76

7.2K 254 29
                                    

 Selamat membaca teman2. Maafkan typo2 yang ada.

Silahkan dukung Nuel & Hana.

Silahkan tinggalkan komen.

Terima kasih teman2 semua

& & & & & & & & & & & & & & &

76. Be My Wife

Kebenaran.

Hana tersenyum mengingat obrolannya dengan teman-teman saat berada di ruang petugas kebersihan, gedung Gary's Group. Teman-teman yang pernah bekerja bersama Hana. Mereka adalah teman-teman yang baik, menyenangkan, dan apa adanya. Bahkan sampai Hana menjadi istri dari Direktur mereka. Mereka tetap memperlakukan Hana sama seperti dulu.

Hana mengelus perut buncitnya. Usia kandungan Hana sudah lebih dari dua puluh delapan minggu. Bukan perkara yang mudah untuk menjaga kandungannya sampai usia tersebut. Bahkan akhir-akhir ini peristiwa yang ada disekitar Hana sedikit banyak ikut menyita fikirannya. Peristiwa yang berkaitan dengan orang-orang terdekatnya. Tentang percakapan singkat –Mira dan sekretarisnya- yang tak sengaja didengar oleh Hana, sudah tidak difikirkan.

Hana dan suami disibukkan dengan kegiatan mempersiapkan kamar untuk baby mereka yang sebentar lagi akan hadir ke dunia. Mereka juga menyiapkan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan untuk bayi yang baru lahir.

Sengaja Hana tidak menanyakan pada dokter mengenai jenis kelamin baby-nya. Hana ingin menjadikan itu suatu kejuatan. Lagi pula suaminya tidak mempermasalahkan, yang terpenting dia dan baby sehat.

Hana duduk dengan nyaman di sofa. Sekarang ia sedang menunggu suaminya pulang dari meeting dengan perusahaan lain. Hana tahu saat kemarin malam suaminya bercerita tentang kegiatan yang akan dilakukannya esok hari. Seperti biasa Hana tidak memberitahu kedatangannya.

Hana mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan –pemandangan yang sudah sangat Hana hafal- kemudian ia terpaku pada kursi kebesaran sang suami yang berada dibalik meja. Hana beranjak lalu berjalan menuju kursi direktur dan mendaratkan pantatnya di kursi empuk tersebut.

"Kursi direktur benar-benar empuk." Ujar Hana. Hana selama ini belum pernah duduk di kursi yang biasa dipakai suaminya saat bekerja. Pipi Hana merona, ia teringat, sering kali suaminya memangku dirinya saat duduk dikursi tersebut.

Kini Hana memperhatikan meja kerja suaminya. Ada beberapa map yang ditumpuk rapi diatasnya juga ada lembar-lembar kertas tak lupa disusun dengan rapi. Peralatan tulis terletak dibagian sisi kanan meja. Tangan Hana terulur membuka laptop dan menyalakannya. Entah kenapa rasa ingin tahu Hana semakin menggelitik dirinya untuk berbuat seperti itu. Hana tahu itu tidak sopan, tapi bukankah ia istri Immanuel Sanjaya? Lagi pula Hana hanya ingin tahu saja, tidak lebih.

Laptop sudah menyala, Hana menghela nafas kecewa karena laptop suaminya itu dikunci. Hana tidak bisa mematikan laptop itu dengan cara yang legal –menekan tombol shut down-, kalau cara illegal Hana bisa –menekan tombol on off langsung dari keyboard.

Entah kenapa rasa ingin tahu Hana membimbingnya untuk memecahkan password agar laptop bisa terbuka. Hana mencoba memasukkan tanggal lahir suaminya, tapi gagal. Hana memasukkan nama perusahaan, gagal juga. Hana berhenti, ia berfikir kemudian dengan percaya diri ia mengetik apa yang ada difikirannya. Sudut bibir Hana tertarik keatas, matanya berbinar, pipinya merona. Tak percaya jika suaminya bisa bertindak semanis itu.

Laptop terbuka dan menampilkan gambar desktop. Hana tertegun. Gambar desktop pada layar di hadapannya adalah foto-foto dirinya yang diambil dari berbagai sudut, tanpa Hana tahu kapan foto itu diambil. Muka Hana jadi cemberut tatkala ia melihat foto yang berada ditengah-tengah. Foto dirinya sedang tertidur, kembali Hana tidak ingat kapan dia ketiduran dengan pose seperti itu. Dari segala foto-foto dirinya yang cantik kenapa foto itu yang dijadikan center. Walau Hana cemberut tapi hatinya tetap hangat.

Be My Wife (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang