Ternyata sudah jauh-jauh datang ke KBRI pun tak membuahkan hasil yang berarti. Mereka merasa kesulitan karena aku tak bisa mengingat satupun nomor telepon yang bisa dihubungi. Bahkan tempat makan yang kemarin ku kunjungi dengan Cayla dan Cilla gagal untuk kuingat. Jangan salahkan aku untuk yang satu ini. Salahkan mengapa mereka membuat namanya sulit untuk dibaca apalagi diingat. Detik ini juga aku bersumpah untuk berusaha mengingat beberpa nomor ponsel yang kurasa perlu dan berusaha menghapal nama-nama tempat yang kukunjungi.
Petugas kedutaan menyuruhku menunggu untuk beberapa saat kalau-kalau ada yang melaporkan kehilanganku. Aku sangat berharap Cayla dan Cilla memiliki otak yang cukup cerdas untuk mencariku sampai kesini. Aku berjalan lemas menuju ke parkiran, tempat aku dan orang asing tadi berpisah. Ku edarkan pandanganku ke sekeliling tempat parkir tapi aku tak melihat batang hidungnya. Menurutku dia tak akan sulit untuk ditemukan mengingat bentuk tubuhnya yang akan tetap menjulang walaupun dia bersembunyi sekalipun dibalik mobil.
Sudah 5 menit aku mengelilingi tempat ini, tapi aku tak kunjung bertemu dengannya. Apakah ia meniggalkanku begitu saja? Jahat sekali. Kutarik semua kata-kataku yang menyatakan ia orang baik. Aku benar-benar membutuhkan bantuannya sekarang. Sungguh, aku tak tahu harus berbuat apa. Yang ku bisa hanya menangis tersedu-sedu di belakang sebuah mobil. Liburan macam apa ini? Sial.
Sudah sekitar 3 jam aku terdampar disini. Berkali-kali aku bertanya pada petugas apakah sudah ada yang melaporkan tentang diriku tapi kenyataannya nihil. Bodoh sekali kalian! Aku merutuki kedua sahabatku beribu-ribu kali. Aku tak menyalahkan mereka atau pria jangkung itu sepenuhnya. Aku hanya kesal pada diriku sendiri.
Aku memegangi perutku yang sudah mulai sakit. Cacing-cacing diperutku serasa sedang menggerogoti usus dan lambungku karena aku tak kunjung mengisinya. Aku kedinginan. Aku kelaparan. Aku tak tahu harus apa. Haruskah aku meminta makanan pada petugas di dalam? Mungkin mereka akan berbaik hati memberikan makanan padaku mengingat kita sama-sama orang Indonesia. Aku memutuskan untuk memotong urat maluku dan mulai beranjak untuk masuk kedalam. Aku sudah setengah mati.
Aku berjalan gontai menuju pintu masuk. Jam menunjukkan pukul 5 sore tapi belum ada tanda-tanda langit akan meredup. Ia masih senantiasa menerangi nasibku yang gelap. Ketika aku menaiki undakan tangga untuk masuk kedalam tiba-tiba saja ada yang memanggil namaku dari arah belakang.
"GABRIELLA ADRIENNE CALLIE!!!!! Ad, apakah itu kau?" Aku mengenalinya. Itu suara Cilla. Seketika aku menoleh kearah belakang dan sekarang kudapati kedua sahabatku itu sedang berlari kearahku.
"YAAAA!! Kemana saja kalian??????" aku berteriak nyaris menangis. Aku sangat senang mengetahui aku bukan berstatus 'orang hilang' lagi.
Mereka berdua menghambur kearahku, "Darimana saja kau, Ad? Kami setengah mati mencarimu dari semalam. Lihatlah, kami belum sempat pulang ke hotel untuk sekedar mengganti baju."Cayla menyerocos sambil mendekapku dalam pelukannya. Menjijikan sekali setelah ku rasa-rasa.
"Ku pikir, ku pikir aku tak akan bertemu kalian lagi." Aku mulai sesegukan.
"Jangan menangis Ad, jangan menangis. Kita sudah bersama lagi sekarang." Ucap Cilla sambil menepuk-nepuk punggungku.
"Ceritakan kemana saja kau semalam! Dimana kau melewatkan malam yang dingin itu, Ad?" Tanya Cayla sambil menuntunku keluar dari tempat ini.
"Ku ceritakan nanti setelah aku memberi makan cacing-cacing di perutku, oke? Rasanya aku akan mati kelaparan."
-----
Kami memilih tempat ini untuk mengisi perut. Di sebuah kedai pinggir jalan yang lumayan ramai. Kakiku sudah bergetar menunggu daging yang tak kunjung matang di hadapanku. Cayla masih sibuk membalik-balikkan daging sedangkan Cilla sudah mulai meneguk gelas pertama sojunya. Berdasarkan info yang kudapat dari teman-temanku yang sudah pernah ke Korea, kami harus mencoba memakan daging sambil meminum soju. Katanya begitulah cara kebanyakan orang Korea menikmati daging, dengan ditemani alcohol.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE UNTOUCHABLE | FF PARK CHANYEOL ❤
FanficIa pria yang menolongku. Seseorang yang sangat baik dengan menolong orang asing. Yang membuatku meneguk wine bersamanya ditengah dinginnya malam kota Seoul lalu terbangun di sampingnya pada pagi hari. Membuat jantungku kadang berdetak tak wajar kare...