BAB 5

758 21 0
                                    

Tanpa ragu, Adit menjatuhkan diri di bangku sudut kafe. Sama sekali tak mempedulikan siapapun. Membuat gadis yang lebih dulu duduk di sana dan sibuk dengan laptopnya, melihat ke arahnya.

"Elo?!" kaget gadis itu, tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Kenapa?" tanya Adit sinis. "Siang-siang gini, rame juga ya!" lanjutnya kemudian.Membuat gadis yang tak lain adalah Key, mendesis kesal, dan kembali ke layar laptopnya.

"Ngapain sih, lo duduk di situ segala. Kayak nggak ada tempat lain aja!" dumelnya tanpa sedikit pun melihat ke arah Adit.

"Ya emang nggak ada!" Key langsung melebarkan matanya melihat Adit. "Apa?!" bentak Adit membuat Key sedikit tersentak. "Nggak percaya...? Noh, lo liat!" Adit menunjuk dengan dagunya.

Dengan tetap pada ekspresinya yang kesal, Key melihat ke sekeliling. Kondisi kafe yang berbeda sekali seperti tadi saat dia datang, sukses merubah ekspresinya menjadi terheran-heran. Kok bisa! Perasaan tadi sepi!

Belum keheranannya dengan suasana kafe, kini dia dibuat tertegun dengan tingkah Adit yang memakan kentang gorengnya tanpa permisi.

"Kok dimakan, sih?" keluh Key.

"Kenapa? Makanan dipesen kan, buat dimakan." Jawab Adit masa bodo.

"Iya juga sih, tapi kan...,"

"Apa...? Ini makanan lo?" potong Adit. Key pun mengangguk. "Udah..., tenang, entar gue ganti. Gue laper banget, nih! Nanggung kalo pesen sekarang. Keburu laper gue ilang!"

"Gue juga laper kali!"

"Kalo laper, kenapa nggak dari tadi lo makan?"

"Iiih...!" geram Key.

"Lagian ya, gue itu temen Kakak lo, gue juga temennya pacar lo, dan satu lagi, lo juga punya salah sama gue. Jadi, anggap aja, ini sebagai tanda perkenalan lo, atau kalau enggak penebus kesalahan lo," beber Adit terus saja mengunyah kentang goreng Key.

"Lo denger ya! Pertama, gue bukan pacar temennya lo. Kedua, gue nggak minat punya kenalan modelan lo, dan ketiga, gue nggak punya salah sama lo, jadi gue nggak perlu kasih penebusan apapun ke elo!" terang Key panjang lebar.

Adit tak begitu menanggapi omongan Key. Terus saja dia makan kentang goreng yang tinggal setengah itu.

Merasa tak diacuhkan, Key yang kesal langsung mengambil kentang yang hendak Adit masukkan ke mulutnya. Meletakkannya kembali ke piring, lalu ditarik mendekat padanya.

"Nggak sopan banget, sih!" tegur Adit.

Key pun menutup laptopnya dan mencondongkan wajahnya, sedikit mendekat ke Adit, "Bodo!" tukasnya lalu beranjak dari kursi.

Tapi Adit yang menyadari Key hendak pergi, langsung berdiri menghadang.

"Minggir!" bentak Key.

"Kalo gue nggak mau?"

"Sumpah... Ergh...! Nyebelin banget sih, lo!"

"Bodo...! Buruan duduk!"

"Ogah!"

"Lo duduk sendiri, atau gue yang maksa lo buat duduk?" tanyanya seraya duduk kembali ke kursinya.

"Heh," Key menyeringai, "coba aja kalo bisa!" tantangnya seraya berjalan pergi.

Dengan gerakkan cepat, Adit meraih lengan Key. Menariknya hingga Key jatuh ke dalam pangkuannya.

Key terkejut bukan main mendapat perlakuan itu. Ditatapnya Adit dengan muka kesal.

The Climbing Love (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang