12. Sumpit Stainless

13K 2K 431
                                    


Megan merapatkan bibir. Berjalan di samping Ardi, menuju kafetaria. Ia mendengarkan celotehnya sambil lalu, karena pikirannya masih tertuju pada cowok taman bonsai itu. Keterlaluan enggak sih? Tadi pagi, ia turun dari mobil tergesa-gesa, sampai lupa salaman dengan Tante Naura, demi mengejar Ardi dan cowok itu. Dari jauh, ia melihat keduanya turun dari mobil yang sama, mencium tangan wanita yang sama. Kesimpulan: cowok taman bonsai itulah yang dimaksud Ardi sang tutor sekaligus sahabat terbaiknya. Ini bukan kebetulan. Mereka dipertemukan lagi oleh The Greatest Power. Kesempatan untuk kenalan pagi-pagi, ia pun mengejar. Tapi apa yang dilihatnya?

Si cowok kabur. Ardi bilang, mau ngerjain sesuatu sebelum bel masuk. Megan kurang percaya. Entah kenapa, ia yakin cowok itu rapi dan mengerjakan semuanya tepat waktu. Enggak mungkin ketinggalan PR apalagi ngerjain dadakan. Dan terbukti, mereka malah sampai duluan di lantai dua. Dan si cowok ... oke, namanya Rayn. Ardi mengajarinya melafalkan. Kayak bilang rain, hujan. Dan Rayn baru muncul hanya sesaat menjelang bel. Lewat di depan kelasnya, tanpa menyapa, padahal ada dia di pintu, pamer senyum.

Keterlaluan, kan? Sudah ketemu atau lihat empat kali. Bertukar kata paling enggak dua kali. Kenapa sih? Apa masalahnya?

Tapi Megan dengan senang hati memberinya kesempatan lagi. Mengajak mereka makan siang bareng. Eh, keterlaluan lagi, Rayn menolak. Kali ini tanpa alasan. Cowok itu cuma mengintip dikit dari buku yang dibacanya waktu Megan berdiri di pintu kelas mereka. Pura-pura enggak kenal pula. Aaaaaargh!

Megan sudah meremas lengan Ardi, dan cowok itu memekik.

"Aduh, maaf maaf, aku gemes banget." Ia memandang Ardi khawatir. Apa anak ini bisa menebak pikirannya? "Ardi, kamu duluan ke kafetaria deh, cariin tempat, belikan aku apa pun yang kamu beli. Aku harus balik ke kelas. Ada yang ketinggalan."

Ardi terkekeh. Menggosok-gosok lengannya. "Megan, kalau dompet enggak apa-apa, dari aku aja."

Megan geleng-geleng. Dompetnya ada di saku. Bukan itu, tapi ia membiarkan Ardi dengan persepsinya. "Bentar saja kok." Ia menepuk bahu Ardi dan melesat turun tangga. Biar tambah lapar, pikirnya. Biar lebih ganas marahnya. Hhhh, awas kamu Rayn! Emangnya siapa kamu berani-beraninya bikin baper hanya dengan lagak so cool ... eh, sok cool!

Terengah-engah, ia sampai di koridor lantai dua. Leher dan kulit kepalanya lembap oleh keringat. Ia mengipas-ngipas sejenak ke belakang geraian rambut sambil mengatur napas. Karet pengikatnya hilang. Selalu begitu, lolos tanpa ia sadari. Dan ia tidak membawa pensil atau bolpen untuk konde. Megan melangkah ke dekat void mencari angin ....

Eh .... Itu Lucy! Ngapain di depan Rayn?

Megan merunduk di balik birai. Mengintip lagi ke seberang. Lucy berganti baju olahraga tadi pagi meski hari ini tidak ada olahraga. Jas dan bajunya kena pylox bening. Sebagian ujung rambutnya juga kena sampai bergumpal. Lucy memotongnya dengan murka, tentu saja. Rambut kebanggaannya. Se-SMA, cuma ada dua cewek dan satu cowok yang punya rambut pirang abu seperti itu. Bisa dibilang emas keperakan atau perak keemasan. Dan cuma rambut Lucy yang panjang. Hari ini cewek itu berduka dengan memakai topi pet. Siapa pun yang menjailinya dengan pylox bakal dibalas dengan sadis, pikir Megan. Tapi Lucy tidak menjawab pertanyaan siapa pun tentang si jail. Tipikal Lucy. Hadapi sendiri semuanya.

Megan mengumpulkan rambutnya ke depan. Hitam, panjang, bergelombang. Biasa saja. Barangkali separuh cewek SMA punya rambut begini. Tapi banyak yang lebih modis dengan menata ujung-ujungnya jadi keriwil cantik atau terpilin kayak tabung.

Lalu dilihatnya Lucy meninggalkan Rayn. Atau tepatnya Rayn yang pergi meninggalkan Lucy, menuju ke arahnya, pasti ke tangga. Secepat kilat, Megan lari, turun beberapa anak tangga. Menunggu di bordes. Feeling saja. Rayn sudah menolak gabung makan siang berarti tidak akan naik ke lantai empat. Kemungkinan besar ke kafe di lantai satu atau keluar ke taman.

PELIK [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang