PART 19 | I promise, i will go to The Church if..

151 5 0
                                    


Kami sudah terduduk manis dipinggiran Sungai Han sekarang. Chanyeol benar-benar menepati janjinya untuk menuruti kemauanku. Ia mencari spot yang sangat jarang dilewati pengunjung. Alih-alih agar tidak ada orang yang dapat melihat kami atau mungkin tepatnya seorang idol seperti dirinya disini, ia memilih tempat kami sekarang agar dapat dengan jelas menikmati pergerakan matahari yang akan kembali tenggelam.

Berbekal 2 kaleng beer yang sengaja kami beli untuk stok di dorm, aku dan pria ini menikmati matahari yang terkesan malu-malu untuk tenggelam. Aku masih tak ingin meladeni segala gurauan Chanyeol. Sungguh, andai mencungkil bola matanya yang selalu melihatku dengan tatapan mengejek itu tidak dosa dan dipenjara, sudah kulakukan itu dari 20 menit lalu.

Bagaimana tidak, setelah sesuka hatinya memelukku di pinggir jembatan tadi, ia dengan santainya mengajakku pulang ke dorm. Ya Tuhan, membayangkannya menatapku dengan sorot mata yang tak bisa kuartikan, membuatku ingin menarik sekuat tenaga telinga lebarnya itu.

"Kalau sudah seperti ini, maukah kau kembali ke dorm bersamaku?" Ucap Chanyeol dengan tatapan yang dibuat sedramatisir mungkin. Ia masih terus memegangi sisi kanan kiri lenganku.

Aku mengerutkan dahiku. Jadi, dengan tatapan semenjijikkan itu ia hanya ingin mengajakku kembali ke dorm? Holy double shit! Seriously, I can't say anything to this guy.

Chanyeol mendekatkan wajahnya sedikit kearahku, seperti sedang menunggu reaksiku.

"Ayolah Anne, kau membuatku seperti kekasihmu yang sedang merengek-rengek minta dicium, asal kau tahu. Shhhh.." Lanjut Chanyeol ketika tak kunjung mendapati reaksiku.

Aku tak mengerti jalan pikiran pria ini. Bisa bisanya ia... Dengan tatapan yang... Ah, sudahlah.

"Hey, Indonesian girl. Bisakah kita kembali sekarang? Kau membuat idol papan atas Korea sepertiku merengek-rengek ditepi jalan. Bagaimana jika ada sasaeng yang melihat?"

Demi Indomie goreng yang sangat kurindukan, memangnya siapa yang menyuruhnya melakukan ini semua? Aku? Woah, yang benar saja!

Tanpa memberikan reaksi apapun –dan dengan wajah super datar, aku melangkah menuju mobil kami yang terparkir ditepi jalan. Meninggalkan Chanyeol yang bersorak gembira karena aku pada akhirnya menuruti keinginannya. Sungguh, ini kulakukan semata-mata karena aku terlalu lelah untuk mendebatnya.

"Anne-ah, maafkan aku, eoh? Aku berjanji takkan seperti itu lagi." Ucap Chanyeol setelah kembali berada dibalik kemudi.

"Anne-ah, jangan terus diam seperti ini! Aishhhh, kau membuatku bingung." Lanjutnya lagi.

"Anne-ah, bisakah.."

"Berhenti merengek-rengek seperti itu Chan! Kau sangat berisik asal kau tahu. Telingaku sakit!"

Aku menyerah. Aku tak sanggup lagi untuk tetap diam dan tak mendebatnya. Aku sudah jengah hanya mendengarkan suaranya saja.

"Lebih baik seperti ini. Ya, berteriaklah kepadaku daripada hanya diam seperti patung."

"Baiklah, ini sebagai permintaan maafku. Katakan 1 keinginanmu detik ini juga." Perkataan pria ini membuatku untuk mengurangi kadar kejengahanku padanya.

Apa tadi yang ia katakan? Keinginanku sekarang? Hah, dia percaya diri sekali bisa mengabulkannya.

"Duduk ditepi Sungai Han. Aku ingin sekaleng beer." Ujarku sambil terus menatap kedepan dan melipat kedua tanganku didada.

"CALL!" Tanpa ada jeda ataupun berpikir sejenak, pria berisik ini langsung menyanggupi keinginanku.

Dia sudah gila. Bagaimana jika...

THE UNTOUCHABLE | FF PARK CHANYEOL ❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang