"Sarang-ahhhhhhh. Aku sangat merindukan mu, tahu!!" Aku berseru ketika mataku menangkap bayangan Sarang yang berdiri tak jauh dari tempatku. Sedang berjalan menghampiriku. Kami memang berjanji akan bertemu disini, SUM café.
Ia merentangkan tangannya lebar-lebar untuk memelukku. Aku menyambutnya.
"Mengapa kau sangat sulit ditemui hmm?" Tanyanya setelah pelukan kami merenggang.
"Kau juga sama sibuknya Nona Kim. Jangan hanya menyalahkanku." Aku merasa tak terima dengan kata-katanya.
"Baiklah baiklah. Sekarang kita sudah bertemu bukan? Jadi bagaimana kabar Sehunku?"
"Whattttttt? Apa yang baru saja kau katakan? Kabar Sehun? Kau tak berniat menanyakan kabarku?"
Tawanya seketika pecah, "Adri-ah, kau jelas-jelas berada dihadapanku dan sepertinya kau baik-baik saja. Terlalu basa basi jika aku menanyakan kabarmu."
"Perempuan biadab!" Tatapanku padanya semakin sinis.
Lagi-lagi ia tertawa lepas, "Oke fine. Jadi, bagaimana kabarmu Nona Callie?"
"Buruk!!! For your information." Aku mendengus kesal melihat tingkahnya. Bisa-bisanya ia semenjengkelkan itu setelah lama tak bertemu.
"Apakah seburuk itu?" Tanya Sarang. Senyumnya perlahan menghilang.
"Entahlah. Terkadang aku tak memiliki waktu untuk diriku sendiri." Jawabku realistis. Memang benar begitu adanya.
"Jangan begini, Ad. Kau membuatku merasa ingin menggantikan posisimu." Ujar Sarang yang diakhir dengan tawa hingar bingarnya.
"Shut up, bitch!" Balasku, ikut tertawa.
"Jadi, bagaimana dengan tugas kita?" Tanyaku to the point.
-----
Tak terasa aku dan Sarang sudah menghabiskan waktu 3 jam untuk sekedar bercerita tentang keseharian yang sudah kami lewati selama tidak bersama. Tak lupa juga sedikit menyinggung mengenai tugas kelompok kami. Aku merasa bersalah karena sering tak ikut andil dalam mengerjakan tugas itu. Sarang benar-benar mengerjakan semuanya sendiri. Ia sangat baik, sangat mengerti keadaanku sekarang.
Aku berjanji pada Sarang akan membantunya disetiap ada kesempatan. Aku tahu ia pun sibuk, kami sama-sama sibuk dengan kegiatan masing-masing. Dan ia sudah telalu baik padaku, aku tak bisa mengabaikannya lagi.
Dipertemuan kami tadi siang, Sarang berkata jika ia akan kembali ke Prancis dalam waktu satu minggu terhitung dari besok. Ada beberapa hal yang harus dilakukannya untuk perusahaan keluarga ibunya disana. Aku sangat menyayangkannya. Padahal dalam satu minggu kedepan jadwal EXO tidak terlalu padat dan aku berencana akan menghabiskan waktu bersamanya.
Kami sudah berpisah sekitar satu jam yang lalu. Aku sudah kembali ke dorm untuk memeriksa persediaan makanan kesembilan pria super sibuk itu.
Aku tak habis pikir dengan porsi makan mereka. Baru dua hari yang lalu aku mengisi penuh lemari es mereka, tapi tadi Suho oppa mengabariku jika persediaan makanan mereka menipis.
"Woah, daebak. Aku selalu menerka-nerka bagaimana caranya kalian menghabiskan seluruh makanan di lemari es dua pintu besar ini dalam jangka waktu 2 hari. What a good job, guys." Aku bermonolog takjub setelah membuka lemari es dihadapanku. Mereka –makanan-makanan yang kemarin kubeli benar-benar sudah tak ada dihadapanku.
"Dengan memasukkannya kedalam mulut Adri-ah. Mengapa seperti itu aja kau bertanya?" Lay oppa yang tiba-tiba berada disampingku untuk mengambil segelas air menanggapi celotehanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UNTOUCHABLE | FF PARK CHANYEOL ❤
FanfictionIa pria yang menolongku. Seseorang yang sangat baik dengan menolong orang asing. Yang membuatku meneguk wine bersamanya ditengah dinginnya malam kota Seoul lalu terbangun di sampingnya pada pagi hari. Membuat jantungku kadang berdetak tak wajar kare...