#8

155 10 5
                                    

" You are leaving me in peace, turning me to pieces "
-
Monday,27 November 2017
-
7.50 WIB
Waktunya pelajaran Penjaskes. Aku berjalan menelusuri koridor sekolah menuju lapangan indoor. Menulusuri tiap-tiap ruang di bangunan sekolah ini sebenarnya menjadi kebiasaanku, tapi setiap bangunan di sekolah ini, ada saja yang bersangkutan dengan kau.

Sekitar 20 meter lagi aku sampai ke tempat tujuanku. Lapangan Indoor. Tiba-tiba ada yang menghentikan langkahku. Seorang laki-laki tinggi menjulang. Ah, ternyata Si 182--sebut saja begitu-- dia mencekal pergelangan tanganku paksa sambil membawaku menuju tangga dekat lapangan indoor. Aku bingung apa yang terjadi sebenarnya.

"Saya jatuh sama kamu" Si 182 berbicara to the point.

Aku tak mengerti apa maksudnya Si 182 berkata seperti itu. Diam seribu bahasa aku dibuatnya. Menarik nafas panjang sambil mencoba menjernihkan pikiranku. Hanya tanda tanya yang ada di benakku saat ini. Aku rasa, aku tidak pernah berbuat lebih kepadanya. Hanya teman.

"Tapi saya nggak minta kamu untuk jatuh sama saya" balasku.

"Saya mau kamu" ucap Si 182.

"Kasih saya satu alasan untuk saya menerima kamu!" Balasku dengan raut bingung.

"Karena udah cukup saya lihat kamu sakit karenanya!" Jawabnya cepat.

Aku tercekat dengan perkataan Si 182 yang membuatku terkejut. 'Is he know ?,how ?' ucap hatiku bersuara. Aku bukan tipe orang yang sering mencurahkan isi hati kepada orang-orang, ya mungkin bisa di bilang aku ini seorang yang introvert.

"How do you know?. Sorry, I'm not worthy of you yet.." aku kembali bersuara.

"Is not your business. Belum, berarti akan!"

"Nggak selamanya yang belum berarti akan" ucapku jelas dan segera pergi meninggalkannya, meninggalkannya tanpa kepastian.

Mungkin ini terlalu berlebihan. Kenapa? Karena ini pengalaman yang pertama bagiku, maaf aku bukan ahli dalam penanganan mengenai hal ini.

Menurutku Si 182 pantas mendapat yang lebih baik dariku. He deserve better. Tapi aku mempertimbangkan apa yang dikatakan Si 182, 'dia tersiksa karena aku sakit karenanya'. Akulah Si Egois yang diperbudak cinta. Cinta buta.

Regret? Maybe later, Because Regret is always at the end.


rendezvouz [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang