Be My Wife (Complete)

64

Aku : "Aku update. Ada yang nunggu aku enggak ya?"

Teman2 : "Enggak ada. Bukan nunggu kamu. Tapi kita nunggu Nuel dan Hana."

Aku : "Ya sudahlah...kalau teman2 nunggu Nuel dan Hana. Aku rela asal kalian senang."

Selamat membaca teman2...

Maaf kalau absurd. Maaf kalau ada typo, tolong koreksi juga.

Terima kasih teman2 semua...

& & & & & & & & & & & & & & &

64. Be My Wife

Kado.

"Ha ha ha ha ha..." Gideon tertawa lepas setelah mendengar cerita dari adik iparnya. Betapa menggelikan bahwa adik iparnya itu mudah sekali dikelabuhi atau boleh dibilang dikerjai, sampai dua kali.

"Ennik benar-benar berakting layaknya seorang aktris top!" Yohana memuji akting Ennik dengan muka malas mengingat kenangan yang diberikan Ennik padanya. Dengan santai Ennik dan yang lain menjelaskan bahwa itu bagian dari upacara penyambutan, selamat datang, perkenalan dan juga ulang tahun.

"Dan Kak Gi juga akan mengingat bagaimana rasanya pipi Kak Gi perih." Nuel yang duduk disamping istrinya –dengan tangan kiri setia bertengger dipinggang sang istri- berujar santai sambil bersandar disofa. Yohana meringis –merasa bersalah- menoleh ke kanan menatap wajah suaminya, tangan kanannya terangkat untuk mengelus pipi kiri suaminya yang dulu pernah ia tampar.

Nuel menegakkan punggungnya, diraihnya tangan istrinya yang tengah mengusap pipinya, digenggamnya. Nuel merapatkan diri dibelakang tubuh istrinya, meletakkan dagunya di atas pundak istrinya. "Maaf..." lirih Yohana. Nuel menggeleng pelan sambil tersenyum, kemudian mendaratkan bibirnya ke pipi kanan istrinya –yang masih menoleh kearahnya- memberikan kecupan disana.

"Jangan macam-macam di ruanganku." Gideon memperingatkan mereka.

Saat ini memang Nuel dan Hana sedang berada di ruangan milik Gideon, ini jam makan siang. Hana membawakan makan siang untuk suaminya. Ia tidak menemukan suaminya itu di ruangan kerja pribadinya, dan Bima memberitahu bahwa atasannya sedang berada di ruangan Gideon.

Ketiganya makan bersama dengan lauk pauk dan sayur yang di masak oleh Yohana. Setelah selesai mereka saling bercerita, menunggu jam makan siang selesai.

Pipi Yohana sudah merona ia jadi salah tingkah karena merasa tidak tahu tempat untuk bermesraan. Salahkan suaminya yang menyeretnya dalam situasi tersebut. Yohana bergerak –menyikut pelan perut suaminya- untuk memperingatkan suaminya tanpa banyak kata, tapi suaminya itu seakan tidak peduli.

Nuel dengan santai meletakan dagunya lagi –sebelumnya ia mengecup juga tengkuk istrinya- dipundak sang istri. Membuat Gideon menatap pias –sambil mendengus- dengan pandangan tak percaya pada pasangan di depannya yang tetap mengumbar kemesraan dihadapannya.

"Kak Gi jadi mencari guru bahasa Mandarin?" tanya Yohana untuk mengalihkan perhatian kakak iparnya yang mungkin sebentar lagi akan mengusir mereka, karena wajah iparnya terlihat jengah. Yohana bertanya juga untuk mengulur waktu. Ia sedang membereskan peralatan makan yang tadi ia bawa –dengan tetap menahan berat badan suaminya yang masih merangkulnya dan bersandar dibelakangnya- sebelum benar-benar diusir.

Gideon terlihat berfikir. "Ya. Kemungkinan besar aku akan tetap mencari orang untuk memberi pelajaran bahasa Mandarin pada karyawan yang khususnya menangani kerja sama dengan XingFu Company. Ada apa Yoh?"

"Aku punya kenalan. Dia pintar bahasa Mandarin. Aku ingin Kak Gi bertemu dengannya." Yohana menjelaskan dengan riang dan bersemangat. Gideon mengiyakan untuk bertemu dengan kenalan adik iparnya. Sedangkan Nuel tersenyum mengamati istrinya yang bersemangat –dagunya masih setia berada dipundak istrinya- kemarin istrinya cerita bahwa kenalannya itu butuh uang dan istrinya ingin membantunya. Nuel sembari tersenyum mengacak pelan puncak kepala sang istri yang tengah membereskan peralatan makan mereka tadi. Gideon beranjak dari duduknya menuju kursi kebesarannya, meneruskan pekerjaan, serta meninggalkan pasangan yang tak tahu diri bermesraan di ruangannya. Tapi Gideon tetap tersenyum melihat pasangan tersebut, dan berdoa yang terbaik untuk mereka.