Jantung Seokmin berdegup kencang. Sangat kencang. Dan bahkan dia sudah begitu lemas. Dia pikir, dia akan mencair saat ini juga saking gugupnya.
Dia menunggu Jisoo di dekat stasiun sambil meminum susu stroberi yang baru saja ia beli di minimarket. Dia sedikit tidak kuat membayangkan Jisoo yang memakai pakaian santai.
Maka dari itu, dia begitu gugup ketika membayangkannya. Seperti apa penampilan Jisoo nanti? Seperti apa keadaan hati Seokmin nanti?
Ah, Seokmin jadi tidak tenang.
"Seokmin!"
Mata Seokmin membulat. Bibirnya sedikit terbuka. Menatap Jisoo yang berlari ke arahnya. Laki-laki dengan kaos panjang berwarna abu-abu tersenyum itu lebar.
Seokmin menyambutnya dengan senyum juga. Menatap Jisoo dan mencoba menawarkan untuk membawakan tas yang Jisoo bawa.
"Ah, tidak perlu. Aku bisa membawanya sendiri."
Seokmin menggeleng. "Kau sudah menolak untuk ku jemput, sekarang jangan menolakku untuk membawakan tasmu."
Tentu saja, Jisoo tidak bisa menolaknya jika Seokmin sudah memaksa seperti ini.
Seokmin langsung membuka ponselnya dan mengecek rute kereta yang akan membawa mereka untuk sampai ke kota sebelah. Mencari-cari rute mana yang akan mereka naiki.
"Kau butuh bantuan?" tanya Jisoo sambil menatap layar ponsel Seokmin.
"Tidak perlu, aku bisa melakukannya." Seokmin tersenyum lebar. Matanya kembali berfokus pada layar ponselnya dan sedikit mengacuhkan Jisoo.
Cukup lama hingga akhirnya Seokmin memasukkan ponselnya ke saku celana dan memakai tas Jisoo di punggungnya.
"Ayo, kita berangkat!"
Tak lupa, genggaman erat di tangan Jisoo membuat laki-laki kelahiran Amerika itu terkejut dan menatap lembut punggung Seokmin yang berada di depannya.
-One Week Memories-
Seokmin kini melirik ke arah Jisoo yang masih terdiam. Sedikit perasaan bersalah hinggap di dirinya. Dia bisa melihat raut wajah Jisoo yang datar dan menggenggam brosur sambil melihat kedai ramen di depannya yang bertuliskan tutup.
"Maaf, aku tidak tahu." Seokmin langsung mengambil brosur itu dari tangan Jisoo. "Ah, pukul berapa sekarang?"
"Sepuluh pagi. Kenapa?" Jisoo melihat arlojinya.
Seokmin menghela napas panjang, kemudian menatap Jisoo dengan sedih. "Kedai ramen ini buka pukul tiga sore."
Jisoo terkekeh pelan. "Ah, kita begitu tidak teliti."
Seokmin mengusap tengkuknya malu. "Maaf, aku tidak membaca lebih lanjut."
"Tidak apa. Ini bukan salahmu." Jisoo menoleh ke arah Seokmin. "Lebih baik sekarang kita pikirkan, kemana tujuan kita sekarang?"
Seokmin berpikir sejenak. Kemudian, memejamkan matanya sambil mengelus dagunya. "Apa ada tempat yang belum kau kunjungi?"
Jisoo mengangguk kuat. "Taman bermain!"
Seokmin tertawa lebar ketika mendengar ucapan polos Jisoo saat mengucapkan kata taman bermain itu. Raut wajah kucingnya begitu menggemaskan dan tentu saja Seokmin tidak bisa menolaknya, bukan?
Seokmin kemudian menanyakan alasan kenapa Jisoo memilih taman bermain dalam tujuannya kali ini.
Pipi Jisoo merona. "Ya, tentu saja karena aku belum pernah ke taman bermain."
KAMU SEDANG MEMBACA
One Week Memories | Seoksoo [✔]
FanfictionSejak mengenal Hong Jisoo, Lee Seokmin jadi takut jika harus berhadapan dengan hari Senin. Jisoo mengalami hal yang tidak terduga dan membuat Seokmin terus menerus berusaha menjadi temannya. Melakukan hal apapun, merelakan waktunya, dan tetap bekerj...