"Bila ketiadaanmu bukan masalah, kehadiranmu bukan apa-apa"
-
Sunday, December 31 2017
-
Hari ini cukup berarti bagiku, karena tepat setahun percakapan itu terjadi. Antara kau dan aku. Percakapan yang sebenarnya tak berarti kalau di baca. But there is a sense behind it all.Ya, itu terjadi 2 jam sebelum tengah malam. Malam pergatian tahun. Pembahasan yang tidak masuk akal sebenarnya. Berawal dari Story di akun instgramku, siapa yang tak tahu instagram. Terlihat kau membalas Story-ku itu.
Awal percakapan dimulai dengan kau membenarkan apa yang aku buat di Story tersebut. Aku membuat story tentang bagaimana seorang manusia pada zaman sekarang bertingkah, ya intinya seperti itu. Aku hanya menjawab dengan 'iya' saja, tidak lebih.
Topik yang tidak relevan terjadi, pembahasan awal sampai akhir sangat berbeda. Mulai dari membicarakan film, teknologi, konspirasi teori, hingga kau dan aku berdebat tentang teori bumi datar. Sampai akhirnya kau menyerah atas argumenku yang membuatmu diam.
Sampai akhirnya pertanyaan yang tak relevan dari topik-topik sebelumnya pun terjadi. Pertanyaan yang menurutku kebih privasi. Kau bertanya padaku tentang dia. Ya dia. Skakmat. Stuck aku di pertanyaan yang kau buat itu.
Aku kembali bertanya padamu 'maksudnya?', karena aku masih bingung dengan pertanyaan abu-abumu itu. Lalu kau menjawab, maksudmu adalah parasnya, sikapnya, ya dan semacamnya.
Oh, sebenarnya aku hanya berpura-pura bertanya, untuk memastikan benar atau tidak yang kau tanyakan padaku itu tentangnya. Aku menjawab, bahwa aku tidak terlalu dekat dengannya jadi hanya asumsi-asumsi mendadak yang aku berikan.
Aku kembali mengajukan pertanyaan. Pertanyaan tentang alasan kenapa kau bertanya pendapatku tentangnya. Dan jawabanmu membuatku sedikit bingung. Kau bilang, kau mencoba untuk bangkit dari 'sesuatu'.
Kau hanya bilang 'sesuatu' itu yang buatku bingung, tapi itu privasi seseorang jadi aku tidak bertanya lebih. Ternyata kau meneruskan topik pembicaraan 'sesuatu' itu, kau bilang ada seorang perempuan yang membuatmu percaya tentang love at first sight.
Aku bertanya-tanya dalam hati 'Seberapa berhagakah sosok perempuan itu, sampai-sampai harus bangkit dari perempuan itu?'. Dan selanjutnya kau bilang bahwa sosok itu sangat berarti bagimu. Aku bertanya dengan hati-hati tentang alasan kenapa tidak kau bilang saja pada perempuan itu atas perasaanmu.
Dan jawabanmu membuatku terkejut. Kau bilang bahwa dia hilang bak ditelan segitiga bermuda,dan kau bilang tidak tahu nama ataupun wajahnya secara pasti. Dari bahasa kalimatmu aku tahu bahwa kau sangat merasa kehilangan sosok itu.
Percakapan berakhir disitu. Tidak relevan kan. Aku harap kau juga seperti itu saat aku tidak dalam radiusmu.
Siapakah orang itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
rendezvouz [SELESAI]
قصص عامةHarus berhati-hati dengan pikiran logis dan perasaan hati. Itu yang harus dijalani Rinjani Satyarana Kinnas dalam proses melupakan seorang laki-laki, Aksara L. Agara Putra yang merupakan cinta lama dan pertama Rinjani. Di sisi lain ada seorang laki...