang ke kos melainkan langsung ke kafe untuk bekerja. Migel tidak pernah lagi menjemputnya ke kampus, kecuali mejemput Manda pulang bekerja. Manda senang akhirnya Migel kuliah lagi.

Manda menggunakan tasnya. Ia melirik seorang lelaki yang sedang tidur dengan tangan terlipat ke meja. Lelaki yang tidak ia ketahui nama dan wajahnya itu sudah seperti itu sejak Manda masuk ke kelas. Ia tidak berani membangunkan, lagi pula sepertinya bukan anak jurusan yang sama dengannya.

"Akh!" Tubuh Manda yang sudah berhasil berdiri terdorong ke belakang sehingga pantatnya terhempas ke kursi.

"Mau kemana lo?"

Manda mendongak. Menatap lima orang perempuan menghadangnya. "Ada apa, ya?" Manda tidak mengenal semuanya. Perasaan, ia tidak pernah mempunyai masalah.

"Ada apa? masih berani, lo? Gue nggak perduli lo dekat dengan Migel. Tapi gue nggak suka lo deketin Brayn, jalang. Kurang asupan lo?!"

"Brayn?" Tunggu dulu. "Aku nggak ada ap-" Satu tamparan berhasil mendarat dipipinya. Manda mengerjap tidak percaya.

"Kemarin lo di jemput sama dia kan? Masih ngeles aja lo!"

Manda berani bersumpah ia tidak ada hubungan dengan Brayn. Kemarin ia memang pulang dengan lelaki itu. Itupun Migel yang memintanya. Migel ada kuliah malam dan tidak bisa menjemputnya, tidak ingin Manda pulang sendirian, Migel meminta Brayn untuk menjemputnya. Hanya itu.

"Nggak bisa jawab kan lo!?"

Manda menggeleng kuat. Bukan tidak bisa menjawab. Tubuhnya gemetar akibat kekerasan yang ia terima. Bulir bening itu sudah menghiasi kedua matanya.

"Jalang lo!"

Manda menutup kedua matanya. Ia berputar memunggunggi dengan tangan yang membuat perisai menutupi wajahnya, tubuhnya gemetar hebat. Air matanya jatuh, nafasnya menjadi cepat. Beberapa detik, Manda tidak merasakan tangan itu menyentuh tubuhnya. Manda terkulai lemas bila saja tidak ada sesuatu didekatnya untuk menahan tubuhnya, ia sudah jatuh ke lantai.

Don't Touch Her!!  [SUDAH ADA VER. EBOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang