Alles Neu

51 6 5
                                    

30 days and nothing change yet, Di hitung dari gue menginjakkan kaki di sini. 27 hari sebelum hari ini gue lewatin di pulau pribadi. Wait, bukan pulau pribadi secara harfiah tapi kasur. Jetlag parah gue.

Sekarang gue udah ada tepat di depan gerbang kampus baru gue. Yah, bakal liat ini gerbang terus selama beberapa tahun. Oh, iya gue disini ngambil jurusan Design Interior. Sama kayak jurusan gue sebelumnya.

Niat ngabur kesini udah dari lama, jauh sebelum kejadian itu. Dari jaman gue SD udah mimpi mau kesini. Niat awal bukan kuliah tapi gue mau gupak di Plitvice. Padahal Plitvive di Kroasia bukan di Austria, maklum anak sd nggak bisa bedain.

Dulu gue jiwa petualang banget, pulang sekolah bukan tidur siang tapi malah mancing di kali depan komplek, manjat pohon jambu depan rumah cuma buat ngeliat motor yang lalu lalang. Penting banget kan, tapi gue bersyukur pas kecil kayak gitu karena gue gasuka di cap "Mental Tempe", tapi Ayah gue sendiri yang bilang gue itu jiwa mental tempe.

Gara-gara gue segan ikut persami karena takut pas waktu kelas 3 SD. Dari situ gue termotivasi biar nggak di cap Mental Tempe lagi.

-

9:00 A.M Waktu Salzburg

Gue mutusin buat ke pesrpustakaan kampus dulu, karena kelas gue baru mulai jam 11. Kalo dulu pas masih SMA gue lumayan sering nyolong-nyolong bolos kalo sekarang telat aja udah berasa di drop out.

"Woi Jan!, Lo gue cariin kemana aja?. Prof. Botak manggil lo tau." Tiba-tiba​ Dhisa datang dengan suara tong kosongnya–nyaring/cempreng– padahal dia sadar betul kalau ia sedang berada di Perpustakaan.

Oh ya, kenalin ini Dhisa. Adhisa Tripatika. Gue kenal dia sebenarnya udah lumayan lama, gue pertama kali ketemu dia di Indonesia. Gue kenalan waktu dia beli cilok depan SMA lama gue.

Jadi, ceritanya gini. Awal mula gue mau beli cilok sepuluh ribu, banyak  tuh. Eh ternyata udah abis diborong sama Dhisa. Gue nggak terima karena cilok Bang Adin gue bm udah dari lama. 5 jam yang lalu pas istirahat.

Yaudah, bete lah gue disitu. Tapi ternyata​ si Dhisa baik banget ngasih gue setengah dari ciloknya. Udah gitu aja sih ceritanya gue bisa kenal sama Adhisa. Penting banget kan, nggak menarik juga.

Kalau ditanya first Impression gue ke dia itu ini anak kayaknya kalem, baik, diem-diem tai kucing gitu, ternyata setelah bertahun-tahun ​kenal sama makhluk ini semua dugaan gue salah. Anaknya sebelas dua belas lah sama gue. Receh?,Banget. Urakan?, Bukan dia kalo nggak kayak gitu. Rame?, Jangan ditanya, Spesialisnya.

"Hoaaammm, ah elah Si Botak ganggu gue aja. Dimana?"

"Di Jonggol."

"Serius gue, Dhis!"

"Ya di markas besarnya dia lah, Jan."

"Oke oke. Gue cabut dulu, Bye!"

"Bye. Hati-hati kesandung"

Gue berdiri dari posisi enak tadi dan meluncur ke Markas Besar Prof. Munich.

-

"Rinjani, warum bist du so lange. Ich warte schon lange auf dich, bitte setz dich" *1 itu adalah kalimat pertama yang gue denger setelah sampai di markasnya.

Di Austria bahasa resminya adalah Bahasa Jerman, Hongaria, dan Slovenia. Nah, masalah gue adalah gue belum begitu bisa berbahasa jerman. Gue paham apa yang mereka omongin tapi gue nggak bisa ngomong lancar.

"Sorry Prof. Munich" alhasil gue jawab pakai bahasa inggris aja.

"Weißt du warum ich hier angerufen habe?" *2 Gue cuma menggelengkan kepala tanda ketidaktahuan. "Repeat courses maybe? Or is my value bad? " Jawab gue menduga-duga.

"Nein, du bist ein internationaler Student aus Indonesien und deshalb habe ich einen Auftrag für dich."*3

Duh, tugas apa lagi nih. Belum lama gue di kasih tugas garisin tepian koran dan harus koran hari itu terbit dikumpulin hari itu juga. Keren. Dosen gue tercinta.

"What job is the professor ?, line the edges of the newspaper again? "

"Du lachst mich, Rinjani?!" *4

"Nein, Professor"*5

" Ihre Aufgabe für zwei weitere Monate ist es, durch Indonesien zu reisen und nach Einzigartigkeit aus dem Gebiet der Gegend, die Sie besuchen, zu suchen. Sie beruhigen nur alle Kosten werden getragen."*6

"Professor, but why should I? There are still many international students here ..."

"Weil andere sich weigern"*7

'Jadi ceritanya gue sisaan gitu. Alternatif?.'

"Okay professor"

-

Setelah akhirnya gue kalah dari Si Botak, gue menerima tugas dia dengan sangat-sangat hati. Sehabis gue dari markasnya Prof. Munich, gue langsung pulang ke Rumah Ranu.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

'Kok suara laki-laki, Ranu bilang ke gue, dia nginep di tempat temennya' gue bersuara dalam hati.

Gue masuk dengan langkah pasti ke bagian ruang tamu dan voila ternyata dia.

"Hah!, Kok lo!" Tanda kekagetan gue.
-
*1."Rinjani, kenapa lama sekali, saya sudah lama menunggumu, silakan duduk."

*2."Apakah kamu tahu kenapa saya panggil ke sini?"

*3."Tidak, kamu adalah siswa internasional dari Indonesia dan karena itu saya punya tugas untuk kamu."

*4."Kamu menertawakan saya, Rinjani!"

*5. "Tidak, Profesor"

*6." Tugas kamu untuk dua bulan lagi adalah keliling indonesia dan mencari keunikan dari setiap daerah daerah yang kamu kunjungi. Kamu tenang saja semua biaya akan ditanggung."

*7. "Karena yang lain menolak"

rendezvouz [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang