71

6K 230 16
                                    

Maaf telat update. Semoga masih ada yang nunggu.

Selamat membaca.

Jika ada typo maafkan.

Terima kasih teman2 semuanya...

& & & & & & & & & & & & & & &

71. Be My Wife

Mengetahui.

"Mau lagi?" Gideon menyodorkan sebungkus roti coklat pada adik iparnya. Mereka tengah duduk dibangku taman, masih berada di kawasan kompleks perumahan.

Gideon mengajak adik iparnya untuk menemaninya makan malam. Gideon memutuskan untuk makan malam di luar. Hana pun mengiyakan ajakan kakak iparnya karena dilihat kakak iparnya seperti sedang lelah dan...terbeban. Entah apa yang kakak ipar dan Nenek mertuanya itu bicarakan saat berada di ruang kerja pribadi dari sang Nenek. Tapi Hana dapat mengetahui bahwa pembicaraan berjalan kurang baik.

Setelah menemani kakak iparnya makan malam, Hana kembali diantar pulang. Saat mobil Gideon melewati mini market Hana meminta untuk mampir dan membeli roti.

Sebelum sampai ke kediaman sang Nenek, adik iparnya mengajak untuk jalan-jalan di taman. Gideon pun menurut, yang Gideon tahu wanita hamil kadang akan meminta hal yang aneh-aneh karena mengidam. Gideon takut jika permintaan wanita hamil tidak dituruti maka anak yang dilahirkan akan ileran. Gideon tidak mau kalau keponakannya ileran.

Yohana tersenyum malu-malu sambil menerima sebungkus roti yang disodorkan padanya. Yohana sudah menghabiskan dua bungkus roti sebelumnya. "Terima kasih."

Gideon tersenyum melihat tingkah malu-malu adik iparnya.

"Bagaimana perkembangannya?" tanya Gideon memperhatikan perut buncit adik iparnya.

Hana mengelus perutnya "Bersyukur. Baby-nya sehat Kak." Hana menjelaskan dengan senyum merekah.

"Boleh...aku sentuh?" tanya Gideon tak melepaskan tatapannya pada perut Yohana.

Yohana beringsut mendekat ke kakak iparnya "Tentu Om Gideon." Ucap Yohana dengan manis seperti anak-anak.

Gideon meletakan telapak tangannya ke perut Yohana menggerakannya dengan teramat pelan. Tangan Gideon terasa bergetar, Yohana dapat merasakan. Yohana melihat kakak iparnya tengah tersenyum.

Gideon terkesiap. Telapak tangannya sedikit terangkat dari perut Yohana.

Yohana terkekeh melihat ekspresi Gideon yang terkejut. "Si baby kasih salam buat Kak Gi. Tahu kalau Om-nya yang elus." Ujar Yohana. Baru saja baby-nya menendang membuat Gideon terkejut. Sekarang ekspresi terkejut Gideon berubah jadi tatapan kagum.

Gideon kembali menyentuh perut Yohana dan mengelusnya. Gideon tersenyum kagum saat kembali dirasa keponakannya itu menendang walau dengan gerakan yang lebih lembut.

Yohana bersyukur setidaknya untuk saat ini kakak iparnya dapat sejenak melupakan bebannya.

"Aku harap kalian sehat." Gideon menatap Yohana dengan penuh kesungguhan. "Yoh." panggil Gideon dan Yohana menunggu kakak iparnya itu meneruskan kalimatnya. "Jika nanti kamu mengetahui apapun. Aku ingin kamu tetap percaya pada Nuel. Percayalah pada suamimu." Yohana melihat keseriusan dimata kakak iparnya, Yohana mengangguk mengiyakan permintaan kakak iparnya. Walau pun Yohana tidak tahu maksud dari ucapan kakak iparnya. Setelah Yohana mengangguk raut wajah Gideon terlihat lega.

&

&

&

"Haduh! Gimana sih jalan kok enggak lihat-lihat. Sekarang malah nyeloyor terus enggak berhenti buat minta maaf atau buat bantu. Dasar!"

Be My Wife (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang