Ini merupakan rekor terbaru dalam hidupku. Selama sebulan lebih aku berada di Korea, aku hanya menghabiskan tidak lebih dari 4 bungkus rokok. Selain jadwalku yang padat merayap seperti kemacetan Jakarta, mengapa pula sangat sulit mencari smoking area di negara yang terbilang bebas untuk peredaran alkohol? Aku bingung. Walau sama-sama membahayakan, tapi tetap saja lebih tinggi tingkat kriminalitas yang bisa disebabkan oleh alkohol daripada sebungkus rokok.Kuputuskan untuk menghisap beberapa batang rokok sambil menonton beberapa video di Youtube yang dari kemarin menarik minatku untuk menontonnya. Menghabiskan waktuku menunggu Sarang yang sedang mengembalikan kacamata Sehun. Sepertinya mereka sedang ada jadwal latihan di SM. Entah itu hanya triknya atau memang kacamata itu tak sengaja terbawa oleh Sarang saat beberapa hari lalu kami melakukan kegiatan di pantai. Jujur, aku lebih setuju dengan kemungkinan pertama.
Kami berjanji akan makan siang bersama di café dekat kantor –SM sebelum kembali bekerja. Aku benar-benar membutuhkan asupan makanan karena perutku sudah tak diisi dari kemarin siang. Tugas kampus dan laporan sialan itu mengacaukan jam-jam makanku.
Aku sengaja menunggu Sarang tiba. Dia berjanji akan mentraktirku makan siang ini dengan alasan hari ini ia sangat senang karena akan bertemu Sehun. Aku jadi diam-diam mendoakan ia bertemu pria menggemaskan itu setiap hari.
"Ad, kau belum memesan makanan?" Tanya Sarang yang sudah berada di hadapanku.
"Kau bilang aku harus menunggumu. Apakah ingatanmu terganggu setelah bertemu Sehun?"
"I'm sorry honey. Aku hanya terlalu senang. Ayo kita pesan. Ya! Matikan rokokmu jalang! Membuat polusi udara saja." Katanya sedang senang, tapi sempat-sempatnya mengocehiku.
"Baiklah Kim Sarang-ssi. Berikan aku makan sekarang juga." Aku mengikuti langkah Sarang yang sudah lebih dulu masuk kedalam café. Diluar terlalu dingin.
Aku memesan spaghetti carbonara dengan banyak irisan bacon dan hot lemon tea. Karena otak Sarang sedang terganggu oleh kehadiran Sehun, wanita itu sangat kesulitan untuk memilih makanannya. Hampir 10 menit Sarang hanya membalik-balikkan buku menu. Dan kalian tahu? Pada akhirnya ia memilih menu yang sama denganku. Bedebah! Aku semakin kelaparan dibuatnya.
Bersamaan dengan kedatangan pelayan yang mengantar makanan kami, Sarang menyampaikan pesan atau tepatnya ajakan yang diberikan Sehun.
"Ad, Sehun tadi mengajak aku dan kau untuk ikut bersama mereka nanti malam. Mereka akan bermain billiard setelah latihan mereka selesai." Ia berkata sambil mengaduk lemon tea miliknya.
"Dan kau jawab?" Aku curiga.
"Kita akan ikut. Tak perlu bertanya harusnya kau tahu jawabanku." Jawabnya sambil memasukkan segumpal besar spaghetti kemulut mungilnya. Ia bahkan harus membuka mulutnya sangat besar, tingkahnya tak sesuai dengan penampilannya.
"Aku tak ikut." Jawabku singkat.
"Oh wae??? Aku sudah terlanjur bilang kau ikut, Ad." Sekarang ia berbicara dengan mulut penuh makanan.
"Ya tak ingin saja. Aku ingin beristirahat. Tulang-tulangku rasanya akan rontok sebentar lagi."
"Kau payah Ad! Mereka bilang kau juga harus ikut. Ini ucapan terimakasih mereka karena kau mengurus teaser mereka." Sarang berhenti menyuapkan makanannya dan sibuk merayuku.
"Katakan pada mereka aku sudah menerima ucapan terimakasih mereka. Bisa kau berikan alasan yang logis tentang ketidak ikut sertaanku pada mereka, honey?" Aku mengedipkan sebelah mataku.
"Tak akan! Bicara saja sendiri!" Sarang terlihat merajuk sambil terus menyuap makanannya.
"Ya sudah. Tak usah berikan alasan. Kurasa aku juga kehadiranku tak terlalu penting." Aku tertawa diakhir kalimatku untuk mencairkan suasana. Tak ada tanggapan dari Sarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UNTOUCHABLE | FF PARK CHANYEOL ❤
FanfictionIa pria yang menolongku. Seseorang yang sangat baik dengan menolong orang asing. Yang membuatku meneguk wine bersamanya ditengah dinginnya malam kota Seoul lalu terbangun di sampingnya pada pagi hari. Membuat jantungku kadang berdetak tak wajar kare...