Epilog

3K 583 72
                                    

Cuaca sangat cerah, cocok untuk melengkapi suasana hati Hyungseob yang mendung. Hari ini adalah hari ke lima setelah kabar kepindahan Woojin ke Jepang dan hari pertamanya berpisah dengan Woojin setelah tiga tahun bersama.




Hyungseob tidak pernah berpikir bahwa ia harus menjalani hubungan jarak jauh dengan Woojin. Tiga tahun? Hei, seminggu saja terasa sulit sekali.




"Hyungseob-ah," Woojin mengecup bibir Hyungseob, tidak seperti biasanya, kini lebih lama, "jagalah kesehatanmu."



"Tentu," Hyungseob mengangguk dan tersenyum, "kau juga."



"Sepuluh menit lagi pesawat akan berangkat," Woojin mengusap pipi Hyungseob, "aku akan bersiap."



Hyungseob ingin menangis. Namun, tidak, jangan. Jika ia menangis kali ini, Woojin pasti berpikir ulang untuk pergi.




"Aku ingin mengatakan padamu sebelumnya," Hyungseob memeluk tubuh Woojin, "aku mungkin bukanlah orang yang sempurna untukmu. Aku bukan orang yang dapat dengan leluasa memelukmu dan menyalurkan kasih sayangku padamu selama ini, hanya karena ketakutanku akan jabatanmu. Tapi, percayalah, aku sangat menginginkanmu selalu di sampingku."



Woojin diam, ia membiarkan Hyungseob terus berbicara.



"Dengar, kita sudah melewati tiga tahun yang lalu bersama-sama, kita pasti bisa juga melewati tiga tahun yang akan datang, bukan?" Hyungseob semakin merasakan sakit di hatinya ketika berucap, "ingatlah, ada aku di sini yang selalu menunggumu. Pastikan kau kembali, aku menanti kedatanganmu, kapan pun itu."



Woojin mencium bibir Hyungseob, memberikan semua rasa yang ia punya. Memberikan jaminan pada Hyungseob, bahwa ia selalu menjadi milik Hyungseob, tidak ada keraguan untuk itu.



"Hyungseob-ah, akan kupastikan kau menjadi orang pertama yang akan kutemui ketika aku pulang nanti," Woojin berkata dengan yakin, "aku juga akan memenuhi perkataanku untuk menikah denganmu."

















"...selamat tinggal."

Boss? +jinseobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang