BAB 13

781 20 7
                                    

Adit terus saja melangkahkan kakinya menuju area belakang kampus. Dan Key menguntitnya dari belakang.

Selang beberapa menit, mereka pun berhenti. Menatap dermaga yang kosong tak berpenghuni. Adit menatap tempat itu dengan ekspresi datarnya, sedang Key sebaliknya. Sampai-sampai tak sadar jika Adit sudah menggerakkan kaki menuruni undukan tangga.

"Heh?! Malah bengong!" tegur Adit saat menyadari Key tak juga beranjak dari tempatnya, padahal dia sudah melewati setengahnya.

"Eh, enggak," elak Key mulai berjalan menuruni tangga demi tangga. "By the way, kita ngapain ke sini?" tanyanya setelah sampai di samping Adit.

Adit menoleh melihat Key sesaat, "Latian buat siapin fisik lo!" jawabnya datar.

“Di sini?” tanya Key seperti tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

“Kenapa?” Adit justru balik nanya dengan nada sedikit galak.

“Nggak pa-pa,” jawab Key langsung menggeleng enggan untuk berdebat. Hari ini moodnya benar-benar baik. Dia tak ingin merusak moodnya itu hanya karena kata-kata Adit itu. Lagian, kemarin dia juga sudah janji untuk menuruti apa kata manusia satu ini.

“Sekarang, lari putari dermaga sebanyak 15 kali!” mendengar itu, Key langsung memasang muka terkejutnya.

"15 kali? Yang benar aja!"

“Kenapa?”bentak Adit, membuat Key terlonjak dan segera lari mengelilingi dermaga itu.

Sementara Key lari, Adit sibuk dengan ponselnya. Membuat Key kesal dan mengatakan hal buruk tentangnya. 5 putaran telah dilaluinya tanpa sebentar pun berhenti. Putaran berikutnya, Key merasa benar-benar lelah. Dengan berpegangan pada pagar pembatas, Key berhenti. Punggungnya membungkuk dan satu tangannya memegangi lutut.

Menyadari Key berhenti, Adit mengalihkan pandangan dari ponsel. “Kenapa berhenti, buruan?!” teriak Adit.

“Capek tahu!” sahut Key dengan ngos-ngosan.

“Baru juga segitu!” timpal Adit.

“Baru juga segitu, baru juga segitu!” ulang Key dengan ekspresi mencibir dan kembali berlari. Dengan terus berlari, Key mengarahkan pandangannya pada Adit. Menatap tajam cowok itu. memberikan peringatan  dalam kebungkuman. Awas aja lo. Gue pasti bakal balas perbuatan lo!

“Fokus…!” teriak Adit tanpa sedikit pun berpaling dari ponsel.

Key tak mengindahkan perintah Adit. Justru sebaliknya, bukannya fokus pada jalanan, Key malah memfokuskan seluruh perhatiannya pada Adit. Dan kemudian…,

“Aaa…!” Key menjerit saat keseimbangannya hilang karena satu kakinya menginjak tali sepatunya yang lain. Membuat Key hampir merasakan kerasnya lantai dermaga, jika saja Adit tak bergerak cepat. Menahan tubuhnya yang tinggal setengah meter lagi menyentuh lantai dermaga.

“Udah gue bilang, fokus!” bentak Adit, kemudian menarik tangan Key hingga berdiri lagi. “Benerin tali sepatu lo!” lanjutnya seraya bergerak ke undukkan tangga, duduk di sana dan kembali sibuk dengan ponselnya.

Dengan muka pucat, Key membungkuk membenarkan tali sepatunya dan kembali lari. Kali ini, dia benar-benar fokus pada larinya. Bodo amat dengan Adit. 5 menit kemudian, Key selesai dan segera menghampiri Adit.

“Apa lagi?” tanya Key ngos-ngosan.

“Sit up 20 kali!” Tanpa perlu mengulang, Key langsung melakukan sit up. Sebelum Key menyelesaikan sit upnya, Adit sudah mengatakan yang selanjutnya, “Istirahan sebentar, habis itu naik turun tangga.” Ujarnya seraya bergerak pergi menaiki tangga.

The Climbing Love (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang