Rayn berdiri, memandang ke arah rumah utama dengan jeri. "Aku enggak yakin dia masih di sana. Cewek seperti dia pasti lebih suka baca buku di rumah."
Ardi mengangguk. Saatnya MP bekerja kalau begitu. Malaikat Pelindung dengan Mission Possible: menemukan cewek misterius yang telah membuat sahabatnya itu terkesan banget. Mungkin malah mulai disapa cinta. "Aku saja yang cari dia di dalam. Kamu bisa tunggu di sini. Kalau enggak ketemu sekarang, kita lacak dengan cara lain. Aku bisa minta daftar tamu sama Annabelle. Akan lebih mudah kalau kamu traktir dia jajan besok."
Rayn garuk-garuk, jelas sekali enggak berminat. Tapi akhirnya angkat bahu. "Asal sama kamu juga. Sepaket."
Ardi memukul bahu Rayn main-main. Tergelak.
Rayn menyeringai. "Oh ya, mungkin aku bisa tanya Kak IgGy, siapa tahu ingat pembeli Runako buku keempat dengan cirinya."
"Bagus. Kita buka mata telinga juga di sekolah," sambung Ardi. "Hidungmu juga."
"Oke." Rayn berdiri. Semangatnya kembali. "Aku telepon Mami deh, mau pulang saja. Mending baca ulang tetralogi Runako di rumah."
Ardi tertawa. "Astaga, beneran virus cinta."
Rayn menendangnya main-main. Ardi sigap menghindar. "Sudah sana. Kamu pasti sudah LAPar, perut dan mata."
Ardi melompat mundur karena Rayn menendangnya lagi. Sambil tertawa-tawa, ia pun meninggalkan Rayn. Cewek urakan berkacamata bolong. Siapa sangka selera Rayn seperti itu. Ardi geleng-geleng. Tapi begitu sampai di dalam, matanya awas mencari. Ia melakukan penyisiran cermat dari ruang ke ruang. Sambil menyapa orang-orang yang dikenalnya dari sekolah. Kebanyakan kelas 11 dan 12, serta sebagian guru.
Terakhir, ruang utama yang luas, tempat live music sedang berlangsung. Seorang penyanyi mengalunkan lagu lembut berbahasa Mandarin. Annabelle tampak sedang berdansa dengan ayahnya. Dan Jocelyn entah dengan siapa, mungkin cowok dari negerinya sendiri. Beberapa pasangan tamu turun pula. Jelas, tidak ada cewek yang dicari. Dua kemungkinan: cewek itu sudah pulang seperti dugaan Rayn, atau sudah bertransformasi menjadi Putri Cinderella.
Pencarian selesai tanpa hasil. Ardi keluar, kembali ke halaman belakang, tempat aneka gerai makanan digelar. Perutnya sudah ribut, tidak akan sabar mengikuti antrean. Jadi, ia pergi ke tenda besar di tengah yang tidak terlalu ramai. Ada meja panjang penuh hidangan utama. Ardi mengambil piring dan berniat mengambil sedikit ini sedikit itu. Ia tidak ragu karena pada undangan, disebutkan semua makanan disediakan oleh perusahaan katering yang memiliki sertifikasi halal.
"Ardi!"
Ia menoleh, dan mendapati Hya mendekat bersama Wynter, salah satu anak populer yang disebut-sebut sebagai cowoknya. Ardi tidak mengerti apa yang menarik dari bule satu itu buat Hya. Jauh lah kalau dibandingkan dengan Rayn. Sudah bandel, enggak terlalu ramah pula. Sering datang ke kelas mereka hanya untuk berbicara dengan Hya. Tapi Ardi tidak ingin cari gara-gara. Ia mengangguk sopan kepadanya.
"Kamu sudah ketemu Rayn?" tanya Hya. "Tadi dia cari-cari kamu."
"Oh ya. Rayn sudah pulang sekarang. Ada urusan lain."
Hya mengangguk. Ardi mempersilakan mereka mengambil makanan duluan. Ia mundur dan hampir bertabrakan dengan Raiden. Satu lagi cowok kelas 11 yang populer dengan kebengalannya. Ardi minta maaf, tapi keponakan pemilik sekolah itu melewatinya begitu saja untuk bergabung dengan Hya.
Ardi sering mendengar isu tentang kasta atau strata siswa di Darmawangsa. Tapi baru kali ini bersinggungan langsung. Anak-anak kelas atas yang tidak memandang sebelah mata pada kuya-kuya kecil model dia. Ardi enggak peduli dengan mereka, terlalu asyik dengan dunianya sendiri: Rayn dan kelasnya. Selama mereka tidak bikin masalah dengannya, masa bodo amat.
Sekarang pun, ia tidak terlalu terganggu karena Raiden menyela antrean. Sepertinya cowok kurus dengan rambut gondrong itu sepaket dengan Wynter dan Hya. Ia mulai mengambil nasi. Tapi kembali tersela. Tiba-tiba saja drama dua babak tergelar di depannya. Dan Ardi hanya bisa menonton dengan terbelalak.
Pertama, seorang cewek berambut pirang-abu muncul. Langsung menyapa Wynter dengan nada tinggi dan tajam.
"Halo, Wynter! Halo, Hya! Kalian berdua tampak serasi. So far so good? Tapi jangan lengah. Karena masa lalu enggak akan terhapus begitu saja. Terutama utang-utang yang harus dibayar. Ingat-ingat saja apa yang sudah kamu lakukan, Wynter. Dan Hya, sorry to say, honey, kamu pasti kecipratan."
Ardi melihat Wynter dan Hya seperti terkesima. Mungkin terlalu kaget untuk bereaksi. Kemudian Wynter pulih lebih dulu dan hendak berbicara, tapi cewek berambut pirang itu sudah melambaikan tangan dan berlalu. Wynter pun angkat bahu. Sambil berbicara pelan untuk menenangkan, ia lanjut menyendokkan makanan ke piring Hya. Gadis itu masih tampak gelisah. Melongok ke arah si pirang menghilang. Matanya kemudian bertemu Ardi. Ia tersenyum kikuk. Ardi balas tersenyum dengan makna, "Abaikan saja, enggak layak kamu pikirin."
Tak berapa lama, babak kedua terjadi. Kali ini cewek dengan rambut hitam panjang bergelombang. Baju pesta yang dikenakannya sederhana tapi manis. Ardi sesaat terpana. Ada lesung pipi! Membayang walau ia tidak tersenyum. Cewek itu menyapu sekeliling dengan matanya, kemudian dengan mantap berjalan menuju ... Wynter.
Ardi baru tahu cewek itu datang membawa segelas penuh cairan merah saat isinya disiramkan ke dada Wynter.
"Ini untuk lima kecoak yang aku bebaskan dari penyandraan! Sebagai pahlawan kecoak, dengan ini aku balaskan dendam mereka. Terima kasih," kata cewek itu dengan suara lantang dan jelas di antara seruan kaget orang-orang yang menyaksikan. Senyumnya kemudian mengembang. Dekik di kanan-kiri pipi semakin dalam.
Jantung Ardi seakan lupa berdenyut.
(bersambung)
______________________
Dear pembaca,
Terima kasih atas dukungan kalian sejauh ini. Ardi di sini. Fotoku belum jadi. Tunggu ya. Ilustratornya masih riweuh mengurus anak. Haha. Tapi akan diupload menyusul siangan. Janji ya, kalian akan balik lagi untuk lihat aku. Sekalian ajak teman-teman, abah dan ambu, adik dan kakak.
Dukung aku terus. Biar enggak cuma jadi kuya kecil.
Oh ya, ada yang punya lesung pipit?
(Enggak. Enggak apa-apa, cuman nanya aja. Hehe.)
Salam manis.
Ardi
Update. Selasa 31/10/17. Pk. 09.39 ....
hai, ini aku, Ardi.
PS.
Penasaran tentang Wynter, Hya, dan Raiden? Baca Write Me His Story di akun pribadi author ya. (AryNilandari)
KAMU SEDANG MEMBACA
PELIK [Sudah Terbit]
Novela Juvenil[Sudah Terbit] PELIK "haruskah aku relain kamu dengannya?" Rayn belum pernah jatuh cinta. Gimana mau jatuh cinta kalau ngenali muka orang saja enggak bisa. Ia mengidap face-blindness yang dirahasiakannya mati-matian. Saat cinta akhirnya menyapa, Ray...