19. Andrew Kim

2.3K 486 166
                                    

"Ah, jadi dia kehilangan ingatannya?" Hansol mengangguk paham. Meneguk jus jeruknya dengan nikmat. Kemudian, dia mengusap wajahnya. Menatap laki-laki berkulit tan di depannya dengan seksama.

Laki-laki itu ikut mengangguk. "Hm, aku tahu dari Seokmin. Awalnya juga aku tidak percaya, namun ternyata itu benar."

"Ingatannya hanya bertahan selama seminggu?"

Laki-laki jangkung itu menjentikkan jarinya. "Lebih tepatnya, ingatan tentang temannya."

Hansol mengangkat bahunya. Seolah mengacuhkan ucapan laki-laki di depannya. Mereka saling terdiam. Hansol enggan membuka suaranya lagi. Mengingat semua informasi yang ia ketahui tentang Jisoo sudah lebih dari cukup.

Laki-laki berwajah bule itu bangkit dari duduknya. Menepuk pundak laki-laki di depannya dengan akrab.

"Informasimu sangat berguna, Gyu. Terima kasih." Hansol hendak meninggalkan Mingyu. Namun, langkahnya terhenti oleh sebuah pertanyaan yang tiba-tiba terlintas di kepalanya.

"Kau masih mencintainya, hm?"

-One Week Memories-

Seokmin sudah bertekad.

Bertekad besar untuk melindungi Jisoo dari Hansol. Ingatan Jisoo sudah sedikit pulih, mengingat laki-laki manis itu sudah mulai mengingat Seokmin sedikit demi sedikit. Bahkan pada Senin pagi ini, Jisoo menyapa Seokmin terlebih dulu.

"Buku harianku membantuku mengingatmu lebih banyak."

Seokmin tersenyum ketika Jisoo mengatakan jika ia hanya butuh satu lembar buku harian untuk bisa mengingat Seokmin dengan jelas. Bahkan, Jisoo bisa langsung ingat ketika ia membaca halaman tentang kencan pertama mereka.

Mereka kembali menghabiskan waktu bersama di atap. Memakan bekal masing-masing dan tidak lupa dengan roti isi buatan Jisoo yang lagi-lagi ia bawakan untuk si laki-laki bangir.

Mereka mengobrol banyak. Membicarakan banyak hal hingga membuat seseorang sedikit cemburu di baliknya. Apalagi, ketika Seokmin mulai menyentuh tangan Jisoo hingga wajah si laki-laki manis itu merona.

Seokmin tiba-tiba memegangi perutnya. "Astaga, perutku sedikit sakit. Aku ingin ke toilet dulu, Soo."

Seokmin lantas berdiri dan keluar menuruni tangga atap. Meninggalkan Jisoo sendirian yang asyik tertawa melihat tingkah Seokmin barusan yang menurutnya lucu.

Suara derap langkah membuat Jisoo mendongakkan kepalanya. Suara derap langkah yang begitu familiar di telinganya. Jisoo sedikit terkejut ketika mendapati orang di depannya menangis dalam diam.

"Mingyu, ada apa?"

Jisoo berdiri. Sontak saja, Mingyu berlari ke arahnya. Memeluk Jisoo erat sambil menumpahkan seluruh air matanya pada laki-laki manis itu.

"Shua-ya, ini aku."

Jisoo melebarkan pupil matanya. Mendengar isakan Mingyu barusan sedikit membuat memori-memori di otaknya kembali bekerja. Mingyu makin mengeratkan pelukannya begitu Jisoo mencoba melepaskannya.

"Shua, kau ingat Andrew?" Mingyu melepaskan pelukannya dan menangkup kedua pipi Jisoo. "Andrew Kim, mantan kekasihmu. Itu aku."

Andrew.

Nama yang sedikit tidak asing. Namun, Jisoo masih tidak bisa mengingatnya. Dia melepaskan pelukan laki-laki berkulit tan itu. Sedikit tidak nyaman dengan apa yang sudah dilakukan Mingyu terhadapnya.

One Week Memories | Seoksoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang