2

23.8K 562 15
                                    

2. Be My Wife

Keputusan

Langkah kaki Yohana semakin dipercepat, malam sudah menunjukan pukul tujuh. Yohana tidak sabar untuk segera sampai rumah. Wajahnya dihiasi dengan senyuman dan sesekali mulut kecilnya menggumamkan lagu dengan suara pelan.

Tersisa kira-kira sepuluh meter jauhnya dari tempat ia melangkah hingga sampai ke rumah kecil miliknya. Langkahnya semakin riang seiring dengan nyanyian yang ia gumamkan, segera diraihnya pagar dan membukanya.

"Nek...Yohana pulang Nek...!" ucapnya setengah berteriak sambil menutup kembali pagar rumahnya. Lalu dengan senyum lebar Yohana masuk ke dalam rumah. Nenek yang berada di ruang tamu menyambut hangat cucu-nya dengan tangan yang terbuka lebar. Yohana menghambur kedalam pelukan sang nenek.

"Ouh...cucu nenek..." ucap Nenek yang sudah mendekap cucu-nya dan memberi tepukan pelan pada punggung sang cucu.

"Nek, apakah nasinya sudah matang?" Tanya Yohana yang sudah melepaskan pelukan dan berjalan bersama neneknya ke arah ruang makan yang berdampingan dengan dapur kecil.

"Sudah matang dari tadi sayang..." jawab Nenek sambil membelai rambut Yohana penuh kasih.

Yohana menyengir senang. "Siap! Ini aku beli lauk untuk kita makan malam ini Nek." Jelas Yohana sambil meletakan bungkusan plastik yang ia tenteng.

Nenek terlihat memeriksa isi bungkusan tersebut dan mengeluarkannya. "Cap cay?" Nenek sudah mengeluarkan isi dari dalam plastic.

Yohana mengangguk-angguk karena ia sedang minum. "Iya. Ada restoran baru di dekat tempat kerja. Dan harganya masih promo, jadi aku membelinya Nek. Tidak apa-apa kan? Kalau hari ini aku tidak masak." Ucap Yohana sambil memperlihatkan mimik muka memohon dengan mengedip-ngedipkan matanya.

Nenek terkekeh melihat tingkah imut sang cucu "Tidak apa-apa sayang..." lagi Nenek membelai rambut Yohana.

"Terima kasih Nek." Ucapnya kemudian mengecup pipi Nenek.

"Iya...iya..." kembali Nenek terkekeh "Sekarang kamu mandi dulu. Lalu kita sama-sama makan malam ya..."

"Oke." Kemudian Yohana melakukan apa yang diperintahkan sang Nenek.

&

&

&

Terdengar bunyi bell setelah ditekannya tombol bell sebagai penanda adanya tamu yang datang. Waktu sudah menunjukan pukul delapan malam lewat dua puluh menit. Tapi tak mengurungkan niatnya untuk bertamu.

"My brother!" sapa seseorang didepan sebuah pintu apartement yang kini telah dibuka sang pemilik.

"Nuel?!" Tanya seseorang yang membuka pintu apartement nya dengan tidak percaya.

"Kak Gi." Mereka saling berpelukan untuk melepas rindu.

"Wow! Kapan kamu datang?" Tanyanya setelah melepas pelukan mereka dan mengamati dengan sesama sosok yang ada dihadapannya.

"Kemarin." Jawabnya dengan senyuman.

"Kemarin?!" tanyanya dengan mata melebar masih tak percaya. "Kenapa tidak memberi kabar hah?" ucapnya sambil menepuk-nepuk pundak tamu-nya.

"Kak Gideon...jangan keras-keras menepuknya..." keluhnya dengan muka meringis.

Gideon tergelak "Maaf...maaf...aku terlalu tidak menyangka bahwa kamu akan balik ke Indonesia dengan cepat Nuel."

"Apa kak Gi kecewa?" tanyanya dengan mimik muka serius, membuat Gideon menyipitkan matanya mendengar nada yang ada dalam pertanyaan itu.

"Immanuel....?" Gideon mencoba menebak maksud dari pertanyaan yang terlontar untuknya.

Be My Wife (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang