DK ❤ 19

30.6K 2.7K 33
                                    

Status : Republish.

Jadwal up date : setiap Senin. (& Weekend)

Genre : General Fiction.

--o0o--

Pagi di Pulau Bidadari sungguh indah, tidak bisa digambarkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi di Pulau Bidadari sungguh indah, tidak bisa digambarkan. Setelah Subuh tadi, Kiandra duduk menghadap matahari terbit, berbekal teh hangat dan selimut tipis yang menggulung tubuh kecilnya, dengan rambut dibiarkannya terbang bebas, Kian menikmati hari ini tanpa musik, tanpa macet, tanpa komputer, tanpa tagihan listrik, indahhhhh....

Angin semilir dan sinar hangat mulai menerpa saat sunrise datang dengan indahnya, membuat semua orang berdecak kagum. Untungnya keindahan hari ini tidak diusik oleh kelakuan orang-orang yang sedang pacaran, Tiwi dan Arif sukses diusir olehnya saat akan bergabung, polusi mata kata Kian galak.

"Kalau lo datang bawa suara berisik game war lo, gw tendang lo ke laut," ucap Kian setelah melirik Irwan yang sedang foto pemandangan pagi.

"Galak amat lo, nenek lampir!" Irwan duduk di sebelah Kian dengan muka bangun tidur dengan hoody hitam menutup kepala.

Irwan dan Kian hanya terdiam memandang tanpa bosan laut tanpa batas, angin laut pagi dan suasana damai di sini membuat Kian betah duduk lama dan terdiam. Kian melirik Irwan yang sepertinya malah lanjut tidur, biarkan saja, paling nanti Kian tinggal kalau udah panas.

"Ki...," ucap Irwan sambil terpejam, badannya sudah melorot.

"Hhm," jawab Kian tanpa menoleh Irwan.

"Kabar Anggi gimana?"

"Baik."

"Ki...." 

"Hmm."

"Bilang Anggi jaga kesehatan." 

"Bilang aja sendiri, jadi penggemar kok rahasia, tua tua cemen." Kian melirik Irwan.

"Masih malu, belum punya apa-apa," ucap Irwan mendongak ke atas.

"Memangnya temen gw mata duitan, sampai tua juga bakal gini aja lo kalau gak mau agresif dikit, keburu Anggi kawin."

"Tetep aja Ki, bawa anak gadis orang itu perlu modal. Berani ambil berani nafkahin lah... bukan cuman Anggi yang harus diyakinin tapi keluarganya juga." iya bener juga... jangan cuma cinta-cintaan doang, giliran ditanya kapan serius, si laki nyengir kuda doang sama garuk-garuk kepala.

Calon mertua itu perlu kepastian, bukan kepala gatel.

"Gimana lo mau serius, Anggi tahu perasaan lo aja kagak Mas Irwan...." 

"Tumben lo bener manggil gw, Mas Irwan. Cakep tuh, junior gak sopan lo, Ir Ir sama gw mulu." apa sih yang lagi mereka obrolin coba, gak jelas.

Dear KiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang