Aku tidak mau menunggu lama ditengah dinginnya malam kota Seoul. Aku terus-terusan melirik arlojiku, sepertinya 5 menit itu serasa 50 menit. Persetan dengan 5 menit, ini baru menit ke 3 tapi aku sudah memutuskan untuk masuk. Aku bisa mengulur waktu ketika naik lift, pikirku.Kulangkahkan kakiku memasuki hotel mewah ini. Sepertinya niatku untuk berjalan perlahan sirna sudah karena aku tiba-tiba ingin sekali buang air kecil. Memangnya kenapa sih harus 5 menit?
Lift berjalan tanpa halangan mengingat ini sudah pukul 2 pagi. Aku persis seperti wanita jalang yang masuk ke hotel.
Tak butuh waktu lama untuk menemukan kamar itu. Aku berjalan dengan tenang walaupun sebenarnya ada cairan yang siap keluar detik ini juga dari tubuhku. Aku cukup mengindahkan nasihatnya bukan untuk tidak mencurigakan?
Sesampainya di depan pintu kamar aku melihat pintu kamar belum tertutup. Cepat-cepat ku dorong gagang pintu sebelum dia tertutup sempurna.
"Aku masuk ya." Ucapku berbisik.
"Kkamjjagya!!" pekik seseorang dari dalam.
Aku langsung menghambur masuk, sudah tak tertahannnnnnkan.
"YA!! Bukankah ku bilang 5 menit lagi? Mengapa kau.." belum selesai ia merampungkan kalimatnya aku sudah memotong.
"Dimana toiletnya? Aku sudah tidak tahan!!" ucapku sedikit berjingkrak-jingkrak.
"Disebelah sana." Jawabnya sambil menunjuk pojok ruangan ini. Akupun berlari secepat kilat.
"YA!!!! Kau tidak menjawab pertanyaanku!! Mengapa kau sudah datang?" lanjutnya lagi.
"Aku kedinginan. Aku ingin ke toilet. Apakah itu bukan alasan yang cukup mendesak?" jawabku dari dalam kamar mandi.
"Aishhh. Ini berbahaya asal kau tahu. Apa ada orang lain diluar sana selain kau?" selalu dia berkata bahaya. Apa sih sebenarnya yang berbahaya?
"Mana ku tahu. Kau bilang untuk tidak mencurigakan bukan? Aku berjalan dengan gaya stay cool sekali tadi." Jawabku sambil keluar dari kamar mandi.
"Aishhhh.." dia membuka topinya, mengacak-acak rambut dan memakainya kembali dengan cepat.
"Keureonde, mengapa kau selalu berkata bahaya dari tadi?" tanyaku penasaran.
Ia masih diam.
"Heoksiiiii.."
"Jangan berpikir yang tidak-tidak. Aku punya alasan sendiri." Jawabnya sambil membuka pintu balkon kamar ini.
Seketika aku melupakan pertanyaanku saat mataku melihat suasana diluar yang sangat menarik pengelihatan. Aku berlari menghampirinya di balkon.
"Eomeona, so beautiful ..." seriously ini indah. Kelap-kelip lampu dari gedung-gedung pencakar langit di sekitar hotel ini. Lampu-lampu jalanan. Lampu sorot dari gedung tinggi yang menari-nari. Perpaduan apik.
"Mengapa kau selalu mencampur Bahasa Korea dengan Bahasa Inggris?" tanyanya masih menatap lurus kedepan. Pandangannya kosong. Kami sekarang berdiri tepat di bibir balkon.
"Because I can't speak Korean language well. Aku hanya tahu sedikit berkat drama-drama yang ku tonton." Jawabku sama sepertinya, menatap lurus kedepan.
"Apa kau haus?" tanyanya lagi.
"Lumayan. Adegan lari-larian tadi membuat kerongkonganku kering." Jawabku seraya menoleh kearahnya.
"Mau menemaniku minum?" tanya lelaki ini.
Seketika aku memberikan tatapan mencurigakan.
"Mwo? Kau berpikir aku mau menjahatimu lagi? Yasudah kalau tidak mau, aku saja yang minum."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UNTOUCHABLE | FF PARK CHANYEOL ❤
FanfictionIa pria yang menolongku. Seseorang yang sangat baik dengan menolong orang asing. Yang membuatku meneguk wine bersamanya ditengah dinginnya malam kota Seoul lalu terbangun di sampingnya pada pagi hari. Membuat jantungku kadang berdetak tak wajar kare...