Unspoken feelings are Unforgettable
-
September 2020
-
Hai, sudah lama aku tak menulis lagi. Terakhir aku menulis, waktu itu saat aku merelakan seseorang. Sumpah, aku sudah rela, ikhlas lahir dan batin.Kota yang tak pernah tidur. Jakarta. Hingar bingar suasana kota ini telah menjelma menjadi kesunyian. Entah mengapa ada perasaan yang masih mengganjal sampai saat ini.
Apa ini tentang dia?.
Tidak, aku sudah membaik semenjak kejadian itu. Tak perlu waktu lama aku melupakan kejadian itu. Mau bagaimana pun itu hanyalah cinta monyet yang tak perlu dihiraukan kehadirannya.
Membaik karena seseorang. Aku sangat berterima kasih atas kehadiran seseorang ini. Semenjak kejadian malam itu, aku bisa lebih menerima kenyataan.
Studiku disini akan segera berakhir. Saat ini aku sedang menunggu skripsiku di terima. Setelah dari sini aku berencana melanjutkan studiku di negara impianku. Semoga aku diterima disana. Amin.
Negara itu. Ah, indah sekali. Disana bak negri dongeng di kehidupan nyata. Desanya, arsitektur bangunan serta lingkungannya.
Oh, ya. keluar dari topik, Omong -omong tentang trauma healing. Setelah pulang dari Bogor,aku memutuskan untuk pergi mengasing ke rumah Bibinya 182 di Ambon. Ya, saran darinya adalah agar aku pergi mengasing ke rumah bibi-dari pihak ayah-nya Ke kepulauan Banda. Disana aku banyak menghabiskan waktu untuk meditasi. Suasana disana sangat nyaman dan sunyi. Jauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Tidak seperti Jakarta ini.
Kamu itu satu,
Takkan lekang oleh kerasnya waktu
Menjelma menjadi angin segar yang aku suka kehadirannyaKamu itu indah,
Parasmu takkan luntur termakan usia
Hadirmu abadi seperti pohon di bukit sinaiKamu itu kamu,
Pengaruhmu sangat kentara dalam lika liku hidupku
Persona bijaksana menjadi sifat dibalik topeng dinginmuKamu itu ada,
Perwujudan insan yang jarang di jumpai
Yang hadir mengisi kekosongan hatiSekali lagi,
kamu itu ada.
Sama seperti perasaanku,
Tidaklah nyata, tapi adaSebut saja itu dengan sajak panjang yang kubuat sebelum senja menghilang ke tempatnya bersemayam. Tercipta saat senja berada di palung laut. Berpamitan pada langit yang telah mempersilahkannya bertahta sejak pagi hingga sore.
Tak lagi aku mengungkit tentang 43. Dia dalam konteks diatas berbeda. Aku rasa aku telahenemukan pengganti 43. Tak lagi mencintai dalam diam. Tapi aku hanya menjaga dia dalam ketaatanku.
Aku memang belum mempercayaimu, biarkanlah aku mempercayaimu disaat kau benar-benar mempercayai-Nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
rendezvouz [SELESAI]
General FictionHarus berhati-hati dengan pikiran logis dan perasaan hati. Itu yang harus dijalani Rinjani Satyarana Kinnas dalam proses melupakan seorang laki-laki, Aksara L. Agara Putra yang merupakan cinta lama dan pertama Rinjani. Di sisi lain ada seorang laki...