18. Aku Akan Selalu Berada di Sampingmu

2.4K 487 129
                                    

"Mama."

Wanita paruh baya itu menoleh. Begitu juga Seokmin. Menatap siapa orang yang berada di belakang mereka. Mereka bisa melihat sosok Jisoo yang penuh keringat sambil membawa kotak bekal kesayangannya.

Jisoo menghampiri ibunya yang sudah berada di dekat gerbang sekolah. Menanyakan hal apa yang membuat ibunya harus repot-repot pergi ke sekolah. Ibunya hanya menggeleng pelan dan enggan menceritakan apa yang terjadi. Wanita itu hanya pamit pulang pada Jisoo dan berpesan agar dia selalu bersama Seokmin.

"Kau tidak perlu khawatir, hm? Seokmin akan selalu ada di sampingmu."

Ucapan singkat nan jelas membuat keduanya meneguk salivanya kasar sambil menatap satu sama lain. Seokmin dan Jisoo kini bisa melihat sosok ibu Jisoo yang semakin mengecil. Kemudian, menghilang dari pandangan mereka.

Jisoo menoleh ke arah Seokmin. "Apa yang mamaku ucapkan?"

Seokmin hanya mengangkat sudut bibirnya. "Kita harus menjalani hidup bersama-sama, Soo. Hanya kau dan aku."

Jisoo terkekeh geli. Dia kemudian memukul pelan lengan kekar Seokmin. "Pembual."

Seokmin ikut terkekeh. Dia kemudian mengajak laki-laki manis itu masuk ke gedung sekolah lagi mengingat jam istirahat yang sudah berakhir.

-One Week Memories-

Jisoo memasukkan beberapa buku di lokernya. Dia sedikit terburu-buru karena Seokmin kini sudah menunggunya di halte yang tidak jauh dari sekolah. Dia sengaja, meminta Seokmin agar menunggunya disana. Supaya tidak ada satu orang pun yang mengetahui jika mereka dekat.

"Shua."

Jisoo tidak menoleh, tentu saja. Dia mendengarnya, namun ia tidak ingin menoleh sama sekali. Siapa lagi kalau bukan Hansol? Ia tahu, hanya Hansol yang memanggilnya Joshua.

"Apa aku harus memanggilmu pecundang agar kau menoleh?"

Jisoo menutup lokernya dengan keras. Matanya melirik tajam ke arah Hansol yang menyeringai lebar. Suasana di sekitar mereka yang sunyi membuat Jisoo sedikit takut, tentu saja.

"Apa kabar, Jisoo? Atau harus aku panggil Joshua, si pecundang Sekolah Victoria?"

Bayang-bayang masa lalu mulai memasuki kepala Jisoo. Kejadian-kejadian tidak diinginkan mulai terekam jelas di kepalanya.

"Lepaskan, aku!"

"Lihat, siapa yang tidak berguna disini, Shua?"

"Tentu saja kalian, bodoh!"

"Kau bawa telur busuk yang ku perintahkan kemarin?"

"Tentu saja. Kali ini, aku akan memastikan dia menelan telur busuk itu dengan nikmat."

Jisoo terduduk lemas. Kepalanya berdenyut dan ia merasakan sakit pada dadanya. Hansol yang melihatnya enggan bereaksi apapun. Dia sedikit kebingungan dengan apa yang terjadi pada Jisoo.

"Siram dia dengan air toilet!"

Hansol mendekati Jisoo. Menanyakan apakah ia baik-baik saja dan jujur saja, Hansol tidak ingin kejadian yang lalu kini terulang kembali.

"Makan ini, pecundang!"

Jisoo mendorong tubuh Hansol begitu laki-laki bule itu semakin mendekat ke arah. Menjauhkan tubuh mungilnya dari Hansol agar laki-laki itu tidak memberikan efek yang lebih jauh di dirinya.

One Week Memories | Seoksoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang