"Sarang, ottoke? Apa yang harus kita lakukan dengan tugas Managerial Economics and Business Strategic sialan ini?" aku tak habis pikir dengan Ms. Wang yang memberi kami tugas seperti mahasiswa S1.
"Lemme think, Ad. Bisa kau bantu berpikir perusahaan mana sekiranya yang dapat memberi kita tumpangan untuk menyelesaikan tugas ini?" Sarang bertanya balik.
"Kalau aku tahu, aku tak bertanya Sarang." Aku menangkup kedua pipiku. Kedua sikuku bertumpu pada kakiku yang bersila.
"Wahai Tuhan yang Maha Pengasih, berikanlah aku dan Adrianne petunjuk!!" Sarang berjerit kencang sampai mengejutkanku. Disini. Ditengah-tengah lapangan rumput jepang, halaman kampus kami dengan tingkat keramaian jam makan siang.
Kami membaringkan tubuh dan otak lelah kami -yang baru saja menyelesaikan 4 jam marathon mata kuliah Metode Riset Bisnis pada hamparan rumput nan hijau, dibawah lindungan pohon maple yang lumayan rindang. Mataku nyaris saja terpejam karena kesejukanya ketika Sarang tiba-tiba bangkit dan berseru kencang –memekakkan telinga.
"Aku punya ide, Ad!! Aku akan menghubungi ayahku dulu. Woah, what a good idea. Mengapa tak terpikir daritadi." Sarang mengoceh tak jelas. Aku mengerutkan keningku bingung.
Ku biarkan Sarang berbicara dengan ayahnya selama 5 menit. Aku kurang paham apa yang sedang mereka bicarakan. Bahasanya sangat kacau. Kadang menggunakan Bahasa Prancis, kadang menggunakan Bahasa Korea. Aku hanya dapat melihat senyum sumringah yang dipamerkannya. Kurasa –apapun itu idenya menjanjikan.
"Boleh aku tahu tentang ide yang sepetinya brilian itu, Sarang?" tanyaku sangat penasaran, ikut membangkitkan tubuhku.
"Tunggu sampai ayahku menelpon balik dan memberikan jawaban baru ku beri tahu." Sarang menyipitkan matanya sambil tersenyum-senyum tak jelas kearahku.
"Aku sedikit curiga." Aku bingung menanggapi ekspresinya.
Selang beberapa menit ponsel Sarang berdering. Telepon dari ayahnya. Dan lagi-lagi Sarang mencampur adukkan Bahasa Prancis dengan Bahasa Korea. Terserah dia sajalah. Setelah sambungan telepon berakhir Sarang langsung menjerit –lagi sambil memelukku.
"Mission start now. Aku tahu jalan keluar tugas kelompok keparat ini." Sarang terlihat excited.
"Jadi beri tahu aku sekarang. Ini menyangkut nilaiku juga." Aku tak sabar mendengar penjelasannya.
"Kita akan melakukan penelitian dan praktek ini di SM Entertainment. Kau tahu SM kan?" Sarang bertanya.
"Tak tahu. Apakah itu sebuah toko pakaian dalam pria?" Aku benar-benar tak tahu.
"Akupun berharap begitu dengan mereka yang menjadi modelnya." Sarang malah meladeni ketidaktahuanku. Apakah memang benar toko pakaian dalam pria?
"Mereka siapa? Aku serius, pabo!"
"Kau yang pabo. SM saja tak tahu. SM adalah agency yang menaungi EXO, menaungi Sehun-ni, Yeol-li dan my Baekki. Yaaaaaaaaaa! Jackpot Adrianne, jackpot!"
"Oh begitu. Bagaimana bisa?" tanyaku dengan nada bicara yang kembali tenang. EXO lagi. Shhhh, perempuan ini.
"Oh-hooo! Perhatikan nada bicaramu, Ad. Kau harusnya bahagia kita bisa melakukan itu disana. Kau akan bertemu idol-idol dan artis papan atas Korea." Sarang menyadari perubahan keminatanku akan idenya.
"Memangnya ada apa dengan nada suaraku? Sudahlah, beritahu aku bagaimana ceritanya kita bisa berakhir disana?"
"Dia merupakan adik dari ayahku. Adik angkat maksudku. Kakekku mengangkat Kim Dong Wook samchon saat umurnya 2 tahun. Merekapun mengganti marganya dari Lee menjadi Kim. Dan kau tahu, dia memiliki jabatan yang cukup bagus di SM. Ah, bagaimana aku bisa melupakan pamanku itu. Harusnya aku sudah dari dulu bisa bertemu EXO dengan bantuannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UNTOUCHABLE | FF PARK CHANYEOL ❤
FanfictionIa pria yang menolongku. Seseorang yang sangat baik dengan menolong orang asing. Yang membuatku meneguk wine bersamanya ditengah dinginnya malam kota Seoul lalu terbangun di sampingnya pada pagi hari. Membuat jantungku kadang berdetak tak wajar kare...