Aku sedang dalam perjalanan menuju ke dorm sekarang. Satu jam lalu Baekkie menghubungiku untuk cepat kembali. Ia bilang Jun Myeon oppa membeli banyak minuman untuk merayakan kemenangan mereka di Jepang kemarin. Tak lupa aku mengajak Sarang untuk ikut serta setelah mendapat persetujuan mereka, tapi sayang ia sudah terlanjur menyetujui makan malam keluarga bersama pamannya –Kim Dong Wook-ssi.
Bisa dibilang nasibku kali ini seperti gayung bersambut, aku sangat ingin sekali minum malam ini. Walau sebelumnya aku sempat patah hati karena Sarang tak bisa menemaniku. Kalian ingat tragedi Matt? Kini aku enggan minum sendiri.
Tapi sekarang senyumku kembali merekah berkat Jun Myeong oppa. Apakah ia bisa membaca isi kepalaku? Aku menjadi semakin percaya dengan phrase 'rejeki itu takkan lari kemana'. Aku berjanji dalam hati akan membantu memasangkan masker diwajah Jun Myeong oppa semaksimal mungkin nanti malam.
Taksi yang kutumpangi sudah berada di dekat dorm. Aku sengaja tidak berhenti di depan pintu untuk berjaga-jaga. Sasaeng itu mengerikan. Memang tak pernah ada larangan untukku melalui gerbang depan, tapi entah mengapa pintu belakang lebih menguntungkan nyawaku.
Setelah melewati pintu dorm aku disambut oleh Baekhyun yang sedang memegang gelas wine dengan jari-jari lentiknya.
"Apakah kau bertemu dengan Sarang di Indonesia Anne-ah? Lama sekali. Kau sudah melewatkan sebuah permainan bagus." Ujar Baekhyun sambil mengawasiku melepas sepatu dan menggantinya dengan sandal rumah.
"Kepalamu di Indonesia." Aku bergumam pelan.
"Mwo?"
"Ani. Permainan apa maksudmu? Jahat sekali kalian sudah mulai tanpa aku." Aku berlagak merajuk.
"Eishhh, kami belum benar-benar mulai. Hanya pemanasan." Ujarnya dari belakangku yang sudah mulai memasuki ruang rekreasi.
"Hyung, tuangkan juga untukku." Pinta Sehun pada Min Seok oppa. Aku bisa mendengar suara Sehun saat menuju kesana. "Noona, sebelah sini!" Serunya sesaat setelah melihatku muncul di ruang rekreasi. "Gumawo hyung." Lanjutnya setelah mendapati gelas wine-nya terisi sempurna.
Aku mengangguk lalu memperhatikan seisi ruangan. Semua ada tapi tidak dengan satu orang yang luput dari pandanganku. Kemana ia pergi? Apakah ia sedang pulang kerumahnya?
Kupilih tempat yang sudah di sediakan Sehun untukku. Kami berada tepat ditengah ruangan ini. Terdapat beberapa botol wine, soju dan beer dihadapanku serta makanan ringan yang sudah mulai berserakan di lantai.
Dengar-dengar ini merupakan tradisi yang mereka lakukan setelah memenangkan Daesang ataupun penghargaan yang menambah daftar panjang kesuksesan EXO. Mereka melakukannya disini bukan karena tak mampu untuk melakukan pesta perayaan disebuah restoran, bar, club atau tempat semacamnya. Itu sangat mampu mereka lakukan, alih-alih menjaga privasi dan menghindari tanggapan buruk dari publik, mereka lebih menyukai dorm karena tidak harus melakukan perjalanan terlebih dahulu jika sudah kelewat mabuk untuk bertemu dengan kasur. Rata-rata dari mereka adalah drinker kelas berat.
Setelah menuangkan wine kedalam gelasku, Sehun membisikkan seusatu, "Noona, rencana kita dipercepat menjadi besok. Apakah kau siap?"
Mataku terbelalak, "Mwo? Bukankah..."
Ia kembali berbisik, "Tepat dihari ulangtahunku, kami memiliki jadwal panggung. Menyebalkan memang."
"Tapi..." Aku berusaha mengelak.
"Oh-ho, kau sudah berjanji noona!" Ujarnya lantang sambil berkacak pinggang.
"Berjanji apa Sehun?" Tanya Jong In yang ternyata diam-diam memperhatikan tingkah kami sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UNTOUCHABLE | FF PARK CHANYEOL ❤
FanfictionIa pria yang menolongku. Seseorang yang sangat baik dengan menolong orang asing. Yang membuatku meneguk wine bersamanya ditengah dinginnya malam kota Seoul lalu terbangun di sampingnya pada pagi hari. Membuat jantungku kadang berdetak tak wajar kare...