25. Kencan Bersama Seokmin?

2.5K 457 93
                                    

"Kau tidak sadar kalau dia sudah tidak mencintaimu?"

Mingyu mendengus. Dia menutup rapat-rapat telinganya ketika mendengar ucapan Hansol barusan. Hansol hanya mengatakan hal yang sejujurnya. Apa dia salah?

Sekarang, Jisoo lebih dekat dengan Seokmin. Bahkan bisa dibilang, ia yang mendekati seorang Lee Seokmin yang dulu jelas-jelas sudah melakukan tindakan yang tidak menyenangkan padanya. Jisoo sadar atau tidak, sih?

Hansol menghela napas sejenak. Mencoba kembali meyakinkan Mingyu bahwa ia mungkin sudah melakukan hal yang sia-sia. Dia menepuk-nepuk pundak bidang Mingyu.

"Percuma kalau kau masih mencintainya, tetapi dia tidak ikut merasakan apa yang kau rasakan."

Mingyu menundukkan kepalanya. Kembali mencerna kata-kata Hansol dengan baik. "Lalu, aku harus apa?"

"Memutuskan hubunganmu dengannya."

"Aku tidak mau."

"Atau kau akan memilih tetap bahagia bersamanya namun dia tidak bahagia bersamamu?" Hansol melipat tangannya di depan dada. "Jisoo sudah banyak mendapatkan penderitaan saat ini."

Mingyu menggeleng. "Tapi, aku tidak memberikan penderitaan padanya saat ini. Dan juga-"

"Dengan kau menjauhkan Jisoo dari Seokmin, itu adalah penderitaan untuknya," ungkap Hansol. "Meskipun ia masih tidak sadar siapa itu Seokmin, namun hanya Seokmin-lah yang ada di pikirannya."

Mingyu kembali tidak mengacuhkan ucapan Hansol. Dia bangkit dari duduknya dan mencoba pergi untuk merenungi semuanya. Dia butuh waktu sendirian. Sendiri untuk memikirkan tentang hubungannya dengan Jisoo.

Mingyu pun sadar, Jisoo sudah tidak mempedulikannya. Jisoo bahkan lebih fokus menulis buku hariannya dengan Seokmin saat melakukan panggilan video dengannya. Bahkan, menulis buku harian pemberiannya itu bersama Seokmin. Dan yang terakhir, Jisoo meninggalkan makan siang bersamanya hanya untuk mencari Seokmin.

Apa Mingyu tidak perlu waktu bersama Jisoo tanpa gangguan Seokmin?

"Ajak dia kencan sore ini! Putuskan hubungan kalian. Itu akan membuatmu lebih baik." Hansol tetap mempertahankan duduknya. "Habiskan waktu kalian dengan baik sore ini!"

Mingyu hanya menggigit bibirnya.

-One Week Memories-

"Seokmin, dengarkan aku!"

Seokmin menutup pintu lokernya dengan keras, seolah tidak ingin mendengarkan ucapan Seungkwan yang berada di belakangnya sambil mengucapkan hal yang aneh-aneh. Seungkwan sedari tadi hanya mengatakan kalau Seokmin harus menculik Jisoo.

Ketika Seokmin menanyakan kenapa, Seungkwan tidak menjawabnya dengan jujur. Membuat Seokmin ragu dan akhirnya memutuskan untuk mengabaikan laki-laki tembam itu.

"Mingyu sedang mengajaknya pergi, kau tidak lihat?" Kini, Seungkwan menolehkan kepala Seokmin dengan tangannya agar menghadap keluar. Disana sudah ada Mingyu dan Jisoo yang bergandengan tangan sambil menuju gerbang sekolah.

Seokmin menghempaskan tangan Seungkwan. "Lalu? Biarkan mereka bersama. Toh, mereka adalah sepasang kekasih. Apa peduliku?"

Seungkwan langsung menginjak kaki Seokmin. Laki-laki bangir ini benar-benar tidak mengerti apa maksudnya.

"Lihat raut wajah Jisoo, Seok! Dia bahkan acuh tak acuh saat Mingyu mengajaknya bicara. Kau tahu maksudnya, kan?" Seungkwan menaikkan kedua alisnya. Namun, Seokmin masih tidak menyadari apa maksud Seungkwan yang sebenarnya.

Seungkwan sontak menarik tangan laki-laki bangir itu keluar agar Seokmin bisa melihatnya dengan lebih jelas. Memang benar, bahkan Jisoo tampak mengabaikan ucapan Mingyu yang menunjukkan antusiasnya kali ini.

One Week Memories | Seoksoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang