Denting jam terdengar semakin nyaring ketika sunyi menyapa. Sudah hampir 20 menit Hyungseob terdiam di tempat yang sama dan Woojin belum juga kembali. Awalnya, nyala kran air di seberang sana seakan menjadi penenang baginya. Sekarang, sedikit pun suara entah kemana.
"Sayang?"
Baru saja Hyungseob ingin berbalik, harum mint telah tercium, jelas sekali. Tangan dingin dan lembab menyapa perutnya, memberikan sebuah pelukan yang nyaman. Sedikit ia menengok, pipinya telah dihujani banyak ciuman manis.
"Woojin-ah, pakai dulu bajumu!" Hyungseob meronta, memberi ancaman jika-kau-tidak-segera-berpakaian-maka-aku-akan-pergi.
"Tidak," Woojin mengencangkan pelukannya, "aku ingin kau melihat tubuhku."
"Hei!" Hyungseob melepas paksa pelukan kekasihnya dan berbalik ke arahnya. Wajahnya memerah, bibirnya terbungkam sebentar sebelum melanjutkan, "badanmu tidak seseksi Park Chanyeol!"
"Jadi, kau lebih memilih idolamu itu?"
"Ya.. bagaimana lagi?"
Sedetik setelah Hyungseob berucap, tubuhnya sudah terkunci di antara tubuh Woojin dengan sofa merah yang ia duduki. Matanya tak henti menatap Woojin yang memberikan seringai.
"Ap-apa yang kau lakukan?!"
"Pilih aku atau Chanyeol?"
"Chanyeol!"
Woojin mencium pipi Hyungseob di bawahnya, "aku atau Chanyeol?"
"Sudah kubilang, Park Chanyeol!"
Woojin mencium bibir Hyungseob lembut, melumatnya sedikit, diakhiri dengan kecupan singkat, "jangan inginkan orang lain, sayang."
Wajah Hyungseob kembali memerah, matanya kini dialihkan, ke mana saja asal tidak berhadapan dengan manik tajam milik Woojin.
"Aku hanya becanda."
"Tentang apa?"
"Tentang Park Chanyeol."
"Asal jangan becanda dengan perasaanku."
Hyungseob susah payah bangun, mendorong Woojin untuk menyingkir sedikit. Setelah berhasil, ia segera menetralkan degupan jantungnya.
"Dari mana kau belajar menggombal seperti itu?"
"Aku tidak menggombal," Woojin kembali memeluk lelaki kesayangannya itu.
"Huh, sudah-sudah," Hyungseob menepuk-nepuk lengan Woojin, "berpakaianlah."
"Tidak mau."
"Woojin-ah.."
"Aku tidak mau, terlalu nyaman seperti ini."
"Jika kau demam, aku tidak akan merawatmu!"
"Baiklah," Woojin melepas pelukannya, tetapi tidak segera menjauhkan wajahnya dari Hyungseob, "popo first?"
Hyungseob menghela nafas, "kenapa kau begitu senang meminta ciuman dariku?"
"Karena aku mencintaimu."
"Tapi, kau bahkan memegang junior Jihoon-ssi."
"Apa kau mau kupegang juga?"
"Hei!" Hyungseob menjauh beberapa senti dari Woojin, "jangan macam-macam!"
"Maka dari itu, jangan bahas Jihoon-ssi lagi," Woojin menggenggam tangan Hyungseob lembut, "hanya ada kita di sini dan aku ingin tidak ada orang lain, bahkan dalam pembicaraan kita. Bolehkah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss? +jinseob
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Ahn Hyungseob bekerja pada perusahaan yang sama dengan kekasihnya, Park Woojin, dengan segala rahasia yang tersimpan. Masalah banyak bermunculan, apakah mereka dapat melewati semuanya? #101 in Fanfiction [171109] 2017, jidatoppa