2.2

2.8K 572 92
                                    

"Jihoon Hyung?"


Seonho dan Hyungseob saling tatap setelah menemui orang yang mencari mereka. Rasanya tidak percaya dapat bertemu kembali setelah dua setengah tahun.


"Hyungseob-ah, Seonho-ya!"


Jihoon segera berlari mendekat, memeluk kedua mantan rekan kerjanya yang sangat ingin ia temui.


"Kapan kau kembali ke Korea, Jihoon-ah?"


"Belum lama, baru saja landing semalam," Jihoon tersenyum lebar, "aku berhasil wisuda lagi dalam tepat dua tahun!"


"Kau hebat!"


"Ya, benar-benar hebat!"


"Tidak juga, aku hanya berusaha untuk tetap tekun."


"Tapi Hyung," Seonho sedikit berbisik, "siapa lelaki ini?"


Jihoon semakin lebar senyumnya, "ah dia, Jinyoungie, Bae Jinyoung," lelaki yang diperkenalkan membungkuk sedikit, "calon suamiku."


"APA?"


"Kenapa kalian kompak sekali?" Jihoon terkekeh, "dia bertemu denganku di Amerika. Dia mengejarku," Jihoon berbisik, membuat Seonho dan Hyungseob tertawa.


"Sayang, ayolah, siapa yang menguntitku di kafe setiap kali aku tampil, hm?"


"Jinyoungie, jangan membuka semuanya! Aih, kau membuatku malu."


"Kalian sangat lucu," Hyungseob tersenyum senang, meski di hatinya tersisa sesak. Ia kembali teringat Woojin.


"Ah! Bagaimana Woojin-ssi? Dia kembali enam bulan lagi, bukan?"


Seonho menatap Hyungseob khawatir sebelum menjawab, "sepertinya, Jihoon hyung perlu tahu."







{···}







"Woojinie~"


Woojin menutup telinganya dengan bantal. Jangan lagi, ia muak dengan suara itu.


"Woojinie, bangun~ ini sudah pukul 9!" pukulan-pukulan kecil mendarat di lengan Woojin, "ayah pasti menunggumu di kantor."


Woojin akhirnya bangun dan segera melangkah keluar kamar, meninggalkan lelaki berkulit putih sendiri.


"Kau mengabaikanku lagi! Huh," pelukan kecil segera Woojin dapatkan di belakang tubuhnya, "jangan terlalu acuh padaku!"


"Kim Dongbin-ssi," Woojin berbalik dan melepas paksa pelukan Dongbin, "berhentilah. Aku di sini hanya untuk bekerja, menjalankan tugas awalku."


Dongbin cemberut, "awas saja jika setelah menikah nanti kau masih maniak kerja seperti ini."


"Terserah," Woojin melanjutkan langkahnya, "lagi pula aku tidak akan menikah denganmu."


"Jangan katakan itu lagi."


"Memang kenapa?" Woojin berhenti tanpa menoleh, "aku memang tidak ingin menikahimu."


"Menurutlah apa kata ayah!" Dongbin mulai meninggikan nada bicaranya, "atau seluruh perusahaanmu akan hancur."


Woojin akhirnya menoleh, menatap Dongbin yang penuh kesal.


"Kau mengukur cinta hanya dengan jabatan, hm? Begitu rendahnya."



Dongbin tidak tahan lagi. Ia membanting semua benda di sekitarnya, vas, bangku, lampu meja, ah, untung saja mereka orang kaya.



"Berhentilah menjadi anak kecil," Woojin berkata enteng, "itu tidak mempan bagiku, meski kau merobohkan rumahmu juga."








{···}








"Lalu, bagaimana? Kau sudah mencoba menghubunginya lewat ponsel lain?" Jihoon menatap Hyungseob khawatir, "siapa tahu ponselmu sedang bermasalah."



Mereka berempat, Jihoon, Hyungseob, Seonho, dan Jinyoung saat ini sudah berada di kantin kantor. Meja pojok menjadi pilihan utama untuk bercerita.



"Berkali-kali, Jihoon-ah," Hyungseob tersenyum, "sama saja, tidak ada perkembangan meski sudah lewat enam bulan."



"Di mana perusahaan itu?"



Semua serentak memandang Jinyoung yang membuka mulutnya setelah beberapa saat terdiam. Mimiknya serius sekali.



"Osaka, Kim Hanguk Group."



Jinyoung mengotak atik ponselnya setelah mendapat jawaban, ternyata menelepon seseorang.



"Halo?"



"Kim Hanguk? Ah ya, aku Bae Jinyoung."



"Aku butuh sedikit informasi, yah, biasa."



"Adakah CEO dari Yonghwa yang sedang ditugaskan di sana?"



"Ya, Yonghwa Group. Namanya, Park..."



Jihoon menjawab lamat, "Woojin."



"...Park Woojin, ya, adakah?"



"Aku rekannya."



"Apa? Me-menantu?"



Hyungseob membelalakkan matanya, terkejut. Ia menerka, menantu apa? Siapa?



"Ah, ya, terima kasih banyak."



"Ada apa, Jinyoung-ssi?" Hyungseob segera bertanya ketika Jinyoung sudah mulai mematikan layar ponselnya.



"Kekasihmu, Park Woojin," Jinyoung berkata lembut, takut jika saja salah bicara, "dia calon menantu Kim Minseok, presiden direktur Kim Hanguk Group."

Boss? +jinseobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang