"Kau mau masuk?" tawar Jisoo ketika Seokmin mengantarnya sampai ke rumah. Setelah peristiwa berbaikan tadi, Seokmin memutuskan untuk mengantar Jisoo hingga sampai ke rumah. Padahal, dia bisa saja ketinggalan kereta jika tidak bergegas.
Seokmin menggeleng. Dia mengusap tengkuknya canggung. "Tidak, aku belum siap bertemu mamamu."
"Hah?"
Seokmin terkekeh lebar begitu melihat pipi Jisoo yang merona. Jisoo langsung memukul dada Seokmin pelan dan mengusirnya dengan halus.
"Pulanglah, bicaramu mulai aneh!" Jisoo menggembungkan pipinya. Terlihat begitu lucu karena diselingi dengan lipatan tangannya di depan dada.
Seokmin yang melihatnya hanya mengacak surai coklat Jisoo dan memamerkan senyum lebarnya. "Terima kasih untuk hari ini."
Jisoo mengangguk. "Ya, teri-"
Jisoo hampir saja terjatuh ke depan begitu ada orang yang tiba-tiba memeluknya dari belakang. Memeluk erat punggung Jisoo dan akhirnya Jisoo mengenali siapa pelakunya.
"Wonwoo!" Jisoo menegur lembut. "Sudah kubilang jangan melakukan hal ini! Jika aku punya penyakit jantung, aku akan mati di tempat rasanya."
Wonwoo melepaskan pelukannya dan hanya tertawa kecil. Kini, matanya menatap ke arah orang di depan Jisoo dengan tatapan yang tidak Jisoo mengerti.
Raut wajah panik, sinis, benci, dan yang lebih mendominasi adalah wajah kaget yang Jisoo sendiri bingung kenapa raut wajah Wonwoo seperti itu.
Wonwoo mulai menggerakkan jarinya tidak beraturan karena dia terlalu terkejut melihat Seokmin. Wonwoo malah panik ketika Seokmin sekarang malah menatap ke arahnya. Dan Seokmin mulai bingung dengan apa yang Wonwoo katakan kepada Jisoo.
"Wonwoo, dia ini teman sekelasku. Lee Seokmin, dia orang yang baik, kok! Jadi, kau tidak perlu khawatir seperti ini, oke? Lagipula, aku pernah memberitahumu," kekeh Jisoo.
Memang, Wonwoo menanyakan kepada Jisoo siapa laki-laki bangir ini. Bahkan dengan percaya diri, Wonwoo mengatakan bahwa Seokmin ini adalah orang jahat. Dan yeah, Jisoo tidak tahu apa-apa.
Seokmin mengusap tengkuknya lagi. "Apa aku terlihat seperti orang jahat untuk Jisoo?" Seokmin kini mulai bertanya kepada Wonwoo.
Tanpa diduga, Wonwoo malah memukulinya. Dia memukuli dada dan lengan Seokmin dengan sekuat tenaga. Dia benar-benar menyerang Seokmin dengan beringas. Mulutnya mengucapkan kata-kata yang Seokmin tidak mengerti.
Sedangkan Jisoo hanya bingung ketika Wonwoo tiba-tiba menyerang Seokmin. Dia mulai menjauhkan Wonwoo dari laki-laki bangir itu dan mencoba menenangkannya. Dia memeluk Wonwoo dari belakang dan mencoba memedam amarah dari Wonwoo yang memuncak.
"Woo-ya, tenanglah! Kenapa kau seperti ini, hm?" Jisoo masih memeluk Wonwoo dari belakang. "Seokmin tidak salah apapun, kenapa kau malah memukulinya?"
Sedangkan Seokmin sendiri, hanya meringis pelan akibat serangan mendadak dari Wonwoo tadi. Lumayan sakit, namun pertanyaan besar kini hadir di kepala Seokmin.
Dia dan Wonwoo tidak saling mengenal, kenapa dengan lancangnya si laki-laki datar itu mengecap Seokmin sebagai orang jahat dan sekarang malah menyerangnya?
"Maaf, tapi bisakah kau menjelaskan kenapa kau tiba-tiba menyerangku seperti ini?" ucap Seokmin dengan lembut. Dia tidak mau memancing emosi Wonwoo yang masih meledak jika dia membalasnya dengan emosi juga.
Wonwoo mulai berbicara dengan jarinya begitu Jisoo melepaskan pelukannya. Dengan bahasa yang sama sekali tidak Seokmin mengerti.
"Kau orang jahat. Kau sangat jahat pada Jisoo. Jangan dekati saudaraku lagi!" Jisoo mulai membantu Seokmin untuk memahami setiap kata yang keluar dari Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Week Memories | Seoksoo [✔]
FanfictionSejak mengenal Hong Jisoo, Lee Seokmin jadi takut jika harus berhadapan dengan hari Senin. Jisoo mengalami hal yang tidak terduga dan membuat Seokmin terus menerus berusaha menjadi temannya. Melakukan hal apapun, merelakan waktunya, dan tetap bekerj...