17. Tentang Jisoo

2.4K 500 35
                                    

"Maaf, namaku Hong Jisoo. Bukan Joshua."

Jisoo memberikan mata sinisnya kepada Hansol. Sedikit tersinggung dengan ucapan Hansol yang sudah berani mengajaknya berbicara bahkan sekarang laki-laki bule itu malah menatap tajam matanya.

Aura dingin menyelimuti keduanya. Dada Jisoo tercekat. Bayang-bayang di otaknya mulai muncul begitu Hansol tersenyum kecil. Atau lebih mendekati senyuman kebencian. Jisoo memijit keningnya.

"Kau tidak ingat aku, Shua?"

Jisoo ingin meledak, tentu saja. Suara mereka terdengar kecil sehingga tidak ada satu orang pun yang mendengarnya, kecuali Seokmin. Mata kucingnya membulat marah, sambil sesekali masih memijit keningnya.

Si laki-laki bangir malah menatap Hansol dengan tatapan dalam. Kemudian, dia memalingkan wajahnya dan berusaha menenangkan Jisoo.

"Soo-ya, sudahlah."

Hansol mengarahkan pandangannya ke arah Seokmin. Terkejut. Itu yang pertama kali Hansol rasakan saat melihat Seokmin di sebelah Jisoo. Sudut bibirnya terangkat sekilas. Menatap Seokmin dengan tatapan yang sulit diartikan dan bergumam kecil.

"Menarik."

-One Week Memories-

"Jisoo, tunggu!" Seokmin mulai mengejar Jisoo yang sekarang mulai berlari menjauhinya. Entah, Seokmin juga sedikit tidak mengerti. Padahal, laki-laki bangir itu hanya ingin mengajaknya untuk makan siang bersama.

"Lee Seokmin."

Seokmin menghentikan larinya ketika ada yang memanggil namanya. "Oh, Kepala Sekolah!"

Seokmin segera menghampiri pria paruh baya itu. Membungkukan badan memberi hormat, kemudian tersenyum lebar. Dia sedikit terkejut, kenapa Kepala Sekolah kini memanggilnya dan sekarang ia malah meninggalkan tamunya dan mendekat ke arah Seokmin.

"Ada yang ingin aku bicarakan padamu. Bisa ikut ke ruanganku sebentar?"

-One Week Memories-

Seokmin meneguk salivanya kasar. Dia sedikit gugup ketika memasuki ruangan dingin ini. Suasana tegang sedang ia rasakan ketika Kepala Sekolah mulai duduk di kursinya. Mempersilakan Seokmin duduk di kursi yang ada di hadapannya.

Seokmin sibuk berpikir. Apa hal yang sudah diperbuatnya sehingga ia langsung dipanggil ke ruangan Kepala Sekolah. Seokmin merasa takut, tentu saja.

Manik mata hitamnya terlihat khawatir begitu Kepala Sekolah mulai menatap wajahnya tanpa ekspresi. Pria paruh baya itu terkekeh melihat wajah tegang Seokmin.

"Santai saja, kau sama sekali tidak melakukan hal yang salah. Aku hanya ingin mengobrol santai denganmu."

Namun, bulir-bulir keringat Seokmin masih turun dengan deras.

"Kau ingat Jeon Wonwoo?" tanya Kepala Sekolah.

Seokmin sedikit mengingat-ingat nama tersebut. Matanya membulat. "Ah, Jeon Wonwoo. Sepupu dari Jisoo?"

Kepala Sekolah mengangguk. "Ya, dia anakku. Jisoo adalah keponakanku."

Seokmin terkejut. Karena sebelumnya, dia sama sekali tidak mengetahui jika Jisoo adalah keponakan dari Kepala Sekolah. Kemudian, wajahnya menunjukkan sedikit pertanyaan tentang apa maksud dari perkataan Kepala Sekolah padanya.

"Aku dengar dari Jisoo, kalau Wonwoo memukulimu, ya?" Seokmin hanya mengangguk mengiyakan.

Kepala Sekolah mulai mengetuk meja kaca di depannya dengan jari-jarinya. Suaranya yang beraturan semakin membuat Seokmin menegang. Duduk berdua dengan Kepala Sekolah dalam peristiwa seperti ini membuatnya gugup setengah mati.

One Week Memories | Seoksoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang