15. Seungkwan, Lalu Chan?

2.7K 521 82
                                    

Seokmin menggigit bibirnya. Dia menatap Jisoo yang terbaring tidak sadarkan diri di atas ranjang Unit Kesehatan di sekolahnya. Jisoo yang jatuh pingsan langsung dibawa oleh Seokmin ke Unit Kesehatan. Dengan berlarian sambil menggendong tubuh Jisoo dengan wajah panik.

Entah apa yang membuat Jisoo pingsan seperti ini. Apa karena Seungkwan mengetahui rahasianya selama ini?

Sedangkan si tersangka utamanya hanya memasang wajah panik sekaligus khawatir. Dia beranggapan, bahwa Jisoo pasti pingsan gara-gara ucapannya. Jisoo pasti syok karena dia mengetahui rahasia besar Jisoo. Dan Seungkwan hanya memanjatkan doa agar Jisoo segera sadar.

Seokmin pun sama. Dia terus menerus berdoa sambil menggenggam erat tangan Jisoo yang sedari tadi tidak ia lepaskan sama sekali. Seolah ingin menyalurkan energinya agar Jisoo cepat pulih dan sadar dari pingsannya.

Tangan Jisoo mulai bergerak di dalam genggaman Seokmin. Laki-laki manis itu membuka matanya secara perlahan. Kalimat pertamanya membuat semua orang sedikit terkejut.

"Tolong, jangan sakiti aku-"

Mata Seungkwan membulat. "Maafkan aku, Jisoo. Aku memang sudah menyakitimu. Maafkan aku."

Seokmin menempelkan telunjuk di bibirnya. Meminta Seungkwan untuk tidak berisik. Karena Seokmin tahu, Jisoo masih belum sadar sepenuhnya. Dia terlihat seperti mengigau, mungkin?

Mata Seokmin kini memanas ketika mendengar ucapan Jisoo.

"S-seok, lindungi aku-"

Bulir-bulir keringat kini membasahi area wajah Seokmin. Dia panik, tentu saja. Melihat Jisoo yang masih setengah sadar dan mengigau meminta Seokmin untuk melindunginya. Seokmin kemudian mengelus kepala Jisoo dengan sentuhan lembut, membuat Jisoo langsung tersadar dan menatap ke arah Seokmin.

"S-seokmin."

Yang dipanggil namanya hanya tersenyum kecil. "Iya, aku disini."

Mata Jisoo menjelajah sekitar. Melihat sekelilingnya seperti orang linglung. Dia mengerjapkan matanya menghadap Seokmin. Tangannya kini mulai menggenggam tangan besar Seokmin dengan hangat.

"Mingyu kemana?"

Seokmin cemberut, tentu saja.

Namun, dia malah membalas genggaman tangan Jisoo dan mulai mengelusnya pelan. Menunjukkan wajah cemburunya sambil menatap Jisoo dengan tajam.

Seokmin bersyukur, Mingyu tidak ada disini. Dia harus banyak berterima kasih pada wali kelasnya, Miss Taeyeon, yang sudah 'menyingkirkan' Mingyu dari hadapan Jisoo sekarang. Hanya ada Seokmin dan Seungkwan di Unit Kesehatan.

"Soo, jangan mulai."

Jisoo terkekeh melihat wajah Seokmin yang memang menunjukkan wajah cemburunya. Dia melepaskan genggamannya dan mengusap lembut pipi Seokmin dengan tangannya hingga Jisoo bisa melihat rona merah yang kini terlukis jelas di pipi Seokmin.

"Maaf, kenapa kau lucu sekali, hm?" tawa Jisoo melebar ketika wajah Seokmin benar-benar memerah.

Seokmin menggeleng. "Jangan bicarakan dia saat kau berada di depanku, oke?"

Tawa Jisoo malah semakin lebar. "Jangan cemberut seperti itu, wajahmu jadi semakin mirip kuda."

Seungkwan menahan tawanya. Sedangkan Seokmin hanya melirik sinis ke arah Seungkwan sehingga laki-laki bertubuh berisi itu langsung diam dibuatnya.

"Siapa yang mengajarimu berkata seperti itu, hm?" tanya Seokmin. Tangannya kini menggenggam tangan Jisoo lagi. Dan Jisoo sama sekali tidak merasa risih dan malah menikmatinya begitu Seokmin mulai mengelusnya.

One Week Memories | Seoksoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang