5. Usaha Seokmin

3.3K 593 52
                                    

"Maaf, tapi kau siapa?" Suara kecil Jisoo menggema bagi Seokmin. Seakan suara itu dapat berulang-ulang di udara. Matanya mengerjap tidak percaya. Ah, rupanya Senin telah tiba.

Entah mengapa, mata Seokmin malah berair. Dia langsung mengusap lehernya begitu Jisoo menatapnya canggung. Sedih juga rasanya dilupakan.

"A-aku Lee Seokmin."

Manik mata Jisoo berotasi pelan. Jantungnya langsung berdegup kencang begitu mendengar nama laki-laki berhidung bangir itu. Dia tidak mengenal laki-laki di depannya sama sekali. Dia masih diam sambil menatapnya dan enggan bergerak dari tempatnya.

"Lee Seokmin?" ulangnya.

Seokmin menelan salivanya. Berharap Jisoo akan mengingat dirinya karena dia sudah memperkenalkan dirinya. Mengingat semua hal dalam seminggu ini yang sudah mereka lewatkan meskipun Seokmin harus sedikit menderita.

"Maaf, tapi aku tidak tahu siapa Lee Seokmin."

Oh, Tuhan, Seokmin begitu gemas dengan mata kucingnya! Bibir Jisoo mengerucut dan Seokmin benar-benar gemas melihatnya. Dia bahkan melupakan perasaan sakitnya begitu melihat wajah gemas Jisoo.

Laki-laki Amerika itu benar-benar mempesona. Seokmin jadi gila sendiri rasanya. Memikirkan banyak ekspetasi yang Jisoo sendiri tidak akan pernah tahu.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" celotehan Jisoo membuat Seokmin tersadar dari fantasinya.

Seokmin jadi kikuk sendiri. "T-tidak. K-kau terlalu mempesona."

Jisoo mengangguk. "Ah, benarkah?"

Keduanya langsung terdiam. Keheningan selama beberapa menit membuat batin Seokmin ribut sendiri. Ingin rasanya dia melompat karena terlalu gemas dengan kondisi wajah Jisoo yang terlalu menggemaskan.

Seokmin membungkukkan badannya sembilan puluh derajat. Mengulangi kejadian di ruang olahraga seminggu yang lalu dengan niat yang sama, mengajak Jisoo untuk saling mengenal.

"A-aku Lee Seokmin. A-ayo, kita berteman!"

-One Week Memories-

Seokmin kini mengekori Jisoo menuju atap sekolah. Dia bahkan menawarkan bantuan dengan membawa tas bekal Jisoo. Laki-laki itu tentu saja senang. Ajakan makan siang bersama langsung diterima Jisoo begitu mereka tidak sengaja berpapasan di tangga.

Padahal, Seokmin sengaja menunggunya dan memanfaatkan waktu yang tepat untuk berbicara dengan Jisoo.

Ada beberapa perbedaan dalam diri Jisoo begitu dia dengan mudah menerima Seokmin untuk menjadi temannya. Tidak, Jisoo hanya merasa jika sepertinya dia sedikit mengenal siapa itu Seokmin. Walaupun dia tidak ingat sama sekali.

"Kau pernah kesini, Seokmin?" tanya Jisoo sambil menutup pintu atap. Dia masih mengingat betul larangan pamannya yang melarangnya membawa siswa lain ke atap. Namun, dia percaya Seokmin akan senang jika melihat pemandangan dari atap sekolah.

Tidak salah bukan jika itu tidak akan membahayakan Seokmin?

Seokmin menyerahkan tas bekal Jisoo dan mereka langsung duduk bersebelahan.

"Ya, aku kemari seminggu yang lalu. Bersamamu."

Jisoo langsung menoleh ke arah Seokmin. "Ah, benarkah? Aku dan kamu makan siang disini? Kita berdua?"

Seokmin mengangguk mantap. "Ya, kita berdua. Tidak ada yang lain."

Pipi Jisoo merona seketika. Dia langsung kikuk dan buru-buru mengambil kotak bekalnya. Jisoo mengumpat di dalam hatinya. Sial, kenapa dia memikirkan ucapan Seokmin tadi?

One Week Memories | Seoksoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang