#3

415 18 0
                                    

"i'm truly fine"
-
Friday, October 20 2017
-
Kaku. Kata yang cocok untuk mendeskripsikan sebegitunya kau. Tak perlu sebuah kalimat untuk mendeskripsikan kau. Mengapa? Karena terlalu menyita waktu berhargaku.

Hampir 3 tahun aku mengenalmu. Dan selama tiga tahun itu, tidak ada perbincangan yang berarti diantara kau dan aku. Entahlah, aku rasa memang tidak ada topik yang harus dibicarakan atau aku yang terlalu berharap?.

Pelajaran yang paling mendalam sampai ke hati adalah Bahasa Indonesia. Bab 4 tentang musikalisasi puisi semester pertama, masih ingat jelas aku dengan pelajaran itu.

Hal yang paling menyenangkan adalah bebas mengekspresikan perasaan secara tidak langsung lewat puisi yang dibuat sendiri. Terlebih lagi ada kau yang menjadi inspirasiku. Selalu.

Menjadikan puisiku sebagai perantara penyataan perasaanku padamu. Entah kau tahu atau tidak. Masa bodo dengan itu. Pernyataan yang mungkin kau hiraukan dan kau anggap hanya gurauan semata.

Kau tahu?, Aku melihatmu dengan tangan bertopang dagu. Memikirkan teruntuk siapa puisimu itu. 'apa untuk dia?' tanya hatiku bersuara. Aku melihat banyak coretan di bukumu. Dan disitu aku tahu kau bekerja keras untuk itu.

Sepuluh menit berlalu. Waktunya habis. Kau maju kedepan dengan tangan bergetar. Dan mulai membacakan puisimu.

-


Aku Bukanlah

Aku bukanlah...
Seorang yang pandai dalam masalah merangkai kata dan menjadikannya puisi yang sedap di dengar.

Aku bukanlah...
Seseorang yang oaham tentang seluk beluk cinta, seperti pandai besi yang tak mematahkan besinya.

Alu bukanlah...
Seorang penyair yang bisa menyairkan setiap perasaannya hingga menghanyutkan hati para pendengarnya.

Tapu disini aku mencoba untuk yang terbaik,

Menyiksa lembaran kertas dengan pena yang enggan mengeluarkan tinta hitamnya.

Menyitratkan perasaan yang ku harap bisa mengundang atensimu.

-

Masih ingat jelas aku tentang puisimu itu. Puisi yang bagus. Di situ terlihat jelas olehku pandanganmu hanya terfokus oleh satu objek. Dia. Disaat aku memandangmu dengan harap. Ah sudahlah.

Saat itu aku berpikir dua kali. Masihkah harus aku jatuh padamu. Jatuh cinta atau jatuh karena cinta. Maaf saja, aku bukan ahli tentang masalah percintaan.

Apa aku lelah jatuh padamu?

rendezvouz [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang