"Mengapa kau tiba-tiba memutuskan ikut, Ad? Apa karena kasihan padaku? Jika benar, itu tak perlu honey. Aku tahu kau lelah." Sarang menanyakan alasan mengapa aku tiba-tiba mengubah keputusanku. Kini kami sedang dalam perjalanan menuju tempat yang dijanjikan.
"Jangan terlalu percaya diri, honey. Aku hanya tiba-tiba merasa suntuk dan butuh hiburan. Lagipula, makanan yang kau belikan tadi membuatku lebih baik." Aku menggamit pinggang Sarang untuk menggodanya.
"Aissssh! Jangan lakukan itu, geli." Protes Sarang sambil mengamati sebuah gedung didepan kami.
"Apa benar ini tempatnya?" Aku mengikuti arah pandangannya.
"Sepertinya begitu."
"Tapi mengapa sepi sekali?" Memang, tempat ini bukan seperti tempat bermain billiard dibayanganku.
"Kalau tempat ini ramai itu berarti mereka sedang konser, bukan sedang main billiard. Lagipula kalau tempat ini ramai aku akan pulang sekarang. Bermain bersama idol itu membahayakan. Think smart Sarang-ssi." Aku memutar bola mataku dan bergegas turun. Terlintas kejadian sebulan lalu.
Sebenarnya aku sendiri pun tak yakin dengan yang kulihat. Tempat ini benar-benar sepi. Apakah kami salah? Tapi alamat yang di berikan Sehun sama dengan yang dihadapanku. Kami mendekat kearah pintu masuk dan melihat seorang laki-laki sedang duduk terkantuk-kantuk dikursinya.
Aku memutuskan bertanya sebelum kami benar-benar mati kedinginan disini. Ia menanyakan apakah kami 2 wanita yang ditunggu oleh pria bernama Byun Baekhyun. Aku langsung menganggukan kepalaku mantap. Ia mengantar kami berdua masuk dan berakhir disebuah ruangan dengan banyak meja. Tapi yang aneh, hanya ada 7 orang manusia setelah ku hitung-hitung dan itu hanya mereka.
"Kalian sudah datang noona?" Tanya Kai setelah ia melihat kami diambang pintu.
"Seperti yang kau lihat baby bear." Jawabku sambil tersenyum dan menghampiri mereka. aku memiliki panggilan baru untuk anak itu.
"Kalian tak tersesat 'kan? Mengingat tempat ini agak sedikit jauh?" Tanya Bakehyun sambil menimbang-nimbang 2 stick yang ada di tangannya, memilih mana yang akan digunakan.
"Untuk ukuran orang baru seperti kami, tempat ini cukup membingungkan. Terlalu banyak persimpangan." Jawab Sarang berdasarkan pengalaman pribadinya menyetir tadi.
"Ayo bermain noona! Apa kalian bisa? Kalau tak bisa, aku bersedia mengajari." Ajak Sehun sambil menarik tanganku.
Aku tersenyum dan ingin menjawab, tapi suara orang lain sudah lebih dulu terdengar.
"Biarkan mereka beristirahat dahulu Sehun-ah. Mereka baru saja tiba. Dan jangan mengalihkan keadaan, lebih baik cepat letakkan kepalamu di lubang itu sekarang. Kau 'kan kalah." Jawab Chanyeol yang terlihat sedang berkonsentrasi dengan bola-bolanya. Seperti sedang memperkirakan sesuatu.
"Ya! Kau jahat sekali hyung. Aku sudah 3 kali merasakan bola itu membentur kepalaku malam ini." Sehun cemberut. Apa sebenarnya yang mereka lakukan?
"Jangan curang Sehun-ah, aku sudah lebih dulu merasakannya. Ini juga semua karena ulahmu yang bodoh. Bisa-bisanya untuk memasukkan bola dengan posisi semudah itu kau gagal." Kini Baekhyun sudah mengayun-ayunkan sebuah stick di depan wajah Sehun.
"Nappeun hyung!!!" Sehun mendesis dan mulai meletakkan kepalanya di depan sebuah lubang. Dari depannya terlihat Chanyeol sedang melakukan persiapan.
CETAKKK!!!
Sebuah bola yang sebelumnya sudah terpantul 3 kali kearah lain berhasil menghantam pucuk kepala Sehun. Pria itu seketika mengangkat kepalanya sambil mengusap-usapnya. Xiumin oppa ikut membantu Sehun mengusap kelapanya untuk meredakan rasa sakit. Wajahnya kini sudah memarah, sepertinya ia tak sedang berpura-pura sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UNTOUCHABLE | FF PARK CHANYEOL ❤
FanfictionIa pria yang menolongku. Seseorang yang sangat baik dengan menolong orang asing. Yang membuatku meneguk wine bersamanya ditengah dinginnya malam kota Seoul lalu terbangun di sampingnya pada pagi hari. Membuat jantungku kadang berdetak tak wajar kare...