DK ❤ 57

27.7K 2.9K 124
                                    

Status : Republish.

Jadwal up date : setiap Senin. (& Weekend)

Genre : General Fiction.

--o0o--


Kian membuang tissue ke dalam tempat sampah yg hampir penuh dikamarnya, ibunya membelai rambut panjang anaknya dengan sayang, merasa sedih juga mendengar cerita sang anak tentang apa yg sudah terjadi dikantornya, tidak tahu anaknya menghadapi masalah yang cukup serius.

Dan sepertinya batal punya mantu....

"Sabar ya nak, mungkin ini ujian dari Alloh buat Kian... banyak istighfar ya..." mamah Pratiwi mengelus punggung Kian dengan mata berkaca. kapan bahagianya kamu nak...

"iya mah, Kian kuat kok... tapi biar Kian nangis dulu ya, nanti habis nangis Kian pasti senyum lagi" ucap Kian dengan suara sesenggukan.

"Yang kuat ya dek, sudah lupakan saja semua yang nyakitin di sini, buka lembaran baru di Sidney, buka hati kamu buat cinta yang lebih baik."

"Belajar yang tekun, hidup gak selalu tentang cinta nak, ada cita-cita yang pasti ingin kamu capai, ada keluarga yang akan selalu doain kamu, ada masa depan yang harus kamu genggam, cinta kami tidak lebih kecil dari pada cinta seorang laki-laki nak." ayah Kian membelai rambut Kian, membuat Kian makin menangis dipelukan ayahnya.

Maafkan Kian ya Alloh, maaf Kian lupa dengan semua ini....

"Maafin Kian yah, mah... Kian belum sekuat yg Kian kira... Mas Elvan orang pertama yg benar-benar Kian cinta... Kian sudah sangat yakin kalau mas Elvan jodoh Kian" Kian mengelap air matanya lagi.

"Pas tadi mereka bilang akan membicarakan pernikahan, hati Kian sakit banget yah..."

"Mungkin ini teguran dari Alloh karena Kian mendului takdir.... " Kian kembali membuang tissue yang sudah basah.

"Sudah-sudah.... sekarang, siapkan apa yang mesti kamu bawa, satu jam lagi nak Reyhan akan datang menjemput, jangan lupa bawa mukena sama Al-quran ya nak." Kian mengangguk oleh ucapan ayahnya, membuka koper besar ayahnya, mulai mengecek lagi barang-barangnya yang ingin dibawa, sesekali masih menangis membuat sang mamah tidak tega melihatnya.

Padahal kebahagiaannya tinggal selangkah lagi, bahkan mamahnya sudah sangat setuju Kian dengan Elvan, pembawaan Elvan yang kalem, tenang sesuai dengan Kian yang suka ramai, mereka sangat cocok. Tapi kenapa jadi seperti ini....

Masa lalu kok masih ditunggu....

Apa Kian sama Ical aja ya?

"Dek, sudah siap? pa Reyhan sudah didepan sama bu Chelsea," Sandra sudah bersiap juga, dia akan menemani Kian hingga seminggu disana, memastikan adiknya baik-baik saja.

Kian menarik koper besarnya keluar kamar, dia melihat Chelsea dan Reyhan, lalu matanya melihat Agni yang menunduk disamping pintu.

"Agni?" tanya Kian bingung menatap Reyhan dan Chelsea.

"Dia ingin mengatakan sesuatu sama kamu."

"Agni ada apa?"

"Mba Kian, saya benar-benar minta maaf... karena saya, mba Kian mendapat masalah seperti ini." Agni menangis lagi.

"Tapi kenapa gw Agni, gw salah apa sama Lo?"

"Saya terpaksa mba Kiandra, waktu itu saya sedang kebingungan di depan kasir rumah sakit yang mengharuskan saya membayar cuci darah ibu saya, orang itu datang menawarkan membayarkan pengobatan ibu saya."

Dear KiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang