Kepada Jendral C.
Tembusan: Pangeran Kegelapan dan Kapten PPC.
Di tempat kalian masing-masing sedang menertawakan aku.
I hate you, Guys! I really truly hate you.
Kalian berkonspirasi menjebakku dalam situasi pelik. Galau dan marah enggak cukup untuk menggambarkan perasaanku sekarang. Rasanya pengin lempar kalian dengan kamus. Makan deh tesaurus emosi manusia yang bikin kalian terus hidup. Parasit!
Jangan pura-pura enggak tahu apa masalahku. Jangan sok bijak menasihati aku dengan "everything happens for a reason."
Coba deh berdiri di posisiku. Cowok 16 tahun, baru merasa suka sungguhan ke cewek. Lalu dengan dorongan sahabatnya, ia berani melakukan pendekatan ... untuk kalian hancurkan begitu saja.
Kapten, kamu sepertinya sengaja memanah cewek yang sama untuk Rayn dan aku. Rayn belum tahu. Tapi feeling-ku kasih peringatan waktu lihat Megan mematahkan ranting untuk mengonde rambutnya. Saat itu aku enggak pengin bertanya lebih jauh. Nuraniku berontak. (Iyalah, ini pasti gara-gara jabatanku sebagai MP Rayn).
Aku tanya tentang Runako dan kacamata, dan jawabannya ya. Saat itu, aku pengin banget lenyap dari depannya. Enggak mau dengar lain-lainnya. Aku berhak menyimpan sedikit keraguan yang tersisa. Cewek mana pun yang punya rambut panjang bisa mengondenya dengan apa saja. Siapa pun bisa jadi pembaca Runako. Dan siapa pun yang pakai kacamata pernah bermasalah dengan lensa lepas.
Jadi, diamlah kalian bertiga. Aku baru percaya dia Mitsuha kalau sudah ada bukti lebih konkret. Misalnya dari foto-foto di pesta Jocelyn, dari daftar tamu Kak IgGy, atau dari pengakuan Megan sendiri.
Baru saat itu aku akan bilang ke Rayn. Mitsuha sudah ditemukan.
Then what?
Ada dua kemungkinan, Megan menerima atau menolak Rayn. Kalau perasaan mereka saling berbalas, aku bersedia mundur. Rayn lebih penting. Tapi kalau Megan menolaknya, sebelum itu terjadi, aku harus mencegah sakit hati yang enggak perlu. Aku terlalu sayang pada Rayn, enggak akan kubiarkan cinta pertamanya kandas dan bikin trauma. Mending selamanya ia mencari Mitsuha, sampai ketemu cewek lain saja.
Aku sadar, logika berpikirku sudah dipengaruhi Pangeran Kegelapan. Licik penuh muslihat. Membalut egoisme dengan alasan-alasan yang kedengaran logis.
Misalnya, saat Megan ke kelasku nanti karena aku janji mengenalkannya pada Rayn, aku tunda saja. Bisalah cari alasan agar mereka tidak bertemu dulu. Hanya sampai ada bukti nyata. Aku janji.
Sebetulnya, aku bisa saja bercerita langsung pada Megan tentang Rayn dan Mitsuha. Lihat reaksinya. Kalau lampu hijau, mereka bakal kupertemukan. Kalau lampu merah, aku jauhkan saja Megan, dan Rayn enggak perlu tahu. Ini lebih fair. Tapi kalian lupa, di balik kata "fair" ada hatiku yang "faint".
Aku masih memikirkan diri sendiri? Setelah apa yang Rayn lakukan untukku?
Jangan bilang begitu, aku di sini juga korban kegilaan Kapten. Aku tahu perasaanku terhadap Megan. Kunjungan ke rumahnya, menguatkan itu. Bilang aku lebay, tapi she's the girl I am dreaming of. Ada atau enggak ada lesung pipi. Tapi kalau bertepuk sebelah tangan, aku enggak bakal maksain kok. Dan untuk tahu itu, perlu waktu, perlu proses. Bolehkah aku minta waktu sampai yakin dulu?
Rayn enggak ke mana-mana kan. Megan juga enggak ke mana-mana.
Oh satu lagi, dan ini yang paling penting. Kupikir, Megan harus tahu kondisi Rayn, face-blindness-nya. Itu baru 100% fair buat Megan juga. Jangan sampai mereka jadian terus belakangan ketahuan Rayn main mata dengan cewek lain yang dikiranya Megan. Megan harus siap dengan apa pun yang bakal terjadi kalau punya cowok prosopagnostik. Kalau dia bisa menerima Rayn apa adanya, aku akan relain mereka.
Tapi berarti sekali lagi, aku perlu waktu untuk memberitahu Megan. Enggak bisa dong ujug-ujug, "Hei, Megan, Rayn ini buta wajah."
Aku sudah bersumpah untuk menjaga rahasia, demi keamanan Rayn. Bahkan Megan enggak perlu tahu kecuali mereka memang meant to be. Itu pun harus Rayn sendiri yang bilang.
Jadi, kesimpulan suratku ini:
Give me time.
Kapten, kalau masih mau mengoreksi kesalahanmu, bantu carikan Rayn cewek baru.
Jendral C, tolong deh supervisi.
Pangeran Kegelapan, hapus cengiran jelekmu, aku enggak bakal jatuh serendah kamu. Lencana MP ini akan terus mengingatkan aku.
Love will find the way.
Aku masih percaya itu.
Tertanda,
Yang lagi bete dari ujung jempol kaki sampai unyeng-unyeng,
Ardi
------------------
Hai pembaca yang baik,
Sesuai janjiku, bonus Jumat ini dua part. Biar enggak nanggung karena part Check Point ini sedikit. Tapi intense banget.
Peluk Ardi sampai gepeng.
Sampai ketemu Selasa depan di sekolah ya.
Salam
Ary.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELIK [Sudah Terbit]
Teen Fiction[Sudah Terbit] PELIK "haruskah aku relain kamu dengannya?" Rayn belum pernah jatuh cinta. Gimana mau jatuh cinta kalau ngenali muka orang saja enggak bisa. Ia mengidap face-blindness yang dirahasiakannya mati-matian. Saat cinta akhirnya menyapa, Ray...