22. Kembali ke Awal

2.5K 475 107
                                    

Seokmin merenung.

Termenung sendirian di taman rumah sakit tanpa ditemani siapapun. Sudah hari kedua ia dirawat disini. Bersama Jisoo yang kehilangan ingatannya lagi. Matanya menatap kosong ke depan sambil masih memikirkan setiap kata yang keluar dari bibir Chan sebelumnya.

Tentang masa lalunya.

Seokmin tidak histeris. Dia sudah cukup dewasa untuk mengontrol emosinya. Namun, tangisannya semakin deras begitu Chan mulai menjabarkan apa-apa saja yang sudah Seokmin lakukan untuk melukai Jisoo di masa lalu.

Tepung, telur, air toilet, bahkan dia juga sempat membuat retaknya hubungan Jisoo dan Mingyu yang ternyata mempunyai hubungan spesial. Membuat pikirannya kembali mengalami stres ringan.

Chan sudah mengatakan bahwa Seokmin tidak perlu memikirkan masa lalunya. Yang terpenting saat ini adalah Seokmin harus mendapatkan maaf dari laki-laki manis itu.

"Seok."

Laki-laki bangir itu menoleh melihat siapa yang memanggilnya. Bayangan masa lalu mampir kembali di kepalanya. Bayangan dimana Jisoo menolak dirinya demi mempertahankan hubungannya dengan kekasihnya, Andrew, yang tidak lain adalah Mingyu.

Mingyu langsung duduk begitu ia menyapa Seokmin tadi. Senyumnya mengembang dan laki-laki jangkung itu merasa sedikit canggung dengan Seokmin.

Mingyu awalnya tidak terlalu memperhatikan Seokmin begitu mereka berkenalan di awal masuk Sekolah Menengah Atas. Dia tidak terlalu mengingat wajah Derrick Lee. Dia baru menyadarinya begitu Hansol akan segera pindah ke sekolah mereka.

"Bagaimana kabarmu, teman?" ucap Mingyu.

Seokmin tersenyum kecil. Sedikit tidak menyangka bahwa sahabatnya selama ini adalah bagian dari masa lalu yang ikut menjadi korban dalam kejahatannya. Seokmin meringis pelan begitu Mingyu menepuk kepalanya.

"Hei, jangan canggung seperti itu! Aku masih temanmu."

Seokmin menolehkan kepalanya. Menatap Mingyu dengan tatapan bersalahnya. "Maaf."

Mingyu tertawa. Kemudian, laki-laki jangkung itu menepuk pundak Seokmin dengan hangat. Menceritakan sedikit kenangan saat awal pertemuan mereka di sekolah.

Mingyu tertawa ketika ia masih memutar memorinya tentang masa lalunya bersama Seokmin. Saat dimana mereka sepakat akan membolos pelajaran Mr. Shindong, sepakat untuk menjahili Miss Tiffany dengan permen karet, dan bahkan mereka sempat merencanakan rencana-rencana gila yang membuat Mingyu tertawa lebar.

"Itulah masa yang indah, Seok." Mingyu menatap wajah sahabatnya. "Aku ingin mengulanginya bersamamu."

Mingyu menggenggam tangan Seokmin penuh keyakinan. Bagaimanapun, Mingyu juga sadar. Seokmin juga mengalami sakit pada ingatannya. Mengalami depresi akibat tekanan yang berat memang bukan sembarang penyakit. Bisa saja Seokmin mempunyai pikiran akan mengakhiri hidupnya jika ia masih sangat tertekan.

Maka dari itu, Mingyu ikut membantu Seokmin agar cepat pulih. Mendorongnya agar selalu kuat supaya laki-laki bangir itu tidak mengalami depresi terlebih Jisoo kini sudah melupakan semua tentang dirinya.

"Aku tidak dendam padamu. Aku tetap ingin menjadi temanmu. Sampai kapanpun."

Air mata Seokmin meleleh. Menangis sekeras-kerasnya sambil terus menerus menggumamkan kata maaf. Maaf, maaf, dan maaf.

"Seok, hentikan!" Mingyu ikut menangis. Tidak biasanya mereka seperti ini. Biasanya, kata-kata kasar maupun cacian yang keluar dari bibir mereka. Ejekan demi ejekan selalu mereka dengar setiap hari.

Namun hari ini berbeda. Seokmin dengan rasa penyesalannya dan Mingyu dengan rasa simpatiknya.

"Jangan seperti ini lagi, oke? Kau membuatku ikut menangis." Mingyu menyeka air matanya. Laki-laki jangkung itu juga ikut menyeka air mata Seokmin yang tidak berhenti keluar. "Mau kau itu Lee Seokmin ataupun Derrick Lee, kau tetap sahabat Kim Mingyu, si bodoh ini."

One Week Memories | Seoksoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang