Key dan Riko berjalan beriringan menuju ruang Mapala. Sebisanya Key menekan kegelisahan yang tampak jelas di wajahnya. Entah kenapa, sejak menyadari jika Adit juga anak Mapala, ketakutan itu muncul. Seakan-akan dirinya hendak berhadapan dengan makhluk paling mengerikan sejagat raya. Karena hal itulah, langkahnya pun memelan.
Riko yang mengetahui itu, ikut memelankan langkahnya agar kembali berdampingan dengan Key, dan kemudian menggenggam erat tangan Key.
Key mendongak melihat ke arah Riko yang tersenyum dan mengangguk. Di kedua mata cowok itu, tampak sekali keyakinan jika Key bisa.
Setelah beberapa saat berjalan, mereka pun sampai di depan pintu mapala. Pintu yang menjadi sekat antara dirinya dan Adit. Membuat jantung Key berdetak dua kali lebih cepat.
"Key? Kamu siap?" tanya Riko.
Setelah menghela nafas panjang, Key pun mengangguk. Kembali Riko tersenyum lalu membuka pintu itu. Sementara satu tangannya semakin kuat menggenggam tangan Key yang semakin dingin.
Mereka pun berjalan masuk ke ruangan itu. Kehadiran mereka, dengan tangan saling bertaut, tentu saja membuat semua anak Mapala langsung melihat ke arah mereka dengan tampang bertanya-tanya. Key pun berusaha untuk bersikap tidak peduli dengan hal itu.
Tapi sayang, sikap cuek Key tak bertahan lama. Dia yang tak tahan pun langsung melepaskan genggaman Riko. Genggaman yang berusaha memberinya ketenangan juga kehangatan di tangannya yang sedingin es.
Key pun menggerakkan kepalanya mencari sosok Adit dan menemukannya di sudut ruangan. Tengah berbincang dengan beberapa temannya.
"Adit?" panggil Key.
Adit pun menoleh ke arah Key sesaat, "Kalian udah ngerti, kan?" tanyanya pada teman-temannya. Mereka pun mengangguk lalu bergerak pergi, meninggalkan Adit dan Key.
"Ada apa?" tanya Adit dingin dan sama sekali tak melihat Key.
"Gue mau ikut mapala," jawab Key dibuat selunak mungkin. Sebenarnya dia heran pada dirinya. Kenapa meskipun takut, tapi setiap kali bercakap bawaannya emosi mulu.
"Ikut aja!" kata Adit sembari berjalan pergi.
"Gue juga mau ikut ke Gunung Gede!" kata Key tak beranjak dari posisinya. Menghentikan langkah Adit seketika.
"Apa?!" tanyanya terkejut diikuti gerakkan menoleh ke arah Key.
Key yang membelakangi Adit pun merubah posisinya menatap balik Adit, "Iya! Gue mau ikut ke TNGGP!" tukas Key.
Adit tersenyum sinis, "Jangan harap!" tandasnya, "Kalau lo mau jadi anak Mapala, lo harus taatin peraturan anak Mapala. Ngerti, lo!" lanjutnya lalu bergerak pergi.
"Tapi...," Key menggantung ucapannya begitu sadar semua akan sia-sia.
"Tapi Dit, dia adiknya Davin. Apa lo nggak bisa, pertimbangin dia?" tanya Riko begitu Adit melintas di sampingnya.
Adit pun menoleh ke arah Riko. "Gue nggak peduli siapa dia. Peraturan tetap peraturan!" jawab Adit dingin lalu pergi keluar.
Key pun menatap kepergian Adit dengan pandangan datar, "Udah gue duga!" gumamnya lalu pergi meninggalkan Riko.
****
Sejak pulang dari kampus, Key tak henti-hentinya mondar-mandir di depan Davin.
Davin yang lelah melihat Key pun menegurnya, "Key!"
"Hem," sahut Key terus saja berjalan kesana-kemari.
"Nggak capek apa, dari tadi mondar-mandir mulu. Kakak aja, yang ngeliatin capek," terang Davin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Climbing Love (Republish)
Romance#1 dalam Gunung [06-08-2019] #2 dalam Persaudaraan [06-08-2019] Key, gadis cantik yang cuek soal penampilan itu tak bisa tidur karena dia dan orang tuanya akan meninggalkan Surabaya. Kota tempat tinggalnya sejak lima tahun terakhir. Kembali ke Jaka...