DK ❤ 62

37K 2.9K 88
                                    


Extra chapter #1

Saya masih hutang cerita
Tentang sisi hidup Kian dengan abangnya,
si Revan yang kaku dan irit omong...

*****

Elvan berlari sekencangnya setelah mobil berhenti di lobby Rumah Sakit besar, hatinya kalut sejak masih di Jakarta tadi siang, dia mendapat kabar bahwa istrinya pingsan saat berada di apartemen. hanya satu yang jadi pikirannya, apa yang terjadi? tadi malam saat dia meninggalkan istrinya untuk pulang ke Jakarta, Kian tidak mengeluh apa-apa, seperti biasa, ceria...

"Den... maaf... ini... tadi Non Kian...."

"Kian kenapa bi, dia baik-baik aja kan?" Elvan berdiri tanpa sadar saat menerima telpon dari bibik yang panik. Seorang wanita paruh baya yang diperintah oleh Pak Adi untuk menemani Kian di Sidney.

"Kenapa Van?" ucap Pak Adi dan Reyhan yang berada di ruangan yang sama, sedang membahas progress perusahaan.

"Non Kian pingsan Den.... tadi ada tamunya dari Indonesia, mba Kian nangis, terus pingsan."

Tamu? Menangis?

"Tamunya Kian? siapa bik?"  Elvan menatap Ayah dan Reyhan yang kebingungan melihat Elvan yang panik.

"Katanya namanya mas Revan, Den...." What!!!

.
.

Jangan sampai laki-laki itu menyakiti Kian lagi.....

Tolong.... jaga istri saya ya Alloh....

"Elvan... tunggu!!" Reyhan menarik bahu Elvan yang kebingungan di ruang besar lobby Rumah Sakit, menatap bingung ke arah orang-orang yang menatapnya tertarik.

"Elvan, lo sabar dulu! kita tanya ke reseptionis dulu, apa benar di Rumah Sakit ini Kian dirawat?" Reyhan berjalan ke arah CS.

"Tapi Kian Rey, dia gimana??"

"Tenanglah, istri lo pasti gak kenapa-napa..." ucap Reyhan menenangkan, lalu berbicara dengan suster jaga, dan benar Kian tercatat sebagai pasien UGD tadi pagi, diantar oleh seorang wanita dan laki-laki yang menyebut dirinya adalah kakak dari pasien.

"Gw gak bakalan kasih ampun kalau dia berani-berani nyakitin Kiandra lagi," ucap Elvan geram, kakinya mengetuk tidak sabar saat lift terasa lambat membawa mereka ke lantai 5 tempat Kian dirawat.

"......" Reyhan hanya terdiam disamping Elvan, mencermati kakaknya yang kalut sejak menerima telpon dari bibik yang menjaga Kian.

Lagian untuk apa Revan datang ke Sidney dan menemui Kiandra? masih ingin menyakiti Kian lagi?

Tadi dia menelpon Galang yang sudah stay di Sidney lagi, Elvan dan rasa paniknya tidak akan bisa mengatur apa yang harus diprioritaskan. Adik Galang menjemput mereka di bandara, ayah ibunya akan menyusul bersama dengan keluarga Kian setelah papahnya mendapat kabar terbaru Kian, dia dan Wina akan ke rumah ayah Kian dan mengatakannya secara langsung. Pak Adi tidak sampai hati memberi kabar ke keluarga Kian di Jakarta dengan telpon jika Kian kenapa-napa di Sidney, karena Kian sudah menjadi tanggung jawab Elvan sepenuhnya.

Saat lift terbuka di lt 5, Elvan melihat Galang dan Tante Olivia duduk di depan ruang rawat yang tertutup, Kian sudah dipindahkan dari UGD.

"Lang, istri gw gimana? Dimana dia Lang?"  Elvan  mendekat.

"Van... Tenanglah... Istri kamu gak papa," ucap Tante Olivia memeluk Elvan.

"Dia dimana Tante... Kian gak kenapa-kenapa kan?" Ucap Elvan lagi menatap adik ayahnya dengan panik.

Dear KiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang